3. Kamu Masih Tetap Sama.

633 84 4
                                    

Bias-bias matahari memasukki jendela kamar. Jinyoung berusaha semampunya untuk bisa membuka mata. Badannya masih terasa sakit dibeberapa tempat karena acara pernikahannya kemarin.

Setelah nyawanya sedikit terkumpul. Ia duduk di atas kasur dan pelan-pelan mulai meregangkan otot-otot tubuhnya yang sedikit kaku.

Jinyoung menoleh, tidak ada siapapun disamping saat ini. Kemana dia?

Ia mengedarkan matanya kesetiap ujung kamar. Tidak ada siapapun. Oh mungkin di kamar mandi. Tebak Jinyoung asal.

Sepuluh menit telah berlalu. Tidak ada sosok Jisoo yang muncul dari balik pintu kamar mandi. Membuat Jinyoung penasaran. Ia beranjak dari kasurnya dan berjalan kearah kamar mandi. Sesaat ragu, bisa sajakan Jisoo sedang berendam, atau berganti pakaian mungkin. Bila memang itu terjadi Jinyoung akan langsung dicap mesum

Namun rasa penasaran lebih menguasainya. Jinyoung mendorong pintu kamar mandi perlahan. Ternyata nihil. Tidak ada siapapun di dalam sana.

Kemana dia?

Lagi pertanyaan itu menyeruak dalam batin Jinyoung. Semua pertanyaan-pertanyaan aneh muncul satu persatu dalam kepala Jinyoung. Membuatnya sedikit frustasi, tapi masih berusaha untuk tetap tidak peduli.

Dirinya yang sedang asik menjawab setiap pertanyaannya seorang diri, dikagetkan dengan suara alarm pada pintu. Seseorang masuk.

Jinyoung yang masih berdiri divdepan pintu kamar mandi berbalik. Sosok Jisoo lah yang ternyata masuk kedalam kamar.

Perempuan itu nampak sudah rapih. Baju dress sebatas lutut yang berwarna peach dengan hiasan bunga-bunga pada beberapa bagiannya membuat Jisoo lebih terlihat feminim dan manis. Bahkan wajah Jisoo sudah ia poles dengan makeup tipis.

Keadaan saling menatap antara Jinyoung dan Jisoo berlangsung selama beberapa detik. Hingga sang gadis menoleh kearah lain.

"Darimana kamu?" tanya Jinyoung berjalan ke arah sofa.

"Sarapan." Jawab Jisoo singkat. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja rias dan duduk dikursinya.

Jinyoung menggaruk tengkuknya. "Kenapa tidak membangunkaku?" tanya Jinyoung. Ia sedikit kesal karena Jisoo memutuskan untuk pergi sarapan sendiri.

Bila ada staff-staff hotel yang menemuinya di restoran atau mungkin beberapa tamu yang menginap di hotel yang sama setelah acara semalam. Mereka melihat Jisoo yang pergi sarapan sendiri tanpa suaminya. Apa tanggapan mereka? Jinyoung kembali membuat asumsi-asumsi aneh dalam kepalanya.

Jisoo menoleh pada Jinyoung. "Aku tidak tau kalo robot sepertimu butuh sarapan." Ketus Jisoo.

"Maksudmu?"

Jisoo berusaha tidak menatap lawan bicaranya. Ia terlalu takut harus bertatapan dengan manik mata penuh kilat Jinyoung. Ia masih trauma.

"Room Service." Suara pintu diketuk memalingkan pandangan Jinyoung dan membuat Jisoo dapat bernapas lega.

Jinyoung mendengus kesal. Ia kemudian berbalik dan berjalan kearah pintu. Seorang pelayan hotel bediri di hadapannya dengan senampan penuh berisi sarapan. Lengkap dengan minum dan sekotak yoghurt stroberi.

"Nona Kim Jisoo yang memesannya." Ucap staff Hotel. Jinyoung tersenyum dan mengambil alih nampan yang diberkan padanya. "Terimakasih." Staff hotel berbalik dan meninggalkan Jinyoung yang langsung menutup pintu kamarnya.

Ia menyimpan nampan ditangannya keatas meja makan dan kembali pada Jisoo. Perempuan itu masih tetap diposisinya. Duduk menyilangkan kaki dan menatap layar ponsel. Entah apa yang ia tonton.

STAND by MEWhere stories live. Discover now