DILEMA

44 8 0
                                    

Saat jam istirahat, Bayu menyempatkan diri melihat pertandingan bola basket putri(Angrek) melawan sekolah tetangga, niatnya sih men-Suppor pacarnya. Walaupun begitu pikirannya melayang, pandangannya kabur meski matanya tersorot dalam pertandingan itu. Dia menjadi bingung, galau dan banyak pertanyaan yang tersimpan dibenak pikirannya. Jujur suh, Dia juga ingin mendalami ilmu musik di Korea bersama ketiga sahabatnya, tetapi masalahnya terletak pada Rahma.

"Apa Rahma mengizinkan Bayu pergi ke sekolah itu atau enggak?"

"Bagaimana kalau Rahma tidak mengizinkannya?"

"Apa yang harus dia lakukan?"

Membuatnya dilema. Apalagi Rahma adalah wanita yang sangat dicintainya. Kalau memutuskan untuk tidak ikut? Apa tanggapan ketiga sahabatnya.

Tiba-tiba ada orang yang menyentuh bahunya Bayu. Membuat Bayu sempat terlojak kaget, dengan gerakan cepat kilat pemuda itu menoleh ke sang pelaku.

"Bay, gue tau beban yang sedang elo tanggung dibenak pikiran lo," ucap Radit penuh pengertian. "Elo beratkan harus meninggalkan Rahma. Orang yang sangat elo cintai?" Tebakannya sambil duduk disamping Bayu.

"Bukan itu yang membuat gue berat hati untuk pergi," sangkal Bayu matanya menatap Rahma yang sedang menghadang lawannya.

"Lantas apa?" Tanya Radit setelah salah memperkirakan alasan Bayu.

Bayu kembali melirik Radit. "Gue takut bila Rahma tidak mengizinkan gue pergi." Kasih tahu Bayu sambil memalingkan pandangannya. "Gue takut dia marah bahkan mungkin kecewa atas keputusan yang akan gue ambil. Bagaimana kalau nantinya dia salah paham sama keputusan gue. Gue takut dia bilang gue tidak tulus mencintainya tetapi lebih memilih kalir..." curhatannya begitu panjang lebar membuatnya risau. "Dit, elokan tau. Cinta gue ke Rahma sangatlah besar." Imbuhnya

Radit tertegun berusaha mencerna curhatan Bayu barusan. Sebenarnya dia tidak tahu menau mengenai cinta, sebab dirinya belum pernah merasakan yang namanya Cinta. Dia, Dimas dan Angga ingin sekali bersekolah disana. Tetapi mereka tidak bisa berangkat bertiga saja tanpa Bayu, karena Superband tanpa Bayu takkan lengkap.

"Bay, bagaimana kalau elo coba omongin dulu mengenai sekolah itu ke Rahma?" Pendapat sekaligus saran Radit.

"Kalau dia tidak setuju, bagaimana?"

"Yaaa nanti kita akan bersama-sama memikirkannya." Ujar Radit sebenarnya bingung. "Bay, kita kan belum tau apa keputusan Rahma? Entah dia setuju atau tidak, yang pasti kita harus berpikir positif dan jangan berpikir negatif."

"Hai Bay?" Sapaan Rahma secara tiba-tiba telah berada dihadapan mereka dengan wajah dan bajunya dibasahi sama keringat sehabis bertanding. yang dimenangkan sama timnya.

"Kalian sedang membicarakan apa sih. Begitu serius banget?" Tanya Rahma penasaran, "Dan apa maksudnya harus berpikir positif?" Keponya hanya mendengar ujungnya saja.

"E eng nggak Rah!" Sela Radit begitu gugup "Kalau begitu aku pergi dulu yah?" Pamitnya sambil terperanjak lalu melirik Bayu, "Bay. Kamu harus optimis?" Pesannya langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bay. Apa sih yang kalian bicarakan?" Tanya Rahma jadi penasaran, sambil duduk disamping Bayu.

"Emm........ iniii..... anuuuu...... soal SUPERBAND!" Jawaban Bayu mencari-cari alasan.

Dengan gelagatnya Bayu begitu membuat Rahma curiga, diapun tau jika cowok yang kini jadi pacarnya tlah berkata bohong kepadanya.

"Emangnya ada masalah diSUPERBAND?" Tanya Rahma membiarkan Bayu dalam rahasiahnya, yang memang ataupun mungkin Rahma tidak boleh tau.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang