5. Perang dingin

1.1K 52 1
                                    

Ada saatnya kesabaranku habis untuk menghadapi sikapmu yang berubah, percayalah tak ada seseorang yang mampu terus bersabar ketika hatinya sudah di sakiti.

.
.
.
.

Happy enjoy^^

Bukan Ninik yang berubah, tapi Aril.
Bukan Ninik yang menjauh, tapi Aril.
Bukan juga Ninik yang menghindar, tapi Aril.

Ninik sungguh tak tahan lagi dengan posisinya saat ini, sebenarnya Ninik tak tahan dengan berdiam-diam saja ketika bertemu.

Tapi disini Aril yang salah, bukan Ninik. Ninik yang cemburu, tapi Aril yang marah.

Sungguh Ninik kecewa dengan sikap Aril yang membela Lina, jelas Lina bukan siapa-siapanya sedangkan Ninik. Ninik yang pacarnya di biarkan begitu saja, malah Aril sudah membuat Ninik menangis dan meninggalkannya di kafe sendirian, sungguh menengenaskan bukan?

Ninik bingung tak tau harus melakukan apa, Ninik lelah, Ninik capek.
Seharusnya Aril yang seorang laki-laki bisa menjaga perasaan pacarnya, jangan buat Ninik kecewa, jangan membuat Ninik sakit hati apalagi menangis.

Tapi di sini, Aril dengan terang-terangan membuat Ninik sakit hati.
Apa itu yang di sebut seorang pacar?

Jika iya, kenapa sikapnya jadi berubah padanya, kenapa Ninik itu seolah-olah bukan pacarnya yang sebenarnya? Entahlah Ninik tidak tau.

Ninik membuka ruang chat di Wa dengan Aril, menscroll ke atas dan kebawah berulang kali.

Sudah lama Ninik dan Aril tidak chattan lagi, selama itu pula Ninik jarang bertegur sapa ketika bertemu di koridor sekolah.

Ninik tersentak ketika ada yang menepuk bahunya pelan, perlahan tapi pasti. Ninik mendongakkan kepalanya malas, melihat siapa pelaku yang membuatnya terkejut.

Ternyata Gina sahabatnya, yang kini hanya tersenyum bodoh menampilkan deretan giginya yang rapih.

"Apaan sih lo, ngagetin gue tau ngga!"

"Yee..., santai dong. Suruh siapa lo galau mulu."

"Lo nyindir gue?"

"Oh ngerasa ya?? Sukur deh kalo ngerasa mah."

"Apaan sih lo, gaje."

"Ck, noh di cariin sama ketos noh di depan kelas."

"Mau ngapain nyariin gue? Perasaan gue ngga ngelanggar aturan sekolah deh."

Ninik memandang Gina dengan kening yang mengerut, melihat keberadaan kak Reza si ketos famous di kalangan cewek ini sudah berdiri di ambang pintu kelasnya seraya melambaikan tangan ke arah Ninik.

Ninik melihat ke arah Gina yang berada di depannya dengan menaikkan satu alisnya meminta penjelasan pada Gina, tapi Gina hanya mengangkat bahunya acuh.

Dengan malas Ninik bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati Kak Reza yang ada di ambang pintu kelasnya.

"Kenapa kak, nyariin gue? Perasaan gue ngga ngelanggar aturan sekolah deh." Ucap Ninik ketika sudah sampai di depan Reza.

Terlanjur Sakit [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang