PIKNIK

34 3 0
                                    

Di pagi itu keluarga Pak Hendra sedang sarapan di ruang makan dengan lengkap termasuk Eva pun tampak hadir.

"Apa hari ini kalian punya kegiatan atau tidak?" Tanya Pak Hendra disela-sela sarapan mereka.

"Tidak tuh Yah!" Jawaban Jasmin hendak menyuap nasi sedangkan Rahma sudah minum. Secara berbarengan.

"Kenapa sih aku harus menjawab berbarengan sama dia?" Keluhan hatinya Jasmin sambil melirik Rahma penuh kebencian apalagi saat lihat Rahma selalu sama Davit di sekolah membuatnya cemburu.

Pak Hendra beralih melirik Eva. "Sedangkan kamu sayang?" Tanya Pak Hendra ke anak tertuanya.

"Aku mempunyai kegiatan sama teman-teman, Yah!" Jawaban Eva begitu datar.

"Kegiatan apa? Lho kok kedua adikmu tidak mempunyai kegiatan?" Tanya Pak Hendra sempat heran.

"Ya iya lah Yah, aku kan anak yang rajin serta kreatif. Makanya hari minggu pun aku mempunyai kegiatan..." Eva berbohong dengan mengada-ngada.

Rahma hanya tersenyum sinis atas kebohongan kakaknya itu. "Sok iya menjadi murid yang rajin dan kreatif dan sok sibuk. Hari-hari biasa juga dia selalu bolos apa lagi hari minggu. Paling-paling ke sekolah pun mencari-cari masalah dan memalak siswi yang lemah." Bisikan hatinya Rahma melirik Eva.

Pak Hendra langsung mengeluh sama penuturan Eva. "Ya kalau begitu, kamu tidak bisa ikut sama kami berempat pergi jalan-jalan dong..." keluhan sekaligus kasih tahu Pak Hendra.

"Maksud Ayah apa?" Tanya Jasmin  menatap ayahnya penuh penasaran sambil tangannya memegang sendok dan garpuh.

"Niat Ayah sih, kalau kalian bertiga dan Mama kalian tidak ada kegiatan. Ayah ingin mengajak kalian liburan ke taman atau kemana lah!"

"Ayah aku mau ikut!" Ucap Eva secara tiba-tiba.

Pak Hendra memutar kepalanya melirik Eva. "Bukanya hari ini kamu punya kegiatan, sayang?" Tanya Pak Hendra heran.

"Iya itu juga, Yah. Tetapi aku bisa menelpon temanku untuk mengizinkan aku untuk tidak megikuti kegiatan hari ini. Lagi pula kegiatan kita tidak penting-penting amat dari pada kebersamaanku dengan keluarga. Kapan lagi kita bisa begini selain hari ini..." ngelasan Eva begitu manis.

Dengan ucapan anak tertuanya barusan. Pak Hendra merasa bangga sebab ternyata dari sifat ke keras kepalaan Eva ada sifat bijak juga.

"Gue takkan pernah membiarkan Tante Ratna bisa bersama-sama ataupun bersenang-senang sama Ayah?" Bisikan hatinya Eva dengan matanya tajam tersorot pada Bu Ratna dirasakan oleh Rahma.

"Aku takkan pernah membiarkan Eva menyakiti Mama sedikitpun juga!" Niat Rahma dengan matanya tersorot ke Eva yang mempunyai rencana untuk menyakiti Bu Ratna, Rahma bahkan Jasmin.

Eva berencana. Nanti ditempat liburan, dia akan membuat liburan mereka bertiga tidak berkesan, mengharukan ataupun menyenangkan. Tetapi menyedihkan.

"Kalau begitu. Setelah sarapan kalian semua bersiap-siaplah!" Kasih tahu sekaligus suruh Pak Hendra sambil menunjukan kebahagiaannya.

"Baik Yah!" Jawaban Rahma antusias.

"HORE KITA AKAN JALAN-JALAN!" Teriakan Jasmin penuh kebahagiaan.

Mereka pun melanjutkan sarapan pagi lagi tanpa berbicara sepatah katapun ataupun yang angkat bicara.

####

Selang beberapa menit kemudian¤¤¤¤

Sekarang Rahma berada di kamarnya, dia sedang memilih baju yang akan dikenakannya untuk jalan-jalan bersama keluarganya. Tiba-tiba kepalanya merasa sakit, refleks-nya menjatuhkan baju yang sedang dipegangnya ke atas Springbed, lalu memijit-mijik kepala bagian yang sakit.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Where stories live. Discover now