14

124K 8K 83
                                    

Keano berjalan mengelilingi isi tempat tinggal Raya. Interior yang wanita itu pilih cukup simpel, tidak terlihat girly sama sekali. Banyak tumpukan majalah kuliner yang tertata rapih di bawah meja. Isi kulkas wanita itu juga terlihat sehat, banyak bahan makanan yang siap dimasak. Buah-buahan juga ditata di dalam sebuah keranjang. Keano sempat mengintip kamar wanita itu, selera Raya tidak lagi hello kitty. Benar-benar berubah dewasa dengan warna pastel yang dipilihnya. Tetapi dari semua itu yang paling mengundang perhatian Keano adalah sepasang kucing yang sedang makan di atas piring bundar yang diletakkan di lantai. Keano hampir saja tidak mengenali kucing imutnya yang kini berubah tua. Untungnya ada kalung kucing yang tertuliskan nama kucing tersebut. Millo dan Mella.

Raya mengintip dari dalam dapur, melihat Keano yang sudah bertemu dengan Millo dan Mella. Raya menunggu reaksi apa yang akan Keano tunjukkan padanya. Pastinya Keano akan sangat excited, Keano adalah pecinta kucing sejati.

"Jadi selama ini kamu yang ngerawat mereka?" saat ini Keano muncul di dapur sambil menggendong kedua kucing itu dengan wajah penuh binar. Raya tersenyum menatap Keano, dia ikut senang karena Keano ingat pada makhluk berbulu itu, teman main Keano selama kuliah.

"Nenek aku yang rawat. Aku mulai rawat mereka setelah balik ke Indonesia" jelas Raya. Dia kembali menyiapkan masakan. Kata Keano, perutnya melilit dan terus memelas ingin diisi sesuatu. Mau tak mau Raya membuatkan pria itu makanan, lagi pula Raya memang mau memasak.

Keano menurunkan kedua kucing itu di lantai, membiarkan kedua kucing itu bermain. Lantas Keano mengambil posisi di samping Raya, sebelumnya dia sudah mencuci tangan terlebih dahulu. "Neng Raya, perlu bantuan?" tanya Keano. Raya menerima bantuan Keano. Kali ini Raya memberikan tugas yang mudah. Mengocok telur, memotong wortel, mengupas kentang, dan memasak nasi. Keano tidak terlalu lihai, apalagi saat memasak nasi. Beberapa kali dia menarik baju wanita itu, menanyakan apakah takaran airnya sudah betul.

"Tinggal dikit lagi. Mending kamu duduk deh" usir Raya. Keano menurut. Di meja makan, Keano menata piring dan gelas. Dia melakukan hal itu dengan sukarela. Tak lama Raya datang membawa mangkok berisi sup. Ada juga telur gulung isi daging. Keano menatap penuh binar. Semua masakan Raya pasti cocok di lidahnya. Keano mengisi nasi di piringnya, mengambil potongan telur dan tak lupa mengambil sup di mangkok kecil. Sambil tersenyum sumringah Keano siap menyendoki ukuran besar ke mulutnya.

Raya menahan tangan pria itu sambil menatapnya tajam. "Berdoa dulu" kata Raya mengingatkan. Keano langsung memejamkan matanya. Raya menatap mata pria itu yang terpejam. Raya tersenyum saat pria itu tidak bisa melihatnya. Mereka makan bersama, Millo dan Mella tidak akan mengganggu acara makan kedua manusia itu. Keano beberapa kali memuji masakan Raya.

"Lain kali masak di rumahku saja. Nanti aku siapin bahannya" oceh Keano. Raya mendengus, artinya pria itu memberikan undangan terbuka. Mengijinkan Keano masuk ke apartemennya saja membuat Raya berpikir dua kali. Dia tinggal sendirian, mengijinkan lawan jenis masuk membuat Raya was-was. Apalagi Keano adalah mantannya. Tetapi terbayar sudah, Keano tidak berbuat hal yang macam-macam. Pria itu tahu Raya menyalakan lampu merah untuknya. Status mereka masih seorang teman lama yang istimewa. Keano tahu diri untuk langsung main mencomot baju wanita itu. Bisa-bisa dia dipanggang hidup-hidup oleh wanita itu. Keano membuktikan dirinya akan berbuat baik, salah satunya mencuci piring.

Keano mencuci piring ditemani Millo dan Mella yang mengawasinya. Raya perhatikan, Keano lebih jago menggosok piring hingga mengkilat ketimbang memotong wortel sama besar. Tetapi jika Keano terus-terusan mencuci piringnya, bisa-bisa tagihan air Raya akan bertambah. Keano terlalu banyak memakai air hanya untuk sebuah sendok. "Udah bersih kok" kata Raya. Keano mengangguk, segera dia menaruh sendok itu di tempatnya.

Mengapa Harus JumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang