Selamat Siang, lama gak update cerita ini soalnya pikiran lagi buntu,mau dibawa kemana ending Shevannya ini kalo ada yang saran bisa komen, akhir akhir ini aku lebih sering update Happiness After Gloomy soalnya.
Selamat Membaca 📖 :
---------
Keesokan harinya David membawa putranya kerumah sakit untuk bertemu Vannya sesuai permintaan Vannya. Awalnya Eldrick menolak karena anak itu masih ketakutan,ia takut jika Vannya akan memarahinya,namun jauh dilubuk hatinya Eldrick sungguh merindukan tante cantiknya.
"Sudah ya gausah khawatir,tante Vannya baik,dia sayang Eldrick,tante gak mungkin marahi El" ucap David menenangkan putranya.
Eldrick diam saja mengerarkan pelukannya pada David. Sesampainya ia didepan kamar Vannya ia semakin mengeratkan pelukannya pada papanya.
"Selamat pagi" sapa David ketika memasuki ruangan Vannya.
"Selamat pagi, Eldrick" ucap Vannya ketika melihat Eldrick. Eldrick mengabaikan panggilan Vannya dan menelusupkan kepalanya dileher sang ayah.
"Eldrick sayang" ucap Vannya kecewa.
David tau jika Vannya kecewa pada tingkah putranya,ia sebenarnya juga kecewa pada putranya,namun ia tak menunjukkannya.
"Eldrick jangan bikin tante sama papa sedih" bisik David berjalan mendekati Vannya.
"Hey sayang,kok diem aja sih" ucap Vannya seraya mengelus rambut Eldrick. Namun Eldrick hanya diam saja tak membalas Vannya. Ia hanya menundukkan kepalanya.
"Dengar ya sayang,tante gak marah sama Eldrick,tante malah khawatir sama Eldrick" lanjut Vannya membuat Eldrick mendongakkan kepalanya.
"Tante maaf" ucap Eldrick pelan.
"Iya sayang,tante sudah memaafkan El kok, janji ya sama tante jangan diem kayan tadi" ucap Vannya pada Eldrick. Eldrick hanya mengangguk lalu memeluk Vannya. Sementara David hanya tersenyum mengamati pemandangan dihadapannya.
"Tante adeknya El baik kan?" Tanya Eldrick dalam pelukan Vannya.
Vannya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Eldrick, ia sedih ketika mengingat jika ia sudah keguguran.
"Tante" ucap Eldrick melepas pelukan mereka.
"Adikny El sudah tenang disurga sama mamanya El" balas Vannya membuat Eldrick sedih.
"Pasti gara gara El kan"
"Eh nggak kok,El gak salah,memang sudah waktunya adik menemani mamanaya El"
"Tapi kan adiknya belum lahir,terus juga belum ketemu El,belum main sama El"
Vannya tak menyangka jika Eldrick menyayangi anak yang ada dalam kandungannya, ia mencoba menenangkan Eldrick namun ia gagal, sampai akhirnya David sendiri yang turun tangan untuk menenangkan putranya.
"Sudah ya sayang,jangan menangis,mana ada pangeran nangis" ucap David seraya menghapus air mata putranya.
"Ini salahnya El papa"
"Sudah ya jangan nangis lagi,nanti kalau papa sama tante Vannya sudah nikah papa janji akan buatkan adik lagi untuk El" ucap David membuat El menghentikan tangisnya,sementara Vannya terkejut mendengar ucapan David.
"Papa janji?" Tanya Eldrick serius
"Iya papa janji,papa mau buatkan adik yang banyak buat Eldrick"
"Yeeee....aku punya adik" ucap Eldrick girang.
David terkekeh melihat putranya yang terlihat bahagia,ia melirik Vannya yang juga tengah meliriknya,seolah tau jika Vannya memikirkan perkataannya ia semakin menggoda Vannya melalui putranya.
"Eldrick,kamu mau adik berapa?" Tanya David menghentikan aksi bahagia Eldrick.
Eldrick diam memikirkan ucapan David, ia melirik kearah papanya dan tantenya.
