05 ▪ Bertengkar Lagi

4.9K 927 105
                                    

Setelah sore itu, Karin jelas bisa merasakan kalau ada jarak lebar yang membentang di antara dirinya dan Aji. Terasa lebih lebar dari sebelum pertengkaran mereka itu. Sekalipun kadang masih bertukar kabar lewat chat, Karin tahu kalau itu hanya bentuk kebiasaan yang sering mereka lakukan sebelum pembahasan Avram dan keputusan backstreet yang selalu disinggung Aji.

Pernah Karin ingin memulai pembahasan soal pemicu jarak mereka, tapi Aji seakan sudah berusaha mengubur dan tak ingin mereka kembali bertengkar. Aji yang berusaha tetap seperti saat mereka baik-baik saja, jelas membuat Karin merasa tak nyaman. Karin merasa aneh karena seperti ada yang mengganjal di hatinya.

Dan semua itu membuat Karin tak nyaman. Tetap menerima perhatian dan kebaikan Aji, di saat dia tahu bahwa hubungan mereka sedang tak baik-baik saja. Rasanya aneh. Namun, melihat kalau mereka bahkan jarang memiliki waktu berbicara berdua, Karin tahu bahwa lebih baik menunggu waktu yang lebih tepat nantinya.

Karena sungguh, Karin tak ingin kehilangan Aji. Apa pun yang terjadi, Karin selalu meminta dalam hati dan pikirannya, bahwa bertahan bersama Aji adalah hal terbaik yang harus dilakukannya. Sebab Karin sadar bahwa Aji sudah cukup jauh merasuk ke dalam hatinya. Aji sudah memengaruhi perasaannya, sampai titik tak bisa membayangkan jika cowok itu lelah dengannya.

Hanya saja, Karin juga masih belum memiliki keberanian untuk jujur. Karin masih terlalu takut jika alasan yang diungkapkannya nanti, bisa membuat dua orang yang disayanginya berakhir memilih pergi.

Rasanya, Karin mulai tak percaya kalau dirinya bisa berada pada posisi tak menyenangkan seperti ini. Dulu Karin pikir, masa SMA-nya hanya akan terisi kegiatan rutin sekolah lalu bimbel tambahan di berbagai tempat untuk bisa menggapai mimpinya sebagai dokter yang hebat. Nyatanya, semua memang tak sesuai bayangannya. Walau Karin tak menyesali itu semua, tapi rasanya sedikit sulit berada di posisi seperti sekarang.

Giva
Rin, hari ini gue nginep
tempat lo lagi yaa

Kening Karin sedikit mengernyit saat membaca chat itu. Mengingat katanya kalau sore ini Giva ada briefing bersama Aji dan anak radio lainnya, Karin sedikit yakin kalau sahabatnya itu akan membicarakan Aji. Lagi. Asumsi itu membuat Karin menarik napasnya.

Sejak berteman dekat dengan Giva, Karin mulai belajar menjadi pendengar untuk sahabatnya yang sangat suka berbicara itu. Hanya saja, hampir dua tahun menjadi tempat curhat Giva tentang pacarnya sendiri, membuat Karin semakin dirundung campuran rasa bersalah dan sakit hati. Kemudian semakin lama, perasaan itu mengabur menjadi tidak suka—walau perasaan bersalah masih terus bersarang dalam dadanya.

Karin
Okee

Baru saja Karin ingin bertanya alasannya, Giva sudah lebih dulu membalas chat-nya.

Giva
Mau ceritaaa hehee

Sudut bibir Karin tertarik sedikit, membentuk senyum miris walau tercetak samar. Mungkin Giva ingin kembali bercerita tentang Aji. Karin menarik napas panjang dan membalas dengan emoticon jempol. Tak apa, selama ini Giva juga selalu memasang badan untuk membantunya menjadi sosok yang lebih bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Ketika Karin menyadari belum ada satu pun chat dari Aji, Karin menarik napasnya sesaat. Kemudian memilih mengetikkan satu kalimat untuk pacarnya itu.

Karin
Ji, kamu masih di sekolah ya?

Tidak ada balasan sampai hampir lima belas menit Karin menunggu di depan tempat bimbelnya. Menyadari kalau mungkin Aji masih berkumpul dengan anak-anak radio, dan mungkin tidak sempat membuka ponsel, Karin memilih memberitahu kalau Aji tak perlu menjemputnya. Jika dipikir-pikir lagi, Aji itu sudah menjadi pacar yang sangat baik—dengan selalu mengantar dan menjemputnya kala bimbel, padahal cowok itu juga pasti memiliki kegiatan lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Far Away [Completed] ✔Where stories live. Discover now