9. Tetap Tersenyum

4K 273 33
                                    

.
Aku tahu menutupi itu hal yang lebih baik untuk menjaga kepercayaan orang yang kita sayang;)
.

•••

Setelah Renzo keluar dari kamar Aura, Rozel langsung memeluk erat tubuh adik kecilnya. Ia ingin memberi ketenangan pada Aura yang tengah memikul beban yang cukup berat.

Sesekali Renzo mengecup puncak kepala Aura yang sering menjadi candunya dari Aura masih kecil.

"Bang, Aura nggak kuat. Aura capek," keluh Aura sambil menangis dibahu Rozel.

"Kamu ada masalah, Ra?"

Aura mengangguk, lalu kembali melanjutkan tangisnya yang sempat terhenti.

"Cerita sama abang,"

Adik bungsunya itu memilih diam dan tidak ingin menceritakan semua masalahnya. Ini bukan saat yang tepat jika ia memberitahu yang sebenarnya pada Rozel. Karena Aura takut Rozel tidak mempercayai perkataannya. Aura belum punya cukup bukti untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya.

"Bang, kenapa sih bang Renzo itu lebih mentingin mantan pacarnya dari pada Aura?"

Rozel kembali mencium kening Aura. "Enggak, Ra. Mungkin Renzo nggak suka kalo kamu nyakitin orang yang dia sayang,"

Memang hanya Rozel lah yang bisa mengerti perasaannya walau cowok itu terkesan paling brutal. Bahkan kedua orang tua Aura tidak ada yang mempercayai jika Fanya itu hanya berpura-pura baik pada keluarganya.

Aura sengaja tidak memberitahu Rozel jika Fanya itu sering menyakitinya. Aura takut jika ia malah menghancurkan kepercayaan Rozel. Biarlah semua berjalan sesuai alurnya, yang bisa Aura lakukan hanyalah bersabar dan kuat untuk menghadapi segala hal.

"Bang Rozel," panggil Aura.

"Iya, Ra?"

"Makasih udah jadi abang yang selalu bisa ngertiin Aura. Pokoknya jangan berubah kalo misalnya abang udah punya pacar ya,"

Rozel tertawa geli saat mendengar penuturan adiknya. Apakah Aura akan cemburu jika Rozel sudah memiliki kekasih?

"Kamu cemburu kalo abang punya pacar?" ledek Rozel.

"Iyalah, nanti kasih sayangnya terbagi dua. Aura nggak mau!"

"Hehe. Iya abang janji nggak akan berubah kalo udah punya pacar,"

Aura kembali memeluk tubuh Rozel dengan erat dan penuh rasa kasih sayang. Entah apa yang akan terjadi jika Rozel mempunyai kekasih yang akan menjadi penghalang kedekatan antara dirinya dan Rozel.

Tetapi Rozel adalah typical cowok yang susah untuk jatuh cinta. Karena seumur hidupnya ia hanya mempunyai satu mantan pacar. Rozel juga merupakan pasangan yang setia. Ada satu hal lagi yang Aura suka dari Rozel. Cowok itu selalu memilih cewek dari sifat dan sikapnya kepada Aura. Karena Aura adalah adik kesayangannya yang selalu ia jaga.

Aura juga menyukai sikap mantan pacar Rozel, namanya Dera Oktavia. Sifatnya sangat friendly, baik, asik, dan tidak mudah cemburuan dengan Rozel. Tapi sayang hubungan mereka harus kandas setelah lama menjalin hubungan selama dua tahun. Alasan nya karena Dera harus pindah kewarganegaraan ke negara London.

"Sekarang tidur ya sayangnya abang, besok kan harus sekolah,"

"Besok Aura cuti bang,"

"Lah, kok, gitu?"

"Aura kena skors sama bu Jannah,"

Aura menatap Rozel sambil memaksakan senyumnya. Walau terlihat manis, tapi itu adalah senyum palsu yang hanya dibuat buat oleh Aura.

"Pasti karena kamu jahil lagi, ya?" terka Rozel.

Aura mengangguk, padahal bukan itu yang terjadi sebenarnya. Tapi Aura tidak ingin membuat Rozel khawatir dengannya.

•••

Raffa dan Asshilla sudah tau jika hari ini mereka berdua dipanggil oleh guru Bk disekolah Aura. Dan soal Aura yang diskors selama dua hari, mereka juga sudah mengetahuinya.

Sekarang mereka tengah sarapan bersama. Sejak tadi suasana meja makan sangatlah tegang, jarang ada yang membuka suara. Biasanya Aura lah yang selalu mengoceh ria dan meramaikan meja makan, tapi sekarang cewek itu hanya diam dan sering kali melamun disela makannya.

"Aura, dimakan dong jangan diliatin doang," ucap Asshilla.

"Iya mah,"

Raffa yang tadinya fokus pada makanan nya, sekarang memilih untuk menatap putri bungsunya itu yang tidak biasa diam seperti ini.

"Soal masalah disekolah, nggak usah difikirin. Biar ayah yang urus!" Aura tersenyum kecil mendengar perkataan Raffa.

"Iya, kamu nggak usah sedih,"

"Mah, yah, Renzo berangkat duluan. Assalamualaikum," Renzo mencium tangan kedua orang tuanya lalu pergi tanpa mengatakan sepatah kata lagi.

Aura hanya bisa memandang punggung kakaknya yang semakin lama semakin tidak terlihat. Sungguh batin Aura terluka, perih rasanya melihat abangnya sendiri terlihat sangat cuek pada dirinya.

"Biarin aja, dia lagi sensitif. Namanya juga orang yang udah jadi budak cinta mah nggak bakal mikir apapun selain cinta nya!" bisik Rozel ditelinga Aura.

Cewek itu tersenyum, lalu menatap wajah tampan ayahnya yang masih kelihatan seperti anak remaja. Aura bersyukur mempunyai ayah seperti Raffa yang selalu bertanggung jawab dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Yah,"

"Kenapa sayang?" sahut Raffa datar.

"Maaf, karena ulah Aura kalian jadi harus dipanggil ke sekolah deh,"

Raffa mengusap usap rambut putri bungsunya dengan sayang.

"Nggak apa-apa. Lain kali jangan diulangin,"

"Iya yah. Makasih," Aura langsung menghamburkan pelukannya pada Raffa.

Rozel dan Asshilla hanya bisa melihat keduanya sambil tersenyum. Terkadang Rozel cemburu, mengapa ayahnya selalu saja dekat dengan Aura. Tetapi dirinya dan Renzo pun kadang hanya diberi kasih sayang secukupnya.

"Aura aja dipeluk sama dicium gitu. Giliran Rozel, dijutekin!" cibir Rozel.

"Cie cemburu," ledek Aura sambil tertawa.

"Ngeselin!" gerutu Rozel kesal.

•••

A/n: Siapa yang nunggu part nya Raga?

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang