DLH#1

8K 679 39
                                    

"Jungkook Oppa!!"

Jungkook tersentak dan jatuh terguling dari sofa karena mendengar suara teriakan yang menggema di ruang tamu. Dia meringis sambil mengelus dahinya yang langsung mengenai lantai.

"Somi! Bisakah kau tenang satu hari saja?! Dan ini masih jam tujuh pagi?!"

"Tidak sebelum kau jelaskan apa yang Soyeon lakukan di club semalam!"

Duk!

Jungkook dan Somi menatap pintu yang berwarna cokelat gelap. Itu pintu kamar Somi. Mereka berdua saling melemparkan tatapan. Kakak beradik bermarga Jeon itu baru saja mendengar suara jatuh.

Ceklek...

"Ssh.."

"Soyeon, kau kenapa?"

Ternyata Soyeon. Gadis itu memakai piyama dongkernya dan rambutnya sedikit berantakan. Soyeon mengelus pucuk kepalanya yang terasa nyeri. "Aku menabrak pintu."

Jungkook memijat pelipisnya. "Berapa gelas yang kau minum semalam?"

"Hanya dua," jawab Soyeon yang setelahnya menguap. "Somi, kau sudah mandi?"

Somi mengangguk. Soyeon kembali masuk ke dalam kamar dan mengambil handuk dan beberapa pakaiannya. "Jangan tinggalkan aku. Aku ingin belajar sebentar di perpustakaan."

"Tanpa kau suruh, aku juga menunggumu."

"Thanks."

Soyeon pun berjalan menuju kamar mandi. Jungkook dan Somi menghela napas. Somi menunjuk ke arah Jungkook, membuat sang kakak mengerjap bingung.

"Ceritakan padaku, sekarang!"

***

Soyeon mengerjap. Tangannya meraba choker hitam yang melingkar di lehernya. Rupanya, Soyeon lupa melepaskannya. Dengan santai, Soyeon melepaskan choker hitamnya. Menampilkan tato kupu-kupu berwarna biru terang.

Soyeon menghela napas. Tato itu adalah tato pertamanya. Cukup kecil, dan Soyeon mampu menutupinya dengan choker. Dia harus melakukannya karena bisa saja berujung dengan ketahuannya identitas aslinya.

Tato kupu-kupu biru itu identitas Jung Soyeon.

"Ah, hari ini hanya presentasi."

Dan setelahnya, Soyeon membersihkan dirinya.

***

"Jim."

Jimin berdehem. Tangannya sibuk mencoret kertas yang berisi skripsi para mahasiswa. Beberapa mahasiswa berada dalam tanggung jawabnya. Kacamata bulat pun bertengger di hidungnya.

"Kau masih lama? Aku ingin ke perpustakaan."

"Sebentar, Yoongi Hyung. Satu skripsi lagi."

Jimin meletakkan penanya. Satu skripsi sudah dia periksa. Masih banyak kesalahan yang ia temukan. Itu berarti, skripsi itu harus kembali ke tangan mahasiswa yang ia tangani.

"Tumben sekali ingin ke perpustakaan," ujar Jimin sambil melepaskan kacamata bulatnya.

"Entahlah," ucap Yoongi. "Aku sedang ingin membaca buku sejarah."

Jimin mengendikkan bahunya.

Mereka berdua pun berjalan keluar dari ruangan dosen. Semua mahasiswa menyapa Jimin ataupun Yoongi. Karena mereka berdua termasuk dosen yang disegani para mahasiswa.

Sampai di perpustakaan, Jimin melihat dua mahasiswa yang mengantri di meja resepsionis. Dia kenal keduanya.

"Soyeon, cepatlah!"

Daddy's Lil Harley [✔]Where stories live. Discover now