0.06 Sebuah Fakta

179 12 1
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk melewati jendela, menelusup diantara gorden yang tak tertutup sempurna. Andin membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk diretina matanya.

Ia manatap sekeliling, nafasnya berhembus lega karena ia berada di kamarnya sendiri. Andin baru ingat terakhir dia bersama Fero di pantai.

"Syukurlah kamu udah bangun."  sebuah suara membuat Andin mendongak.

Terlihat Bunda Andin yang membawakan semangkuk bubur, dan segelas susu.

"Bunda, kemarin Andin kenapa?"

"Kemarin kamu sakit, pingsan dipantai, Fero yang bawa kamu pulang." jawab Risa dengan senyumnya.

Andin hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kamu bisa sampai sakit begini, dari tadi malem panas kamu gak juga turun loh."

"Maaf bunda, Andin cuma kecapekan aja kok!" jawab Andin dengan senyumnya.

Risa menghela nafas panjang.
"Ya udah sekarang kamu sarapan dulu, bunda udah bawain kamu bubur ayam kesukaanmu."

Andin tersenyum kecut.
"Makasih bunda, Andin makannya entaran aja. Nanti biar Andin yang makan sendiri."

"Ya, udah terserah kamu aja. Dimakan tapi ya!"

Andin mengangguk tanda mengerti.

Setelah bundanya keluar dari kamar Andin. Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya menuju balkon kamarnya. Ia menatap pelataran rumahnya dari atas sini. Matanya terus menjelajah, sampai terhenti pada lelaki yang sedang duduk ditaman samping rumahnya.

Cowok itu menatap Andin erat, sebuah lengkungan senyum tercetak dibibir pria itu.
Andin masih terpaku menatapnya.

"Elang." ujar Andin lirih namun bibirnya tak henti tersenyum.

Sedetik kemudian Andin berlari keluar kamarnya. Ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Andin kamu mau kemana?" tanya Risa ketika melihat Andin yang berlari keluar rumah.

Andin sama sekali tidak menggubris panggilan bundanya. Bibirnya tak ada hentinya tersenyum. Ia ingin bertemu Elang.

"Andin!" ujar Fero yang baru saja turun dari mobilnya.

Fero, Zidan, dan Amel yang baru saja sampai dirumah Andin, menatap Andin bingung karena gadis itu berlari menuju samping rumahnya.

"Andin lo mau ngapain?" tanya Zidan yang sama sekali tak digubris Andin.

Risa keluar rumahnya. Membuat Fero mulai bertanya karena penasaran.

"Tante, Andin kenapa?"

"Tante gak tau. Andin tiba-tiba keluar kamarnya lari-lari." jawab Risa membuat semuanya mengurutkan keningnya.

Tanpa pikir panjang Fero mengejar Andin. Sedangkan gadis itu terus berlari dengan senyum yang mengembang.

Langkah Andin terhenti tepat didepan kursi taman dimana ia melihat Elang. Senyumnya mendadak pudar ketika tak melihat siapapun disana.

"Elang." ucap Andin dengan mata berkaca-kaca.

"Lo dimana?" ujar Andin masih terdiam mematung.

"Andin!" sebuah suara membuat Andin mendongak, dengan senyum yang mengembang.

"Elang!!" ujar Andin tersenyum manis. Namun sedetik kemudian senyumnya pudar ketika yang dilihat bukanlah Elang, melainkan Fero.

"Fero. Elang mana?" tanya Andin dengan air mata yang menetes.

Dream Prince🍁 [New Version]Where stories live. Discover now