Gabungan nama kita?

3.3K 741 103
                                    

.
.
.

Felix melangkah masuk ke kamar Hyunjin, sedangkan pemuda itu mengikuti dibelakangnya. Felix menaruh box hitam dan amplop dilantai kamar, "Hyunjin, tolong gelarin selimut lo."

Hyunjin menggelar selimut berwarna abu-abu miliknya diatas ranjang, "Udah nih."

Dengan perlahan Felix meletakkan bayi itu, sedikit menggeser posisinya ketengah. Kemudian melepas hoodie biru yang dipakai si bayi, meninggalkan sleepsuit putih.

 Kemudian melepas hoodie biru yang dipakai si bayi, meninggalkan sleepsuit putih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hyunjin."

"Apa?"

"Coba amplop sama boxnya lo buka, deh." suruh Felix.

Yang disuruh menurut, berjongkok lalu mulai merobek box hitam tersebut.

Felix memperhatikan dari atas ranjang. "Apaan isinya?"

"Sleepsuit, tapi cuma dua. Ternyata yang buang pelit beneran, anjir." Hyunjin menunjukkan dua buah sleepsuit berwarna biru muda dan putih kepada Felix.

"Masih mending dikasih, daripada enggak sama sekali." Felix menyahut seadanya.

"Amplopnya buka juga?"

"Iyalah. Itu bahasa Korea, anjir. Lo kan turunan sana. Aing mah apa atuh." Hyunjin nyengir, mengambil amplot coklat dan ingin merobeknya sebelum,

"Buka disini bareng gue." kata Felix sambil menepuk bagian ranjang yang kosong. Hyunjin mengangguk, bangkit dari jongkoknya lalu duduk disamping Felix.

Hyunjin kemudian membuka amplop coklat tersebut, mengeluarkan sebuah surat dan mulai membacanya, "Ini gue baca dulu. Nanti gue kasih tau gue ke lo." dan kembali membaca surat dengan serius.

Sedangkan Felix mengalihkan pandangan ke arah si bayi, senyumnya mengembang saat melihat bayi itu sudah terlelap.

"Namanya Hyunbok. Gapunya marga. Umurnya baru tiga bulan. Dibuang sama ibunya karna hasil hubungan gelap sama selingkuhan. Gila sumpah." kata Hyunjin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Yang lebih muda memandang sendu pada bayi dihadapannya dan bergumam, "Padahal dia ga salah apa-apa."

Hyunjin diam, tidak menyahut gumaman sahabatnya. Dia tidak bisa berkomentar pada sesuatu yang tidak dia alami. Selama beberapa menit, ruangan itu hening. Felix masih betah menatap si bayi, dan Hyunjin sibuk berpikir.

"Kita panggil dia apa, Fel?" Pertanyaan Hyunjin memecah keheningan.

"Bokie aja gimana? Hyunbok kepanjangan."

Hyunjin mengangguk, "Tapi nama dia kaya nama gabungan kita, ya?"

Felix mengernyit, "Maksudnya?"

"Nama gue Hyunjin, nama asli lo Yongbok. Terus nama bayi ini kan Hyunbok. Masa lo ga ngerti, sih?"

"Ngerti, terus kenapa?"

"Kayaknya ini takdir, deh."

"Takdir gimana?"

"Ya, takdir kalo emang kita yang jadi orang tua Hyunbok." Hyunjin tersenyum saat mengucapkannya.

"Bangun anjir. Ngimpi mulu lo." Felix memukul pundak Hyunjin, kemudian bangkit dari kasur dan berjalan keluar, "Gue mau pulang, urus Bokie sendiri. Orang tua dia lo doang, bukan kita."

Hyunjin menatap nanar pada punggung Felix yang hilang dibalik pintu. Pandangannya beralih pada Hyunbok, "Gue jadi orang tua? Sendirian? Berarti duda dong, anjir."

Hyunjin meletakkan bantal dikanan-kiri Hyunbok, mengelus kepala si bayi dan berkata, "Bokie gamau kan papa jadi duda? Papa juga gamau. Nah, Bokie diem disini ya. Papa mau ngejar Mama dulu."

TBC

Mama Felix?
WKWKWKWKWKWK

bokie-ya [hyunlix]Where stories live. Discover now