🔷Preparation🔷

2.6K 234 5
                                    

Kembali ke apartmentnya yang sepi, Gigi mendudukan dirinya diatas sofa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kembali ke apartmentnya yang sepi, Gigi mendudukan dirinya diatas sofa. Ia melempar sembarang tas dan kunci mobilnya membiarkannya tergeletak di lantai. Merasa terlalu hening, ia menyalakan televisi layar datarnya, berusaha menghilangkan sepi di apartmentnya. Tapi yang terjadi setelahnya dia hanya menggonta-ganti channel, bosan dengan acara yang ditayangkan. Hasilnya pun tetap tidak menemukan acara yang menarik perhatiannya. Lalu dia teringat ajakan Firli naik gunung minggu depan. Sejujurnya Gigi khawatir akan menyusahkan Firli dan team, terlebih dia belum pernah mendaki sama sekali.

Supaya tidak terlalu menyusahkan nantinya, Gigi memutuskan untuk mencari tahu. Browsing mengenai pendakian ke Gunung Prau. Dia menjamah handphonenya lalu merebahkan dirinya di atas sofa yang ia duduki. Dengan nyaman dia mencoba membaca dan mencari tahu semua hal yang berkaitan dengan pendaki pemula.

Gigi memulai dari artikel paling teratas yang berhubungan dengan pencariannya di Google. "Jadi paling utama itu fisik, ya?! Berarti gue harus olahraga donk?" gumamnya pelan setelah selesai membaca artikel tersebut.

Lalu ia lanjut mencari referensi dengan kata kunci pengalaman mendaki Gunung Prau. Hasilnya, banyak yang merasa kelelahan dan kenyataan bahwa dipuncak akan sangat dingin, dengan suhu bisa dibawah 5 derajat celcius. Saat menyadari kata dingin, dia teringat bahwa dia tidak memiliki jaket khusus untuk mendaki.

Dia bangun dari malasnya, lalu berjalan kearah walking closet mengecek apakah dia memiliki jaket yang cukup tebal. Dan benar saja, jaket yang ia miliki kurang tebal untuk pendaki gunung. Dia berpikir ingin pinjam saja dengan temannya yg beberapa diantara hobby mendaki, selain Firli. Tapi setelah dia pikir-pikir lagi, ia memutuskan akan membelinya besok. Dengan pertimbangan untuk koleksinya. Barangkali juga dia ketagihan mendaki gunung. Siapa tahu?

Ia menekan tombol dial untuk menelpon firli. Hanya 3 kali bunyi tut terdengar, Gigi sudah tersambung dengan Firli. "Fir, besok temenin gue ya. Gue belom ada jaket dingin nih. Ada sih, tapi tipis banget, gak mungkin gue pake buat nanjak kan?" todong Gigi.

"Yaudah, sekalian sih gue mau cek carrier yang gue cari." Firli memang hobi mengkoleksi perlengkapan mendaki.

"Ok, Pulang kuliah ya? Ketemu diparkiran aja."

"Iya. Eh, ada kamera SLR lo?" tanya Firli.

Gigi beralih ke lemari tempatnya menyimpan kamera. "Ada sih, tapi lensanya gak lengkap."

"Yaudah, enggak apa-apa, siapin aja buat bawa nanti. Lo gak mau ajak temen lo yang lain?"

"Besok deh gue coba ajak Kania. By the way, elo yakin pas kita nanjak gak ujan?" Gigi betarapnya dia dapat melihat langit malam yang beratapkan taburan bintang.

"Ya berdoa aja, semoga enggak."

"Gue bener-bener mau liat langit malam lhoo Fir."

"Ya, gue kan ga bisa nentuin, kadang diatas gunung itu untung-untungan juga. Tapi waktu gue kesana, langit malamnya emang bagus. Lo gak nyesel deh," kata Firli yang semakin memantapkan tujuan Gigi mau mendaki.

OneWhere stories live. Discover now