29. Terungkap 2

3.8K 255 25
                                    

"Ayo selesaikan semua masalah dan rahasia yang selama ini ayah simpan."

Jantung Aura berdegub dengan kencang. Apa ini saatnya Aura tahu dan mendengar fakta tentang keluarganya. Ya, Tuhan, ini membuat Aura menjadi khawatir. Batinnya.

Mereka bertiga memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu. Dengan satu kali tarikan napas, Raffa dan Ashilla mulai menceritakan semua rahasia ini.

(ini rangkuman cerita yang Raffa-Ashilla ungkapkan ke Aura.)

Dulu, orang tua Raffa kurang menyukai Ashilla entah apa alasannya. Sepertinya orang tua Raffa memberikan restu palsu untuk keduanya, karena Raffa mengancam akan kawin lari tanpa restu orang tua.

Tidak sampai sebulan, Ashilla hamil. Jelas Raffa senang, tapi kedua orang tuanya mulai menunjukkan sikap ketidak-sukaan mereka terhadap Ashilla. Sampai usia kandungan Ashilla masuk bulan ke-tujuh, orang tua Raffa memaksa dirinya agar menikah lagi dengan perempuan pilihan mereka.

Saat itu Raffa membantah secara terang-terangan, tapi ibunya mengancam untuk tidak meminum obat dari dokter. Kalau ibunya Raffa tidak meminum obat, maka kondisinya bisa drop dan mungkin saja akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Raffa bingung, sampai akhirnya Ashilla menyetujui permintaan orang tua Raffa dengan syarat untuk tidak menceraikannya. Tampaknya orang tua Raffa setuju, dengan berat hati Raffa harus menikahi orang asing yang sama sekali tidak ia kenal.

Pernikahan keduanya berjalan dengan lancar, beberapa minggu kemudian, Naura yang sah menjadi istri ke-dua Raffa mengandung anak mereka.

Raffa tidak terlalu senang dengan kabar tersebut. Oh iya, Ashilla dan Naura ini tidak bertengkar seperti orang lain. Mereka rukun, itu lah hebatnya dua wanita tersebut.

Raffa bahagia ketika Ashilla melahirkan anak kembar mereka. Sungguh, rasa cinta Raffa semakin membuncah pada Ashilla. Lalu ia memberi nama dua bayi itu, Rozel dan Renzo. Raffa fikir orang tuanya akan membenci kelahiran mereka berdua, nyatanya respon orang tua Raffa cukup membuat Raffa senang.

Dan tidak lama kemudian, Naura juga melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Hebat sekali Raffa bisa mendapatkan anak kembar terus-menerus. Dan kelahirannya ini juga disambut bahagia oleh mereka semua, Raffa juga mulai memiliki rasa pada Naura. Hal tersebut membuat Ashilla ketar-ketir.

Tetapi, setelah melahirkan bayi kembar itu kondisi Naura sangat lemah. Raffa sangat khawatir. Sebelum Naura menghembuskan nafas terakhirnya, wanita itu memberi pesan pada Raffa seperti ini.

"Raff, Dinda teman dekatku pengen banget punya anak tapi sampai sekarang mereka belum dikaruniai momongan sama Tuhan. Aku minta tolong sama kamu buat relain satu anak kita untuk diasuh sama Dinda. Boleh, ya?" pinta Naura dengan suara yang terdengar sangat lemah.

"Gak bisa, ini anak kita, kita harus rawat bareng-bareng, Na!"

"Aku mohon Raff, kamu gak perlu takut dibenci anak kita karna dia diasuh sama orang lain. Jelasin ke dia kalo ini perintah bundanya, biarin anak aku benci sama bundanya sendiri, jangan sampe dia benci kamu. Aku ngelakuin ini karena Dinda orang yang selalu ada buat aku, dia satu-satunya orang yang nemenin aku dulu disaat keluargaku meninggal. Aku mohon, laksanain permintaanku."

"Tapi,"

"Virgo dan Aura. Itu nama anak kita. Makasih Raff atas kasih sayangnya selama ini, aku bahagia bisa kenal sama kamu."

Belum membalas ucapan Naura, mesin didalam ruangan tersebut berbunyi, Raffa panik, dokter dan suster segera mengambil tindak lanjut tapi semua itu terlambat. Naura dinyatakan meninggal setelah dua puluh menit melahirkan putra-putrinya.