"Aku mau 5 pa" ucap Eldrick seraya menunjukkan jarinya angka 5.
Vannya menganga mendengar penuturan Eldrick, yang benar saja 5 , ia sudah merasakan hamil hingga 5 bulan saja tubuhnya sudah melar, belum lagi ngidamnya, bukannya Vannya tak suka punya anak,namun menurut Vannya 5 itu terlalu banyak,ia ingin 2/3 lagi.
"Hmmm... 5 ditambah El sama dengan 6, ah kalo punya 6 kurang" gumam David yang dapat didengar Vannya dan Eldrick.
Vannya langsung mengalihkan tatapannya pada David,begitu juga Eldrick yang menatap papanya.
"Papa mau berapaa?" Tanya Eldrick pada ayahnya.
"11 saja biar bisa jadi klub bola"
"Berarti nanti Eldrick harus punya berapa ya" ucap Eldrick bingung,jari tangannga ia gunakan untuk menghitung sisanya "Ah 10, nanti adiknya El ada 10,iyakan pa" ucap Eldrick seraya menunjukkan 10 jarinya.
David tersenyum pada putranya,ia bangga memiliki putra yang pintar.
"Iya sayang kamu benar,anak papa ini memang pintar"
"Pintar sih pintar,tapi apa ia harus 10?" Protes Vannya menghentikan aksi David yang tengah mengelus rambut putranya.
"Iyadong,biar sekalian semuanya berprestasi ikut sepak bola"
"Ck! Mana boleh begitu,nanti kalo anaknya perempuan bagaimana?"
"Kan ada juga klub bola perempuan"
"Itu sama saja tidak satu klub,lagipula nanti juga jarak mereka akan terpaut jauh, bisa saja Eldrick pensiun dari bola terlebih dahulu" ucap Vannya melantur, entahlah apa yang ada difikiran Vannya sehingga ia menuruti perkataan calon suaminya yang nyeleneh.
"Hmmmm....kamu maunya yang deket ya" ucap David pada Vannya. Vannya diam saja tak merespon perkataan David, ia tau ada yang salah diucapannya.
"Yasudah,begitu kita menikah kita akan buat adiknya El dalam waktu yang singkat, kita akan lembur untuk mengejar waktu" ucap David santai membuat pipi Vannya bersemu merah.
"Omongan kamu vulgar" balas Vannya sambil mencubit perut David.
"Kan kamu sendiri yang minta"
"Ahhh...lupakan semuanya David,anak itu rejeki tuhan jadi tuhan yang memberikan ---"
"Dan kita yang berusaha" potong David sebelum Vannya menyelesaikan kalimatnya "Benarkan? Mana mau tuhan memberikan rejeki jika umatnya tidak berusaha" lanjutnya.
"Terserah" ucap Vannya kesal. Ia mengabaikan David yang tertawa senang karena berhasil menggoda dirinya. Sementara Eldrick nampak bingung melihat papanya yang terlihat bahagia dan tantenya yang terlihat kesal.
"Tante,nanti El mau bantu buat adiknya ya" ucap Eldrick dengan polosnya.
Hell belum selesai perdebatan antara Vannya dan David masalah anak,kini Eldrick juga ikut ikutan. David terkekeh mendengar pertanyaan putranya.
"Sayang,lebih baik El berdoa saja ya agar adiknya cepat jadi,untuk membuatnya El serakan saja pada papa dan tante"
"O begitu ya pa"
"Iya sayang"
Vannya mengalah saja membiarkan David berekspetasi setinggi mungkin,ia senang melihat Eldrick yang sudah tidak takut lagi padanya. Vannya berdoa ya semoga pilihannya kali ini benar benar benar, tak apalah ia jadi istri kedua,toh dia jadi istri kedua dengan cara yang benar, tidak merusak rumah tangga orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shevannya [COMPLETE] ✔
RandomShevannya Morlina Sandreyan, lebih sering dipanggil Vannya oleh kerabatnya, Vannya merupakan putri sematawayang dari CEO Sandreyan GROUP. Vannya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sejak dirinya lahir, hal tersebut yang menyebabkan ayahn...