Chapter 28

232K 9.3K 120
                                    

"gimana istri saya dok?" bergegas Damar menghampiri seorang dokter yang terlihat baru saja keluar dari ruang Igd.

"pendarahan nya sudah berhenti, tapi ibu Nadia harus bedrest dulu ya minimal 3 hari"

"anak saya tapi baik baik aja kan dok?" tanya Damar lagi

"Alhamdulillah baik baik aja, denyut Jantung bayinya juga baik, pendarahan nya tidak begitu dalam. Mungkin karena kelelahan fisik dan pikiran jadi terjadi pendarahan.."

"Alhamdulillah, apa kami boleh masuk ke dalam dok?"

"boleh, silahkan. Saya permisi kalau begitu.." jawab dokter tadi seraya meninggalkan Damar dan lain nya

"terima kasih dok" ucap Damar sambil bergegas masuk ke dalam menyusul Mama Laras yang sudah masuk duluan..

~~~~

"haii sayang, gimana perut nya masih sakit?" sapa mama Laras yang baru saja masuk keruangan Nadia.

" ma anak aku gimana?" tanya Nadia cemas

"Alhamdulillah baik. Pendarahan nya udah berhenti, tapi kamu mesti bedrest dulu 3 hari" jawab mama Laras sambil sebelah tangan nya mengusap usap lembut kening Nadia..

"Nadia takut maa"

"gak papa kok sayang, anak kamu baik baik aja, sekarang kamu istirahat ya, jangan banyak pikiran"

"Dam..!! kenapa malah diem disitu. Kesini kek hampirin istrinya kok malah ngalamun sih" mama Laras sedikit heran melihat Damar yang malah terlihat diam saja di ujung ranjang Nadia.

Sejujurnya Damar tadi cemas sekali ketika masuk kamar dan mendapati darah mengalir di kaki Nadia , masih terlintas di ingatan nya bagaimana suasana dimobil ketika tadi perjalanan membawa Nadia kerumah sakit, semua tampak cemas, bahkan isakan dan rintihan Nadia dimobil masih terngiang jelas ditelinga nya, tak henti henti nya selama perjalanan dalam hati Damar berdoa untuk keselamatan anak istrinya, sungguh dia tidak mau kehilangan mereka.

Perlahan lahan Damar melangkah menuju kepala ranjang kemudian berdiri disisi kanan ranjang dan tiba-tiba ia mendarat kan sebuah kecupan dikening Nadia.
Cukup lama... Seakan Damar ingin melepas segala kekhawatiran yang tadi merundung hatinya.

Nadia memejamkan matanya ketika Damar mencium kening nya. Sejujurnya dia terkejut tapi entah kenapa ciuman ini terasa hangat berbeda dengan cium kening ketika mereka selesai Ijab qobul, bahkan ciuman ini bisa membuat kegelisahan dan kekhawatiran nya hilang.

"kamu harus bedrest disini 3 hari Nad, Kita belum bisa pulang kejakarta" ucap Damar setelah nya

"iya"

"nanti biar mama temani ya, papah sama Kirana mungkin besok harus pulang karena papa harus keluar kota, dan Kirana masuk kuliah. Nanti biar mama aja yang disini"

"ma, kalau mama mau pulang duluan ke Jakarta gak papa kok, kasian papa mau keluar kota tapi gak da yang nyiapin keperluan nya , Nadia gak papa disini sendirian" ucap Nadia sedikit tidak enak karena merepotkan mertuanya.

"iya ma, mama pulang ke jakarta duluan gak papa. Damar yang akan jagain Nadia disini"

" kasian kalau kalian disini berdua aja. Mama malah kepikiran"

"ya ampun ma, gak papa. Ntar mama malah kecapean, udah mama pulang gak papa"

"ya sudah mama pulang ke jakarta besok sore aja ya sama papa sama Kirana.."

"yaa, tapi mending mama sekarang pulang ke villa aja, udah malam kasian tu papa Kirana, Kevin sama bibi maryam di depan nungguin. Kan masih pada capek ma habis acara tadi." usul Damar ke mama nya.

Believe ( END )Where stories live. Discover now