Chapter 3

97 9 6
                                    

Dev memasuki ruangan barunya, seluruh anggota tim kembali ke meja kerja masing-masing.
Kei dan Thania yang meja kerjanya bersebelahan juga kembali bekerja seperti biasa.

"Kei. Manager baru kita cakep ya" bisik Thania
"Lu tau nggak, gue kirain doi klien baru kita karna di lift kita barengan" jawab Kei bersemangat
"Lu beduaan doang sama doi di lift?" tanya Thania penasaran
"Iya, waktu gue mau tekan tombol naik doi ga sengaja nimpahin tangan gue" jawab Kei lagi sambil sibuk menyalakan komputernya.
"Seriusan lu? Wah gue kalah selangkah nih" balas Thania sambil memukul pelan meja kerjanya.
"Apaan sih lu. Ya mungkin doi ga liat gue kalo gue udah tekan tombol naik sebelumnya" jawab Kei ketus.
"Iye. Santai aja dong mba" Thania mencolek pipi Kei.
"Udah gih sono kerja lu kerja. Gosip mulu" Kei tertawa kecil kearah Thania.

Keadaan kembali sibuk seperti hari biasanya, semua anggota tim fokus pada kerjaan masing-masing. Sementara diruangan barunya, Dev terlihat masih canggung untuk menata seluruh dokumen lama yang harus dipelajarinya terlebih dahulu. Banyak file menumpuk dimeja kerjanya dan tak tahu file mana yang lebih dahulu harus dibukanya. Dengan sengaja Dev membuka jas abu-abu nya dan digantungnya di kursi, postur tubuhnya sekarang terlihat sangat jelas dengan kemeja putih yang dikenakannya. Perlahan keringatnya mulai membanjiri dahinya, ia merasa sesak dengan semua file yang ada dihadapannya. Dilonggarkannya dasi hitamnya dan dilepaskannya kancing teratas kemejanya, lalu berjalan membuka tirai ruangan kerjanya yang hanya dibatasi oleh kaca dengan ruangan anggotanya.

Beberapa pasang mata mulai mengarah ke ruangan Dev, dan melihat jelas apa yang sedang terjadi didalamnya. Diantara mereka mulai saling berbisik membincangkannya, sementara Kei dan Thania yang sedari tadi sibuk dengan komputernya mulai terganggu dengan ocehan anggota tim nya itu.

"Gile. Cakep banget sih pak Dev" bisik salah satu karyawan wanita
"Idamanku" tambah salah seorang lagi
"Posturnya menggoda cyin" teriak wanita dipojok kanan ruangan
"ada apa sih Than?" tanya Kei pada Thania dengan wajah bingung melihat tingkah teman-teman wanita sekantornya.
"Lu liat pemandangan indah didepan lu" jawab Thania dengan nada lemah, matanya tak berhenti menatap kearah ruangan yang ada dihadapannya.
Kei mengalihkan pandangannya, dilihatnya seorang bertubuh atletis diruangan itu sedang membolak-balikkan file biru yang ada ditangannya.
"Ganteng banget kan Kei" Thania menyentuh pundak Kei sambil menggigit bibir bawahnya.
"Biasa aja. Lu kaya gapernah liat cowo ganteng deh ah" jawab Kei menggerutu.
"Ini tu beda. Gentengnya maximal" Thania menjawab dengan suara lantang
"Set dah, ni bocah ngapa ya. Segitunya banget, udah ah gue banyak kerjaan. Gue kirain tadi ada apaan buang-buang waktu gue aja cuma liat yang begituan doang" Kei kembali fokus dengan komputernya.
"Awas aja lu kalo sampe jatuh cinta sama pak Dev " Thania berbisik ketelinga Kei.
"Dih. Ya kagalah, dia bukan tipe gue" Jawab Kei ketus, sambil menenguk segelas air yang ada diatas meja kerjanya.
"Oke. Kita lihat aja ntar" balas Thania seolah dia yakin Kei akan goyah dengan kata-katanya.
"Iye" jawab Kei mantap.

Sementara didalam ruangan Dev masih sibuk dengan file-filenya sampai dia lupa waktu jam makan siang sudah tiba. Salah satu anggota tim menghampirinya dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Dev keluar dari ruangannya dan melihat seluruh meja anggotanya sudah kosong.

"Dimana mereka semua?" tanyanya pada lelaki yang mengusik konsentrasinya itu.
"Ada dikantin pak. Katering kantor ada disana pak, jadi semua karyawan dan bos makannya disana pak. Mari pak saya antar kesana" jawab lelaki itu santai.

