X - Hiduplah Tanpa Penyesalan!

14.3K 1.5K 92
                                    

Huwaa... Maaf banget typonya gak keurus T^T Maklum, maba lagi padat2nya tugas T^T

Typo is art xD

.

"ZI—ZIAN?!"

"Apa yang kau lakukan disini, Liu?" tanya Zian dengan suara yang dingin. Liu yakin seandainya kamar ini tidak gelap maka dia pasti akan melihat wajah datar milik Zian. Oh Tuhan, selamatkan lah Liu dari situasi yang mengerikan ini.

"A—aku hanya khawatir denganmu." Liu menjawab dengan terbata-bata dan suara yang tidak stabil. Seharusnya sejak awal saja dia menolak permintaan ini, sepertinya Félix atau Fabi lebih cocok dengan urusan bujuk membujuk.

Kemudian Liu merasakan tubuhnya dibawa berjalan, Zian memegangi bahunya kemudian mendorongnya dengan kuat ke atas ranjang. Entah apa yang membuat Zian bisa dengan sangat pas menjatuhkan Liu diatas ranjang, padahal kamar tersebut sangat gelap bahkan tidak ada cahaya sedikitpun. Liu saja tidak yakin apakah dia masih berada di dalam rumah atau justru di dalam sebuah goa.

Tidak ada suara selanjutnya diantara mereka berdua. Hanya saja Liu merasakan jika Zian kini berada tak jauh dari dirinya, Liu tidak berani bergerak bahkan sedikitpun. Dia takut akan memecahkan sesuatu jika meronta atau malah dia akan menabrak dinding jika langsung lari.

Hanya saja satu hal yang tidak terlalu di pahaminya, bagaimana bisa Zian hidup di kamar gelap gulita ini? Tunggu dulu, Zian itu manusia 'kan?

Baiklah Liu, hentikan pemikiran liarmu itu. Tangan Zian sama seperti tangannya yang dulu dan suara Zian juga tidak berubah.

"Zi—zian." Panggil Liu pelan ketika dia merasa tangan Zian membelai wajahnya dengan lembut. "Hm." Zian menjawab dengan suara yang datar, seolah dia tidak berniat untuk membuka mulut. "Disini sangat gelap." Dia mencicit dengan ragu-ragu.

Zian mengerutkan alisnya –yang tentunya tidak bisa dilihat oleh Liu, lalu malah balik bertanya, "Kenapa?" Sudahlah, Liu menyerah dengan Zian.

Merasa tak ada respon dari Liu lagi, Zian perlahan bangkit dari ranjangnya, Liu menyadari itu karena sudah tidak ada lagi terasa aura kuat diatasnya. Terdengar suara langkah kaki yang pelan diatas lantai, Liu yakin Zian berjalan ke arah dinding. Mungkin menyalakan lampu? Ya semoga saja, karena Liu cukup pusing dengan kamar tanpa cahaya sedikit pun.

Tak

Sebuah lampu yang tidak terlalu cerah mulai terlihat, Liu menyesuaikan penglihatannya dengan ruangan yang menguning namun masih didominasi oleh gelap itu. Dia melihat sosok Zian berdiri tak jauh darinya dengan telanjang dada.

Tunggu, kenapa Zian tidak memakai bajunya?! Pikiran Liu 'kan jadi melayang kemana-mana!

"Siapa yang menjadikanmu sebagai tumbal kesini, Liu? Aku akan menghajar mereka untukmu."

Langsung saja mata Liu melebar dan dia menggeleng dengan ribut. Meski dia tidak yakin Zian melihatnya atau tidak, yang penting menggeleng dulu. "A—aku ingin memastikan keadaanmu, tidak ada yang memaksaku." Suaranya dengan cukup lantang. Liu tidak boleh membiarkan perkelahian sesama pelayan dirumah ini, sangat tidak diizinkan.

Lalu sosok itu kembali berjalan mendekati Liu, berdiri dihadapan Liu yang kini tengah duduk diatas ranjang. Samar-samar Liu melihat ekspresi Zian yang datar. Apa mood buruknya sangat mempengaruhi kepribadian? Maksudnya, lihatlah bahkan Liu sudah tidak bisa mendengar suara cerewet Zian atau ekspresi ramahnya.

Tangan Zian meraih dagu Liu kemudian mencium dan melumat bibir lelaki manis itu dengan tidak sabaran. Hanya dengan sentuhan kecil seperti ini saja Liu sudah yakin jika Zian memang sedang dalam kondisi yang buruk.

HELLO, BITCHES!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang