37

86.9K 5.2K 53
                                    

Nenek meniup lilin, walaupun umur nenek tidak bisa dihitung dengan jari, jangan kira tidak bisa diadakan tanpa prosesi tiup lilin. Kesehatan nenek yang sedang baik menunjang acara ini. Hanya keluarga saja yang diundang, sanak keluarga besar Raya semuanya datang. Ada beberapa yang Keano kenal, salah satunya ayahnya Abel, Savian.

Savian dan Keano kini lumayan dekat, mereka mengobrol di meja yang sama. Saling bertukar cerita, tak hanya mereka yang duduk di sana. Abel juga ikutan duduk di pangkuan Savian dengan tangannya yang bermain mencolek lengan Keano.

"Keano mau makan kue? Savian juga mau? Tante ambilin ya" Tanya tante Marla, yaitu tantenya Raya. Tante Marla membawakan beberapa potong kue buatannya. Lebih tepatnya juga buatan tante Marla dan Raya, karena saat membuat kue Raya juga turun tangan.

"Cicipin dulu yang ini.. buatan tante loh" kata tante Marla memamerkan kue berwarna coklat.

"Nah kalau yang ini buatan calonnya kamu" kata tante Marla sambil tersenyum iseng menatap Keano yang malu-malu kucing.

Semua keluarga Raya sangat ramah, mereka sering menggoda Raya karena membawa Keano ke acara ultah nenek. Apalagi ayahnya Raya juga terlihat akur dengan Keano, buktinya Keano sudah diajak memancing ikan di telaga milik keluarga Raya. Bahkan hanya mincing ikan berdua.

Saat itu betapa serunya Keano memancing bersama ayahnya Raya. Ayahnya Raya jago memancing, bahkan sudah sering pergi ke laut demi mendapatkan ikan laut. Ada beberapa trik yang diajarkan ayahnya Raya, Keano mengikuti semua instruksi dengan baik.

"Salah satu cara memilih calon menantu, yaitu mengajaknya memancing bersama" itulah yang ada dibenak ayahnya Raya. Dia sengaja mengajak Keano untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat.

Apa yang ayahnya Raya simpulkan? Keano lulus tes. Pria yang dibawa Raya itu sangat sabar dan telaten. Kontrol emosinya juga bagus. Keano banyak belajar dari pengalaman sebelumnya hingga membuatnya jadi pria dengan hati yang sangat lapang.

Semuanya duduk bersama di ruang keluarga. Nenek menjadi primadona malam ini. Semuanya berdoa dan bersyukur atas kesehatan nenek yang kian membaik. Keano juga ikut bergabung di sana.

"Jadi selain acara ulang tahunnya nenek, ada acara apa lagi nih? Perkenalan calon keluarga baru?" celetuk tante Marla. Semuanya berseru menggoda Raya.

Keano yang ditatap juga ikutan malu bersama Raya. Kenapa tatapan semua orang malah membuat mereka berdua merasa sedang didesak.

"Restu dari nenek bagaimana? Sudah dikasih restu kan nek?" Tanya mamanya Raya. Nenek mengacungkan jempolnya.

"Dari tante dan om, sudah dikasih kartu hijau" lanjut mamanya Raya lagi.

"Tinggal nentuin tanggal dong? Iya gak?" nimbrung Revita, salah satu jauh sepupu Raya yang sedang mengandung.

Keano menatap Raya, Raya balik menatap Keano. Keduanya kemudian sama-sama membuang muka, membuat orang-orang yang sedari tadi memperhatikan mereka malah semakin ingin menggoda keduanya.

"Masih malu-malu" celetuk Savian.

"Cepat-cepat dong urus surat nikah, gak kasian apa liat Om dan Tante pengen gendong cucu" lanjut Savian pada Keano yang duduk di sebelahnya. Semua keluarga menyetujui kata Savian.

Siapa sih yang bisa tenang jika didesak seperti ini. Keano maupun Raya sama-sama bengong saat mendengar kata 'cucu'. Itu memang impian semua orang, tetapi Keano tidak menyangka kata itu akan keluar secepat ini. Apalagi Raya, melihat ayah dan ibunya mengangguk setuju pada perkataan sepupunya... Raya speechless.

Mengapa Harus JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang