Chapter 8

222K 9.5K 146
                                    

"Semalam pulang jam berapa?"
Tanya Nadia ketika mereka duduk dimeja makan untuk sarapan

"jam dua belas " jawab Damar singkat tetap fokus pada sarapan nya

Nadia mengembuskan nafas nya pelan.. Dia pikir percuma berbicara dengan suami nya itu,, padahal Nadia mengkhawatirkan nya karena tak kunjung sampai rumah.. Tapi yang dikhawatirkan malah tampak acuh.

" aku berangkat duluan ada praktek pagi" Nadia bergegas berdiri dan mengambil tas yang berada di kursi sebelah... Lebih baik dia pergi ke rumah sakit sekarang daripada dirumah bersama suami tapi seperti bersama orang asing...

~~~~~~

Sudah 6 bulan pernikahan Nadia dan Damar berjalan...
Hubungan mereka pun masih sama.. Kalau dulu Nadia lebih aktif memulai pembicaraan saat mereka bertemu dimeja makan sekarang tidak Nadia menjadi pendiam lebih tepatnya memilih diam.. Toh sama saja mengajak Damar bicara jawaban nya juga seadanya. Tapi walaupun memilih diam Nadia tidak meninggalkan kewajiban mengurus keperluan Damar dari makan, pakaian mengurus rumah sebisa mungkin Nadia kerjakan ditengah kesibukan nya...
Sebenarnya Nadia ingin sekali bertanya knapa Damar bersikap seperti ini kepadanya apa karena Damar belum bisa menerima perjodohan ini apa karena Damar membenci Nadia... Tapi nadia tidak cukup keberanian untuk itu, nadia takut mendapati jawaban Damar jika benar Damar membenci nya Nadia takut Damar akan meninggalkan nya.. Dia tidak mau bercerai dan menjadi janda.. Sungguh itu selalu menghantui Nadia...

Hingga pada suatu malam,, ketika Damar pulang dari pesta perayaan salah satu klien nya.. Damar mabuk, sebenarnya Damar tidak terlalu banyak minum tapi karena dia memang bukan tipe orang yang suka minum minuman keras, minum segelas dua gelas saja dia sudah mabuk.. Dan ketika sampai di rumah dengan mabuk berat dan melihat Nadia yang kebetulan saat itu memakai piyama tidur yang tipis ketiduran disofa ruang tengah karena menunggu nya pulang membuat gairah laki laki nya tiba tiba bergejolak...

"heeh mas sudah pulang?" Ucap Nadia terbangun ketika merasa ada yang membelai pipinya...

"Chin...tyaaa...."ucap Damar mengunci Nadia dibawah nya...

"mas lepasin kamu mabuk..." ronta Nadia mulai takut melihat suaminya sekarang.

Tapi segala pemberontakan yang Nadia lakukan tidak sebanding dengan tenaga Damar yang sudah dikuasai nafsu.. Dan Terjadilah malam yang harusnya terjadi 6 bulan yang lalu...
Tapi bukan malam yang penuh cinta dan kehangatan.. Malam itu menjadi saksi bagaimana hancur nya Nadia. Suami nya memaksa nya menyerahkan apa yang menjadi hak suami nya tapi menyebut nama wanita lain....

~~~~~

Pagi harinya Damar terbangun dia terkejut mendapati dirinya dengan pakaian yang sudah tidak lengkap dan berserakan dilantai, jantung Damar berdegup kencang mencoba mengingat ingat kejadian semalam.. Sayang nya kejadian itu benar benar Damar ingat bagaimana Nadia meronta dan menangis karena perbuatan nya..
Damar mengacak rambut nya dia tampak gelisah

"apa yang sudah ak lakukan" sesal Damar sambil terus mengacak rambut nya.. Diapun tampak menyesal sungguh dia tidak bermaksud berlaku seperti itu pada Nadia.. Selama ini dia berusaha untuk tidak menyentuh Nadia karena dia pikir dia belum bisa menerima Nadia sebagai istrinya.. Dia tidak mau merusak Nadia.. Tapi apa yang dilakukan Damar semalam membuat dia kecewa pada dirinya sendiri...

~~~~~

Setelah selesai membersihkan diri Damar tak kunjung melihat Nadia di rumah..
Damar berniat meminta maaf atas apa yang dia lakukan ke Nadia..

Coba di ketuk nya kamar Nadia tapi tidak kunjung mendapat jawaban dari dalam kamar.
Dengan pelan Damar membuka pintu kamar Nadia yang tidak di kunci..
Ditatapnya kamar Nadia.
Sepiii..
Tidak ada nadia didalam bahkan tempat tidur nya masih rapi seperti tidak dipakai semalam..
"kemana nadia?"

~~~~~~

Believe ( END )Where stories live. Discover now