JASMIN KEHILANGAN PENGLIHATANNYA

91 5 0
                                    

"Ayah, bolehkan aku jalan-jalan di sekitar taman?"

Pintaan Jasmin melirik Pak Hendra disele-sela makannya.

"Tentu saja boleh sayang!" Pak Hendra mengizinkan.

Hati Jasmin langsung bahagia sama pengizinan ayahnya. "Tetapi nanti aku takut tersesat, Yah. Aku kan belum pernah datang kemari untuk sebelumnya..." ujar Jasmin cemberut.

"Tenanglah sayang. kan ada Kakakmu yang akan menemanimu keliling taman ini sepuas hatimu," sela Pak Hendra.

"Tapi kan Yah. Kak Eva pun belum pernah kemari, lagian belum tentu Kak Eva mau mengajakku jalan-jalan."

"Bukan Kak Eva tetapi Kak Rahma!"

"Kak Rahma!" Beo Jasmin melirik Rahma yang lagi duduk di samping ibunya dengan memberikan tatapan kebencian. "Kenapa harus dia sih?" Protesan hatinya berdecak kesal.

Pak Hendra menoleh ke arah Rahma. "Iya kan Rah, kamu mau kan menemani adikmu jalan-jalan mengelilingi taman?" Tanya Pak Hendra meminta.

"Aku sih bagaimana Jasmin nya saja!" Seru Rahma tanpa menoleh.

"Emangnya Kak Rahma mengetahui taman ini gitu?" Tanya Jasmin melirik ayahnya.

"Ya tentulah sayang, kakakmu itu selalu menghabiskan liburan ataupun waktu luangnya disini. Kan rumahnya Kak Rahma tidak jauh dari sini."

Jasmin tertegun mencoba berpikir dan menimbang-nimbang tawaran ayahnya. "Bolehlah!" Sepakatnya dengan terpaksa karena sebenarnya dia tidak mau harus berjalan sama Rahma, orang yang sangat dibencinya. Apalagi semenjak Rahma menjadi pelatih timnya Davit serta Davit lebih perhatian ke Rahma dibandingkan dirinya, Jasmin makin salah paham.

Rahma dan Jasmin pun terperanjak dari duduknya. "Kalau begitu aku pergi dulu ya Yah, Ma," pamitnya Jasmin membuat Rahma terperanjak untuk menemani adiknya jalan-jalan disekitar taman.

"Sayang!" Tahan Pak Hendra saat kedua anaknya hendak pergi. "Kita tunggu kalian disini ya," kasih tahunya.

"Iya Yah!" Jawaban Jasmin melirik ayahnya langsung pergi menaiki anak tangga diikuti oleh Rahma.

"Ayah Mama, aku juga mau ikut sama mereka ya?" Izinnya Eva secara tiba-tiba sambil berdiri.

"Ya sana. Jagalah kedua adikmu." Pak Hendra mengizinkan sambil berpesan.

"Baik Yah." Timpal Eva langsung pergi menyusul kedua adiknya yang lebih dulu pergi.

Eva berniat mengusik kedamaian kedua adik-adiknya itu. Supaya keduanya tidak menjalin kedekatan.

#####

Di sepanjang jalan, Rahma menjelasin tempat-tempat yang mereka kunjungi seperti memandu wisata.

"Kak Rahma tidak usah sok baik kepadaku, jika hati kakak busuk. Kak Rahma. Sudahin aja sandiwara kakak." Larangan Jasmin ditengah perjalanan mereka dengan tiba-tiba. Gadis itu langsung pergi duluan.

Rahma langsung menyusul Jasmin setelah sempat termenung. "Kakak tidak pernah sok baik sama kamu, Jas." Sangkal Rahma dengan bingung. "Kakak hanya melakukan bagaimana sikap seorang kakak kepada adiknya..." Lanjutnya hendak menjelasin.

"Hah." Bentak Jasmin. "Aku tidak percaya sama semua kebaikan kak Rahma kepadaku!" Sangkalannya dengan intonasi yang sama. "Karena saudara tiri tuh orang jahat. Dia selalu suka merebut semua yang dimiliki saudaranya."

Deg! Kedua bola mata Rahma melebar dengan sempurna, sangat schok dan tidak menyangka Jasmin akan berpikiran sekeji itu mengenainya.

"Jas, aku bukan orang seperti itu," elakan Rahma tidak terima. "Jadi selama ini kamu menjauhiku, membenciku karena kamu berpandangan. Aku akan merebut semua yang kamu miliki? Begitu?" Tebakannya baru sadar alasan Jasmin berubah kepadanya.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Where stories live. Discover now