1. Walk You Home

1.9K 212 41
                                    

MARK x RENJUN

Just-Tya

•Walk You Home•

...

Seperti setiap harinya menjelang malam keduanya melangkah bersama menuju halte bus, dengan sengaja Mark mengecilkan langkah kakinya, berharap halte bus berjarak lebih jauh lagi.

Tapi nyatanya keduanya telah sampai, mata bulatnya melirik bangku halte sejenak, berharap mereka bisa duduk disana barang sejenak, tetapi bus telah berhenti saat kedua sampai.

"Ayo...."

Mark mengangguk, mengikuti langkah kaki Renjun yang lebih dulu masuk ke dalam bus. Pemuda manis itu memilih duduk di bangku paling belakang di samping jendela, kurva Mark tertarik ke atas membentuk senyum tipis dan duduk di samping Renjun.

Tangan Mark bergerak meraih ponselnya di dalam tas dan menyetel playlist seperti biasanya, memberikan satu haedset miliknya pada Renjun yang sudah tersambung dengan ponselnya. Mendengarkan musik sembari mengamati keramaian malam hari melalui kaca bus keduanya terbuai dalam diam.

Tigapuluh menit kedua sampai pada halte pemberhentian mereka, Mark bergerak lebih dulu memberi ruang untuk Renjun melangkah lebih dulu untuk keluar dari bus.

Butuh limabelas menit untuk sampai ke rumah, mereka berjalan menyusuri jalan dengan percakapan ringan seperti biasnya.

Mark tersenyum, hal ini adalah yang paling ia sukai, ketika mendengar Renjun berbicara dan tertawa hal yang selalu membuatnya merasa sangat bahagia.

"Itu sangat lucu, bagaimana menurutmu?"

Renjun menoleh, mengharapkan respon baik dari pemuda yang berjalan di sampingnya.

"Itu lucu." Mark ikut tersenyum lebar, membuat Renjun melebarkan senyumnya merasa senang.

"Benar, itu sangat lucu...." tangan kecil itu bertepuk tangan seperti anjing laut.

Walau sepenuhnya tidak mengerti letak kelucuan dari cerita si mungil, Mark ikut tertawa melihat wajah itu terus tersenyum bahagia di antara wajah kusut karena merasa lelah setelah seharian belajar penuh di sekolah.

Langkah keduanya terhenti, mereka sudah sampai tepat di depan rumah Renjun, Mark menggaruk rambutnya asal—hal yang selalu ia lakukan ketika sampai di depan rumah Renjun.

Ayolah... Mereka jarang sekali memiliki waktu berdua, kecuali berangkat ataupun pulang sekolah, karena keduanya berbeda kelas dan angkatan.

Mark ingin memiliki waktu lebih berdua, tapi ia terlalu canggung mengutarakannya, dan Renjun hanya melakukan gerakan abstrak dengan kaki kanannya untuk menggambar di tanah, selalu menanti kalimat perpisahan dari Mark—atau menunggu ajakan kencan dari pemuda itu.

Ayolah... Siapa yang tidak menaruh hati pada pemuda seperti Mark Lee?

Pemuda baik hati dan penuh perhatian, tapi nyatanya status keduanya hanya seorang teman, tidak lebih.

Renjun menggulum bibirnya, benar-benar menanti kalimat penutup hari ini, walau kalimat itu selalu sama tapi sangat berarti baginya, kalimat sederhana yang terdengar manis di telinganya.

Mark berdeham, menggaruk kembali kepalanya yang sebenarnya tidak gatal dan tersenyum canggung—atau terlihat malu, tapi keduanya memang tengah tersipu.

HEALINGWhere stories live. Discover now