"I said something to Doyeon," Alesha said, starting her explanation. "About something I've been hiding this long."
Hari ini, setelah selesai menyelesaikan lomba debat dengan sekolah sebelah, Mark dan teman-temannya kembali dengan membawa penghargaan. Juga,
kemenangan untuk mengikuti lomba debat tingkat nasional bulan depan nanti.Tentu saja, yang paling senang adalah Alesha dan Doyeon yang nanti malam akan mendapat traktiran besar-besaran.
"Mark, malam ini jadi kan?" tanya Doyeon membuat Mark menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Nggak bisa malam ini, besok aja deh gimana? Soalnya gue lagi ada acara bareng temen eskul."
"Ih kok gi-"
Doyeon menghentikan aksi protesnya kala Alesha memegang lengannya, meminta berhenti.
"Dunia Mark nggak hanya tentang kita, Doyeon. Jadi kita nggak boleh maksain dia ngelakuin apa yang kita mau," ucap Alesha sembari tersenyum.
Mark merasa tak nyaman, jujur saja. Ucapan Alesha seakan mengandung sindiran untuk dirinya. Namun Mark pun menyetujui ucapan gadis itu. Memang benar, hidup Mark bukan hanya tentang dia dengan sahabatnya.
"Nggak apa 'kan?"
Akhirnya, dengan berat hati Doyeon menyetujui membuat Mark segera mengacak gemas rambut kedua sahabatnya bergantian.
"Nanti gue traktir sampe puas. Dah!"
Alesha menatap kepergian Mark dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Doyeon sadar akan hal itu dan dia menghela napas berat.
"Ale, sesekali bersikap egois itu nggak apa," ucapnya membuat Alesha menoleh dan tersenyum. "Dan ini bukan waktu yang tepat untuk kata 'sesekali' yang kamu maksud."
Alesha lalu menggandeng tangan Doyeon. "Aku traktir es krim mau nggak? Tapi abis makan ke rumahku ya?"
"MAU DONG, OKE!"
***
Mark tertawa. Sesekali lelaki itu melempar temannya dengan kulit kacang yang ada di atas meja. Hari ini dia dan teman-teman eskulnya sedang berada di rumah Akbar untuk berkumpul bersama.
"Emang dua sahabat cantik lo itu nggak marah ya, kalo lo udah hampir seminggu ini mainnya sama kita doang?" tanya Radika membuat Mark heran.
"Perasaan tadi lo pada bahas anak sekolah lain ini kok jadi bahas gue?"
"Ya mau gimana lagi ya, abisan lo kane banget bisa punya sahabat cewek kayak mereka. Mau tukeran hidup nggak?"
Mark tertawa, lalu menggeleng. Sejak dulu Mark tak pernah iri dengan hidup orang lain karena baginya sendiri, hidupnya sudah sempurna dengan contoh kecil seperti keluarga yang harmonis, dan ditambah dua sahabatnya ; Alesha dan Doyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
relacionar ; Epoch ✔
Fanfiction"Dan jika pergiku dapat membuatmu sakit, maka cintai aku dengan sepenuh hatimu. Karena dengan begitu, kamu akan tahu sakitnya ditinggalkan." ©Ineffablelv, 2018.