Dev mengikuti langkah lelaki yang terlihat berumur 25 tahun itu. Mereka mengarah ke lift dan turun ke lantai dasar. Sesampainya dikantin mereka bingung harus duduk dimana, karena hampir seluruh meja terisi penuh. Untuk menghemat waktu mereka terlebih dahulu mengambil makanan yang sudah disediakan ditempat itu. Setelahnya Dev dan lelaki yang bersamanya itu mulai mencari meja untuk mereka bisa dengan nyaman menyantap makan siang yang ada ditangannya. Dev mulai celingukan memperhatikan setiap sudut ruangan itu dan matanya berhenti pada meja nomor 30. Terlihat dua orang wanita sedang melahap makanan mereka sambil sesekali bercengkrama dan tertawa, tersisa dua kursi kosong dimeja itu. Dengan cepat Dev menarik tangan lelaki yang sedari tadi masih disampingnya, dan menghampiri meja nomor 30 itu.

"Boleh kami ikut gabung disini?" Dev menyapa dua wanita itu dengan senyum ramah.
"Oh dengan senang hati. Silahkan pak" Jawab salah satu wanita itu dengan senyum sumringah.
"Ah ela elu Than, Kei. Gue kirain siapa" Balas lelaki yang datang bersamaan dengan Dev itu, sambil menarik kursi kosong yang ada dihadapannya lalu duduk dan menikmati makan siangnya.
Sementara Dev juga melakukan hal yang sama.

"Oh ya. mereka ini anggota di tim kita juga pak" lelaki itu mencoba mengingatkan Dev.
"Iya saya ingat" jawab Dev sambil melahap makanannya.
"Nama kamu siapa ya? Maaf sepertinya saya harus kembali menyapa satu-persatu anggota di tim kita agar saya dapat mengingat nama semua anggota" tanya Dev pada wanita yang sedari tadi berubah menjadi pendiam sejak kehadiran mereka duduk bersama dimeja itu.
" Em, nama saya. Keinara pak" jawabnya terbata-bata.

"Keinara. Nama yang bagus, oh ya kalo saya tidak salah kamu yang tadi pagi di lift bukan? Tanya Dev memastikan.
"Eh. Em, iya pak" Kei menunduk dan mengalihkan pandangannya.
"Dan kamu? Nama kamu siapa" Dev menunjuk kearah Thania.
"Saya Grethania pak, anak-anak biasa panggil saya Thania pak. Nah kalo temen saya ini biasa dipanggil Kei pak" jawabnya dengan mata berkaca-kaca, sambil merangkul pundak Kei.
"Kei, Thania. Terimakasih sebelumnya sudah bersedia untuk berbagi satu meja dengan kami. Silahkan kembali melanjutkan makan siangnya" jawab Dev dengan senyum manisnya.

Mereka makan dengan teratur, terlihat Dev sangat tertib dan tanpa suara melahap makanannya. Menu makan siang yang dipilihnya kali ini adalah salad dan juga beberapa potong buah di piring terpisah. Dev sedang dalam program menjaga agar tubuh atletis yang sekarang dimilikinya itu tetap bugar dan bebas dari lemak jahat. Di sisi lain tanpa mereka sadari beberapa wanita yang berlalu lalang dari meja tempat mereka makan berdecak kagum saat melihat Dev dan tak jarang dari antara mereka melemparkan senyum nakal kearah Dev. Bahkan diantara mereka juga ada yang menyangka Dev seorang model dan memintanya untuk berfoto dengan mereka. Dev terlihat kewalahan menuruti setiap permintaan wanita yang ingin berkenalan dengannya, dan akhirnya makan siangnya pun terabaikan. Baru satu hari berada ditempat itu, popularitas Dev sudah meningkat dengan sendirinya. Sementara Kei dan Thania yang sedari tadi memperhatikan kejadian yang ada dimeja makan itu hanya terdiam membisu, mereka berdua memutuskan untuk beranjak meninggalkan meja makan yang mulai dipadati oleh beberapa karyawan wanita yang juga bekerja digedung itu, dan kembali keruangan kerja mereka.

" Gila ya pesona pak Dev itu emang sesuatu banget" Pekik Thania dengan wajah yg terkesan setelah melihat kejadian di kantin.
" Em. Iya" jawab Kei singkat.
"Keinara. Nama yang bagus. Ciyee, namanya dipuji sama Mr. Handsome" Thania meledek Kei dan mempraktekan bahasa tubuh Dev saat sedang menyampaikan pendapatnya tentang nama Kei.
"Lebay" Jawab Kei dengan nada kesal, pipinya mulai memerah.
"Ciyee yang malu-malu disapa Mr. handsome. Eh btw doi udah punya pacar belum ya? Atau jangan-jangan udah menikah lagi" seru Thania lagi dengan nada lesu.
" Ya mana gue tau. Lu tanya aja sendiri" jawab Kei ketus dan tetap fokus berjalan dilorong menuju ruangan kerjanya.
Mendengar jawaban dari Kei, Thania pun mempercepat langkahnya mendahului Kei dengan wajah kesal.

*****

Semusim BerlaluWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu