Lathifa 37

34.5K 2K 31
                                    

"Dimana pun rumahnya, sekecil apa pun itu. Asal itu denganmu, aku siap."

******

Lathifa meregang-regangkan tangannya. Ia habis berkutat dengan beberapa pakaian yang belum ia setrika. Kabarnya, Arsyad dan dirinya akan pindah ke rumah yang telah dibangun oleh Arsyad dan Althaf. Rumahnya dekat kampus yang akan dimasuki oleh Arsyad dan sekaligus dekat dengan perusahaan Candra group.

Sejak kelas dua Arsyad dan Irsyad memang sudah sering ikut Althaf untuk belajar memimpin perusahaan. Mereka juga cukup pandai untuk mengerti hal tersebut. Sekarang, Arsyad mulai memimpin perusahaan inti dan Irsyad perusahaan cabang.

"Yang.. Berhenti dulu, makan ayok.. Padahal udah abang ajak tadi.." Ucap Arsyad yang tiba-tiba masuk ke kamar.

Lathifa kaget. Ia masih belum terbiasa dengan panggilan Arsyad yang sekarang. Panggilan itu membuat hati, jiwa, raga dan tubuhnya mulai meleleh.

"Abang aja dulu.. Lathifa masih banyak kerjaan.." Lathifa memilih untuk menyelesaikan tugasnya dahulu.

"Nanti kalau sakit gimana?? Kerjaannya malah makin gak selesai.." Arsyad mendejat dan melingkarkan tangannya di perut Lathifa.

"Sedikit lagi kok Bang.. Tinggal dimasukin ke koper.." Balas Lathifa masih tetap menolak. Kali ini ia menolehkan wajahnya, membuat hidungnya bersentuhan dengan pipi Arsyad.

"Yaudah nanti Abang yang masukin... Sekarang kita makan dulu.." Titah Arsyad. "Istri yang baik adalah istri yang nurut pada suami loh Yang.."

Lathifa berbalik dan melepas pelukan Arsyad. Menggantinya dengan sebuah gandengan. "Ayo makan.."

Arsyad terkekeh dan mulai melangkahkan kakinya sejajar dengan Lathifa. Sebanarnya ia tidak bermaksud ingin menyudutkan Lathifa. Tetapi tidak ada cara lain yang bisa membujuk Lathifa agar menjaga pola makannya.

"Hari ini masak apa sama Ummi?" Tanya Arsyad basa-basi.

Ia duduk di kursi yang berada tepat di samping Lathifa. Lathifa berdiri dan bergerak mengambilkan makan untuknya dan Arsyad.

"Tadi masak tempe sama tahu di sambal. Sama masak sayur bayam juga. Abang mau pakai semua? atau tempe sama bayam aja? atau tahu sama bayam aja?"

"Kalau tahu sama tempe aja gimana?"

"Gaboleh.  Harus ada sayurnya," Jawab Lathifa dengan mata menatap tepat ke manik Arsyad.

"Yaudah pakai semua.." Balas Arsyad.

Ia tersenyum. Membuat Lathifa memalingkan wajahnya dan buru-buru menyiapkan makanan Arsyad. Setelah selesai dengan Arsyad, kini ia mengambil makanan untuknya.

"Kenapa tempe? Gasuka tahu?" Tanya Arsyad bingung. Pasalnya ia melihat piring Lathifa di penuhi oleh tempe.

"Bukan gak suka. Hanya saja Lathifa lebih suka tempe. Kalau Tahu rasanya agak hambar walaupun disambal.. Jadi lebih suka tempe.."

Mereka menghentikan aktifitas berbicara mereka. Karena Arsyad telah memimpin doa dan mengharuskan baginya, dan bagi siapa saja di keluarga ini untuk diam dan makan dengan serius.

"Ayo lanjut beresinnya.. Takutnya besok gak selesai. Kan kata abang pindahnya pagi, biar bisa beres-beres dulu disana.." Ajak Lathifa.

Sudah dua puluh menit sejak ia selesai makan da mengajak Arsyad untuk kembali beraktifitas. Tetapi Arsyad sama sekalu tidak ingin bergerak. Ia terus bersandar di bahu Lathifa dan terkadang menutup matanya.

"Gak mau malam mingguan Yang?" Tawar Arsyad.

Arsyad baru ingat bahwa malam ini adalah sabtu malam. Atau bahasa gaulnya, malam minggu. Malam yang dicetuskan oleh anak-anak jaman sekarang sebagai malam romantis. Dimana yang sudah memiliki pasangan wajib untuk keluar dan menikmati malam bersama para kekasih.

Lathifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang