Aliran Sesat

9.6K 827 28
                                    

Waktu sudah larut, Lovia sudah pulas dalam selimutnya. Adam memutuskan untuk pulang, sementara Zee di minta Hisyam untuk tidur di sofa dalam ruangan Lovia dan dia senantiasa menjaga kedua gadis itu.
Sungguh Hisyam berada tak nyaman di tempat ini, entah kenapa mereka membawa adiknya kerumah sakit kumuh semacam ini, dia sudah berencana akan memindahkan Lovia kerumah sakit yang lebih layak besok pagi.

Waktu memang selalu berjalan semaunya, dia tak perduli apakah kita telah siap kembali bertemu pagi atau masih ingin dinina bobokan oleh malam.

Hisyam yang tertidur di sisi Lovia kini merasa terganggu oleh pergerakan yang di lakukan Adiknya. Lovia sedang berusaha bertayamum karna adzan subuh telah berkumandang indah. Dia membenarkan letak khimar yang sedikit berantakan lalu memulai sholat dua Rakaat sebelum subuhnya. Hisyam menyingkir pindah ke sofa yang penghuninya tadi sudah menggelar sajadah di sebelah kiri tempat tidur Lovia.
Diam diam Hisyam memperhatikan gerak gerik adik bungsunya itu, dengan mata bengkak dia terlihat begitu khusyuk melaksanakan sholat, setelah melaksanakan salam Lovia iqomah lalu mereka berdua kembali melaksanakan sholat, Hisyam bingung, seingatnya sholat subuh itu hanya dua rakaat kata Bi Yani, tapi kenapa mereka menyelesaikannya dengan 4 rakaat. Ada ketakutan dalam hati Hisyam mengingat segala perubahan yang di alami adiknya beberapa tahun belakangan.
Apa Lovia sudah mengikuti aliran sesat? Pertanyaan itu timbul  di hati Hisyam.

Selesai mereka sholat Hisyam kembali mendekat, ini tak bisa di tunda adiknya dalam bahaya.

"Via, kamu ikut aliran apa? Kenapa sholat subuh nya 4 rakaat?" Tanya Hisyam langsung tanpa basa basi.

Lovia dan Zee nampak bingung. Seingat mereka tadi sholat subuh ya dua Rakaat.

"Aliran apanya kak?"

"Tadi kakak lihat kamu sholat subuh sudah empat rakaat, bukan kah sholat subuh hanya dua? Kamu pasti ikut aliran sesat yg mengajarkan itu kan?"

"Astaghfirullahaladziim."
Lovia meraih tangan kakak nya di cium dengan hikmat dan meminta hisyam duduk di sebelahnya.

"Kak, aku sholat subuh tetep dua rakaat. Dua rakaat sebelumnya itu sholat sunnah sebelum subuh. Kakak lihat aku salam kan sebelum memulai iqomah dan sholat berjamaah dengan Zee dua rakaat lagi?"

Hisyam berfikir sejenak lalu mengngguk.

"Apa itu sholat sunnah sebelum subuh? Selama ini tidak pernah di ajarkan. Kamu dapat dari mana ajaran seperti itu. Jangan macam-macam!"

"Enggak macam-macam kak, itu sholat nya ada dalilnya kok. Rosulallah bersabda bahwa sholat dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Luar biasa kan? Cuma sholat dua rakaat mengalahkan kekayaan papa mama yang bekerja siang malam sampai tak punya waktu untuk kita itu."

"Mana bisa."
Sangkal Hisyam, dan dibalas senyum oleh Lovia.

"Bisa. ALLAH kan maha kaya. Mungkin gak berbentuk harta berlimpah tapi berbentuk kebahagiaan, ketenangan yang di balut rasa syukur dan kepasrahan hati menggantungkan semua harap hanya pada Allah, gak ada rasa takut miskin di hati karna kita sadar betul Allah akan mencukupi. Dan itu gak di dapatkan oleh orang kaya yang tidak dekat dengan Allah. Yang ada hanya was was takut harta nya kurang."

Hisyam diam.

"Jadi kak aku gak mengikuti aliran apapun, ini ajaran islam, sunnah Rosulallah."

Hisyam masih belum bisa begitu saja percaya, hal itu di tangkap oleh Lovia.

"Kak memang tidak di ajarkan bi Yani ke kita, tapi ilmu itu luas kak gak hanya dari satu orang dan ini ku dapatkan lewat belajar. Yg jelas bukan ajaran sesat. Coba lah kakak cari ustadz atau membaca. Percaya kalau aku gak mengikuti aliran apapun."

Surga Sederhana [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang