BAB 28

7K 317 1
                                    

Mellisa membuka pintu apartemennya, mendengus sedikit karena terlalu berat menahan berat badan Chris. "Malam ini kau milik ku." Bisik Mellisa di telinga Chris setelah merebahkan badannya, lalu tersenyum sebelum mengecup pipi laki-laki itu. Setelah memastikan pintunya terkunci, Mellisa melangkah menuju lemarinya. Mengeluarkan sebutir pil dalam tumpukan pakaian dalamnya, lalu menelannya tanpa air.

Chris tampak tidur sangat lelap dan tak sadar. Mellisa, perempuan yang membuatnya tak sadarkan diri berjalan menuju Chris sambil melepaskan pakaiannya. Akhirnya, keinginannya selama ini akan segera terwujud. Dia akan memastikan jika Chris akan benar-benar untuknya.

Senyumnya mengembang saat menaiki badan Chris dan mulai membuka kancing bajunya pelan-pelan. "Tidurlah, tidurlah yang nyenyak..."Bisik Mellisa sambil mengelus wajah laki-laki itu. Chris bereaksi sedikit, menangkap tangan Mellisa. "Mau apa kau--" Suaranya pelan dan serak. Mellisa diam tersenyum tak menjawab.

"Kau tau, aku menjadikannya sebagai badut malam ini." Bisik Mellisa halus sambil tersenyum. Tapi Chris tampak lebih menikmati biusan alkohol daripada mencerna ucapan Mellisa. Mellisa menarik hidung Chris dan tertawa pelan. "Kau sangat manis saat tak berdaya."

Mellisa mulai mencium bibir pria itu lembut, mengarahkan tangan Chris ke dadanya. Lalu tangannya bergerak cepat membuka celana Chris dan naik ke atas badannya. "Jika kau tak bisa melihat ku saat kau sadar, jangan salahkan aku jika melakukan sesuatu untuk mu saat kau tak sadar."

Setelah itu Mellisa menyatukan dirinya dengan Chris. Laki-laki itu tampak beraksi meski dalam keadaan tak sadar. Mellisa terus mencumbunya, mendengar Chris mulai menggeram ditengah ketidaksadarannya. Tampaknya ini menjadi awal yang baik untuk rencana Mellisa yang lain.

Tangan Chris mulai bergerak mencengkram pinggul Mellisa. Suara desisan putus asa Mellisa tampak membuat Chris mulai berang dan tak sadar memukul pinggul Mellisa. "Aww--"Mellisa menjerit saat tahu laki-laki itu mulai bertindak kasar padanya. "Bajingan-"Desis Mellisa pelan.

Lalu Chris menggeram dan memukul pahanya sekali lagi. "Tidak!" Desis Mellisa saat Chris mulai memukul lebih kencang dan tiba-tiba mendorong dirinya. Mata Chris terbelalak dan menatap Mellisa yang terbaring telanjang. "Kau ingin apa?" Tanyanya. Mata Mellisa tampak ragu lalu menjawab, "K-kau."

Mellisa yakin jika Chris pada akhirnya akan sadar. Chris mendesis dan menindihnya, memasuikinya tiba-tiba. Mellisa tercekak saat Chris memperlakukannya mulai kasar.

"Chr-chris--."

"Kau ingin ini bukan?" Desis Chris lalu mulai mencekik leher Mellisa sembari melakukan penetrasi brutal untuk Mellisa. Sadar jika posisinya mungkin membahayakan dirinya sendiri, Mellisa mulai menepis lengan Chris yang mencekik lehernya. "Gil-la."

"Alle--"Tapi tiba-tiba Chris menyebut nama Alle. Hati Mellisa saat itu juga hancur. Bisa-bisanya dia akan klimaks untuk Alle sementara menyetubuhinya seperti hewan. Air mata Mellisa mulai menetes saat Chris menggeram lebih panjang dan menarik dirinya memisahkan diri dari Mellisa, menyemburkan spermanya diantara buah dadanya. Nafas Chris tersengal dan tak sadar terkulai asal ke samping Mellisa.

Mellisa mengatur nafasnya dan mengambil pakaian Chris, melap bekas spermanya disana. Setelah itu bangkit dan melempar kemeja itu asal ke wajah Chris. "Binatang." Desis Mellisa, setelah itu meninggalkannya.

Setelah masuk ke kamar mandi, Mellisa duduk di atas WC nya dan mulai merokok. Kakinya gemetar, dan tulang pinggulnya kebas. Laki-laki itu ternyata bisa sadar juga saat diajak bersetubuh.

Chris duduk ditepi ranjang, mengusap wajahnya. Pandangannya memang sedikit mengabur, tapi dia bisa melihat dengan jelas saat melihat Mellisa berjalan keluar dari toilet dalam keadaan telanjang, memegang rokok ditangannya.

AFTER MORNING COMES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang