01 : Lampu Merah untuk Shereen Maritza Aina

86.5K 4.5K 169
                                    

Untuk membaca cerita lengkapnya bisa buka Dreame.com ^^

Link ada di bio yaaa :D

^^^

A/N: silahkan intip mulmed, ada Shereen ;) hehehe. moga gak aneh ya hehe :*

==========

Arka: lagi ngapain?

Shereen: jagain papa aku.. sayang lagi ngapain?

Arka: lagi main game aja.

Shereen menghela napas. Menutup chat tanpa membalas pesan dari pacarnya itu. Hari ini adalah jadwal gadis itu untuk menjaga ayahnya di rumah sakit yang akan menjalani operasi keesokan harinya.

Kepalanya pening, bagaimana bisa dia memiliki hubungan dengan orang yang cuek seperti Arka selama bertahun-tahun? Shereen bangkit, hendak ke kantin tetapi getaran di saku membuatnya terhenti dan menyadari ada pesan.

Arka: gak di bales nih?

Shereen: aku mau nyari makan dulu, sayang.

Arka: ya.

Shereen: bentar, ya :*

Gadis itu terdiam sebentar, memperhatikan layar ponsel selama beberapa menit. Tapi tak ada balasan dari Arka. Shereen menggertakkan gigi, merasa kesal karena pacarnya itu benar-benar seorang yang cuek tingkat internasional!

Kalau di rumah, Shereen pasti sudah menendang tembok berkali-kali demi meluapkan emosinya. Berhubung saat ini dia di rumah sakit, gadis itu hanya bisa menggenggam ponselnya dengan erat.

"Arka sialan, hh, sabar, sabar," gerutu gadis itu sambil jalan memasuki lift. Keningnya berkerut dalam, sedetik kemudian terpancar kesedihan di matanya. "Kenapa dia gak perhatian, ya, sama Papa..."

Tiba-tiba hidung Shereen mencium sesuatu yang tidak enak. Dia mengangkat wajah, mendapati dirinya berdua di dalam lift dengan seorang pria gemuk yang berdiri di pojokan.

Duutt. Ciyuuutttt.

Shereen mengedip beberapa kali. Bau itu terasa semakin menyengat setelah bunyi mencurigakan yang berasal dari pria yang berdiri dipojokan itu. Dia pasti kentut! Dengan cepat tangan Shereen menutup hidung setelah menghirup napas dalam-dalam.

Anjrit ni bapak, makan apaan coba, kentutnya mantep banget, batin Shereen.

Ting!

Pintu lift terbuka, dengan cepat bapak itu keluar dengan cengiran lebar ke arah Shereen yang hampir mati kehabisan oksigen. Beberapa orang yang masuk berehnti sejenak. Mungkin hidung mereka sudah mendeteksi pencemaran udara, beberapa diantaranya bahkan berbisik-bisik sembari menatap Shereen dengan tatapan mencurigakan.

Jangan lupa, tangan mereka menutupi hidung.

Ingin rasanya Shereen teriak, 'bukan gue yang kentut!' pada mereka, tapi nyatanya Shereen hanya diam. Dia menghirup napas sejenak, ternyata baunya benar-benar menyengat. Oh Tuhan, kenapa nasib Shereen begitu sial hari ini?

•UDHS-1•

"Makasi, Mbak," Shereen memberikan uang dua puluh ribuan pada Mbak-Mbak kantin sebelum mengambil nampan berisi soto ayam miliknya. Tubuh gadis itu berputar, mencari tempat kosong yang bisa ia duduki.

Bugh. Splash.

"Cakep, keren, sial, gue sial hari ini," rutuk Shereen ketika menyadari sotonya tumpah ke lantai. Beruntungnya ia tidak terkena kuah panas itu. Lebih beruntung lagi, mangkuk itu terbuat dari plastik. Coba saja kalau dari kaca, mungkin gadis itu harus mengganti uang mangkuk.

Shereen's TearsWhere stories live. Discover now