"Mampus" Raya tidak menoleh dan memilih memperpanjang langkahnya. Dengan tergesa-gesa dia menuju mobil, masuk ke dalam dan segera menyalakan mesin. Dari kaca spion Raya bisa melihat Keano yang berjalan ke arah mobilnya, tanpa buang-buang waktu lagi Raya segera tancap gas meninggalkan tempat itu.
Tidak habis pikir dia akan kembali bertemu dengan pria itu. Selama perjalanan tanpa arah, Raya masih memikirkan kejadian tadi. Dia benci melihat wajah Keano, pria itu membuatnya kecewa, tetapi dia pernah sangat mencintai pria itu. Apalagi perpisahan mereka yang lalu telah berakhir penuh drama. Tidak ada kata putus, tetapi benar-benar berakhir.
Setelah melewati tol lingkar luar, Raya memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Kucingnya sakit, dia harus membawa kucing itu ke dokter hewan. Setibanya di apartemen, Raya masih saja tersenyum kecut apalagi ditatap oleh kucing jantannya yang bernama Millo.
"Kenapa liat-liat? Tau aja aku baru ketemu majikan kamu" kata Raya sewot. Millo milik Keano. Sedangkan Mella adalah milik Raya. Sebelum berpisah, Millo dititipkan di rumah Raya. Saat itu Raya benar-benar marah pada Keano dan tidak ada keinginan bertemu dengan pria itu. Pertengkaran mereka terjadi saat libur semester, keluarga Raya juga membantu Raya untuk menjauhi Keano. Hal itu yang membuat Millo tidak dikembalikan pada pemiliknya, sehingga mau tidak mau nenek Raya yang merawat Millo bersama Mella di Bandung. Kedua kucing tua itu kini kembali ke tangan Raya dan sekarang wanita itulah yang merawat Millo dan Mella.
Millo menatap Raya penuh heran. Jika saja kucing itu bisa berbicara, sudah pasti Millo akan bertanya "apakah Raya sedang datang bulan?". Walau begitu tetap saja Raya memberi makan Millo dan membesarkan kucing itu penuh cinta, toh dia masih peduli pada hewan kaki empat itu. Ya, hanya peduli pada Millo saja, pada Keano tidak peduli sama sekali.
...
Keesokan harinya Raya tidak pergi ke café. Dia menghindari pria itu. apalagi informasi dari mbak Rita yang mengatakan kalau Keano selalu datang mengunjungi café dan mencari Raya. Ingin sekali rasanya menonjok pria itu, tetapi bertemu saja Raya tidak bisa. Ralat, bukan tidak bisa hanya saja tidak sanggup.
"Mbak Raya, kapan ke café? Pak Keano datang lagi nyariin mbak Raya" kata Rita. Dia selaku yang tertua jika Raya tidak ada. Sudah ketiga kalinya Rita menelpon bosnya dan malam ini orang yang mengaku bernama Keano datang kembali mencari Raya.
"Ih ngapain lagi tuh orang" Raya mulai ngedumel. Dia jengkel karena pria itu masih kekeh datang ke cafenya.
"Bilang aku gak akan datang" putus Raya.
Beberapa hari berlalu. Raya masih tidak datang ke cafenya. Dia lebih memilih mengurung diri di apartemen bersama peliharaannya. Begitu pula yang dilakukan Rita, mengabari Raya tentang orang yang bernama Keano. Bahkan tepat seminggu pula Raya masih menerima aduan dari Rita.
"Pak Keano gak mau pulang. Katanya dia mau ketemu mbak Raya. Gimana dong?" adu Rita. Raya tidak tahu jika kasirnya itu sedang mengigit kuku jari dengan cemas.
"Usir aja deh. Bilang ke dia kalau aku gak mau ketemu" kata Raya. Raya mulai naik jengkel dengan ulah Keano. Ngotot banget untuk ketemu dengannya.
"Tapi kata Pak Keano dia mau nungguin mbak di café entah sampai jam berapapun" adu Rita lagi. Raya meramas rambutnya, sakit kepalanya jika pria itu berulah terus. Dia tahu sifat Keano yang keras kepala. Pasti pria itu mati-matian tidak mau kalah.
"Yaudah racunin aja minumannya. Nanti pulang sendiri tuh orang" ujar Raya tanpa pikir panjang.
Di seberang telpon Rita menatap orang yang berdiri di hadapannya. Rita ingin tertawa keras melihat wajah Keano yang berubah pucat. Telpon mereka sengaja di loudspeaker karena paksaan Keano. Ada Kanti, Fajar, dan Mahesa juga yang sudah pasti mendengar pembicaraan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Jumpa
RomanceKalau saja saat itu Keano tidak mengeluarkannya di dalam, kalau saja saat itu Raya tidak mengaku hamil, kalau saja mereka berpisah baik-baik, mungkin pertemuan kembali mereka di Terrace Garden Cafe akan baik-baik saja. Note: - Pernah publish di Webc...