Flashback off

Itu adalah alasan mengapa Raffa memberikan hak asuh Virgo kepada Dinda dan Raja. Raffa tidak berniat menyembunyikan hal ini, hanya saja mereka butuh waktu untuk menceritakan semuanya. Jujur hati Raffa sangat sakit jika harus mengingat kejadian bertahun-tahun yang lalu itu.

"Maafin ayah, Ra, karena baru ngasih tau kamu sekarang. Ayah gak siap dibenci kamu dan Virgo." ucap Raffa hampir terdengar sangat lemah.

"Maafin mamah juga, Ra, kita sayang kalian tapi memang semuanya butuh waktu untuk menceritakan kejadian itu,"

Aura tidak dapat berkata-kata lagi, air matanya sejak tadi mengalir tapi Aura dapat menahan suara isak tangis tersebut. Ternyata apa yang Virgo katakan itu benar.

"Ini semua salah Aura, coba aja Aura gak lahir mungkin bunda masih hidup. Harusnya Aura yang pergi, bukan bunda. Ini semua karena Aura, yah, mah!"

Suara isakkan tangis Aura dan Ashilla terdengar saling beradu. Raffa yang melihat hal tersebut hanya bisa memukul tangannya ke dinding sampai menyebabkan beberapa luka dijarinya.

"Aura gak boleh ngomong gitu, ini takdir, Ra. Tuhan sayang bunda Naura, makanya dia jemput bunda secepat itu." ujar Ashilla sambil mendekap Aura dengan erat.

"Aura yang salah. Bunda gak boleh pergi. Hiks. Bang Virgo butuh bunda, dia kehilangan kasih sayang orang tua karena Aura. Aura benci diri sendiri!"

Raffa menarik dagu Aura dengan reflek. "Kamu bodoh kalo nyalahin diri kamu sendiri. Bunda bakal marah kalo ngeliat Aura kayak gini! Kamu mau dibenci bunda, hm?" suara deep ayahnya cukup membuat Aura kembali berfikir.

"Ini permintaan bunda Naura, ayah gak bisa bantah, dan ayah bakal ceritain semuanya ke Virgo. Kamu gak perlu nyalahin diri sendiri. Paham?"

Aura mengangguk setelah mendengar suara Raffa yang terbilang cukup tegas kali ini. Pria arogan tersebut tidak ingin Aura terus menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.

"Aura pengen liat makam bunda,"

Lagi-lagi Raffa menghela napasnya dengan berat. "Virgo tau makam bunda Naura di mana,"

"Kenapa ayah gak ngasih tau Aura? Kenapa harus nanya sama bang Virgo?"

"Karena ayah gak sanggup berdiri di sana, hati ayah gak cukup kuat buat liat makam Naura."

Aura menghapus semua jejak air mata yang membasahi pipinya.

"Ayah, mamah, makasih udah rawat Aura dengan penuh kasih sayang. Tapi Aura minta tolong sama kalian, ajak Virgo untuk tinggal bareng kita!"

"Aura sayang, nanti mamah sama ayah bakal berusaha bujuk Virgo, ya. Sekarang kamu tidur, udah jam tujuh malem, mamah tau kamu capek." ucap Aura sembari mengelus punggung Aura lembut.

Gadis itu mengangguk patuh, lalu mencium ke-dua pipi Ashilla dan Raffa dengan penuh kasih sayang.

"Selamat malam ayah, selamat malam mamah!"

"Malam juga sayang," balas ke-dua orang tuanya.

Aura segera memasuki kamarnya yang tidak jauh dari ruang tamu. Raffa dan Ashilla tersenyum hangat karena sudah lega telah menceritakan hal ini pada Aura.

"Malam ini kita kerumah Dinda sama Raja buat jelasin semuanya ke Virgo!"

Ashilla mengangguk setuju. "Aku siap terima amarah Virgo, Raff. Aku bakal nemenin kamu buat kasih pengertian ke Virgo."

=====

A/n: aaaa gatau nulis apa:(
.
Aku laik konflik, makanya crta ini penuh sm konflik wkwk
.
Pengen namatin auraga, tp ga memungkinkan, soalnya kisah cnta auraga masi sedikit. blm ada suka-dukanya
.
Doain smga ada mood buat nulis ya
.
.

AURAGA || END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang