0.02 Hari Pertama Sekolah

1.5K 41 0
                                    

Andin terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran didahi.

Ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Andin berdiri didepan wastafel, menatap cermin didepannya.

Sudah 1 bulan  belakangan ini mimpi Andin diisi oleh pria bernama Elang Dirgantara.

"Mimpi itu lagi,  Ucap Andin sambil membasuh mukanya dengan air.

"Apa maksud dari mimpi itu?"

" Andin cepetan bangun, kita sarapan!" Teriak Risa Bunda Andin yang berada dilantai bawah.

" Iya Bun sebentar.." jawab Andin sambil mengusap wajahnya dengan handuk.

Setelah selesai cuci muka, Andin menuruni tangga menuju lantai satu untuk sarapan bersama.

" Morning Bun.." ucap Andin sambil mencium pipi bundanya.

"Morning sayang..." Jawab Risa.

"Ayah sama kakak gak dikasih ucapan selamat pagi nih?.." ucap Ayah Andin dengan tatapan iri.

" Ouh iya lupa.., Morning Ayah..., Morning kakak...", Cup..cup Andin mencium pipi Ayah dan kakaknya, Ya setiap pagi Andin memang sudah biasa mencium 3 orang yang sangat ia sayangi itu.

" Ck., gak usah pakek cium juga kenapa sih..?, Gue kan laki-laki!" Protes kakak Andin dengan nada tak suka.

" Biarin kenapa sih kak...". Jawab Andin tak kalah judes.

" Udah-udah gak baik ribut pagi-pagi!" Ayo kita sarapan keburu dingin nanti makanannya." Perintah Risa.

  Merekapun menikmati sarapan dalam hening.

" Andin jadi gimana keputusan kamu, SMA mana  yang mau kamu pilih?" Tanya Alex ayah Andin memecahkan keheningan.

" Iya sayang, sebentar lagi kan udah masuk sekolah, kamu harus cepat ngambil keputusan!" Tambah Risa.

" Iya Bun , Andin udah milih SMA yang Andin mau kok" Jawab Andin sambil memakan rotinya.

" Oh ya, SMA mana yang kamu pilih?" Tanya Andre kakak Andin.

 
Meskipun sedikit pendiam dan judes namun Andrea Agustin sangat perhatian dan menyayangi adik satu-satunya itu. Jika ada laki-laki yang mendekati Andin ia harus berhadapan dengan Andre terlebih dahulu. Begitupun dengan Andin, ia sangat menyayangi kakaknya, jika ada cewek yang dekat dengan kakaknya, Andin akan mengintrogasinya, dan mengetes seberapa sayang perempuan itu dengan kakaknya.

" Andin sekolah di SMA kakak saja, boleh ya Yah, bun! Andin cuma gak mau jauh dari kakak aja." Mohon Andin kepada Ayah dan Bundanya.

" Baiklah sayang apapun keputusan kamu Ayah dan Bunda pasti akan dukung!" Jawab Alex sambil tersenyum kearah putrinya.

"Benar yah?" Tanya Andin antusias.

" Iya sayang, ayah janji secepatnya ayah akan mengurus pendaftaranmu." Jawab Alex ayah Andin.

"Makasih Ayah, makasih Bunda!" Teriak Andin kegirangan, Andin mencium pipi Ayah, dan bundanya karena ia sangat senang bisa bersekolah di SMA yang ia idamkan.

🍁🍁

Hari ini adalah hari pertama Andin sekolah di SMA. Gadis berumur 16 tahun itu sudah siap sedang seragam putih Abu-abunya.

"Bunda Andin berangkat, assalamualaikum."

"Walaikumsalam, hati-hati" 

Andin hanya nyengir kuda, ketika kakaknya sudah bersandar di mobil, sambil bersedekap dada.

"Lama."

"Maaf kak!"

"Hmm." Andre hanya menjawab dengan deheman.

Mereka segera meninggalkan pekarangan rumah, untuk segera kesekolah.

🍁🍁

Mobil Andre terparkir diparkiran sekolah, membuat seluruh mata memandang mereka.

Andin segera turun dari mobil, untuk segera menuju kelasnya.

Sesampainya didepan kelas...

"Kalau ada apa-apa hubungin kakak!"  ucap Andre mengacak rambut Andin lembut.

"Iya kak" jawab Andin tersenyum manis

"Sekolah yang bener" ucap Andre sambil mengacak rambut Andin lembut.

"Iya bawel" ucap Andin sambil memasuki kelasnya.

Pandangan para siswa langsung tertuju pada Andin. Andin hanya bisa tersenyum melihat teman-teman baru mereka.

"Andin!"

Andin yang namanya dipanggil langsung melihat kearah suara. Terlihat Amel yang melambaikan tangannya kearah Andin. Andin tersenyum ketika melihat ketiga sahabatnya Amelia Azahra, Zidan Azizi, dan orang yang membuat dia terjebak dalam sebuah cinta dalam persahabatan. Dia adalah Alfero Wijaya.

"Eh kalian jadi sekolah disini juga?" tanya Andin dengan senyumnya

"Jadilah masa enggak" ucap Zidan yang sibuk memainkan game dalam ponselnya.

"Fer!" panggil Andin ragu.

Fero yang namanya dipanggil langsung mendongak. Seketika mata mereka bertemu.

"Kenapa?"tanya Fero dengan lembut

"Bodoh, kenapa lu natap gue kayak gitu fer?, gimana caranya gue supaya gue bisa lupain lu?" ucap Andin dalam hati

"Gak papa, gue cuma pastiin kalau itu lu" jawab Andin dengan cengiran bodohnya.

"Gue harap gue selalu lihat lu tersenyum ndin." Batin Fero dengan senyum manisnya.

Andin mencintai sahabatnya Alfero. Ia tau itu munafik. Tapi perasaan tak bisa dibohongi.  Sedangkan Alfero masih bingung dengan perasaannya. Ia tak senang melihat Andin bersama  pria lain. Tapi ia tak pernah tau kenapa  itu terjadi. Entahlah kapan perasaan mereka akan saling  terungkap. Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Andin ragu akan mendapatkan Fero. Ia tahu sangat mustahil mendapatkan Fero yang notabenenya adalah sahabat sejak kecilnya.

"Kenapa lu ngelamun?" tanya Fero lembut. Andin tersentak dengan pertanyaan Fero.

"Gak papa, gue cuma seneng aja bisa satu sekolah sama kalian!"

"Lu tuh gak bisa bohong" ucap Fero sambil mengacak rambut Andin gemas. Membuat debaran jantung Andin beratambah. Inilah yang membuat ia tak bisa move on. Fero selalu bersikap manis kepadany.

🍁🍁

Dream Prince🍁 [New Version]Where stories live. Discover now