Day By Day

1.1K 132 50
                                    

[ Ailee - I Will Go To You Like a First Snow ]

[ Park Hyoshin - Snow Flower ]

[ Bigbang - Haru Haru Acoustic ver. ]

.

.

.

.

Praang!

Lagi-lagi pria tampan itu melemparkan vas bunga ke sembarang arah dengan penuh amarah. Matanya yang memerah, urat-urat dahinya yang timbul, kepalan tangan yang kuat membuat kuku-kukunya memutih dan gigi yang mengerat rapat. Kaki jenjangnya berjalan menghampiri sesosok tubuh mungil yang sedang bergetar ketakutan di dekat tangga.

"Sudah kukatakan pergilah sendiri karena aku sedang sibuk dengan pekerjaanku!!" Bentaknya pada sosok pria mungil yang tengah ketakutan itu. Wajahnya yang cantik tampak sangat pucat dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.

"M-maaf.." Lirihnya kepada pria yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.

"Kau sudah sering membuatku harus meninggalkan pekerjaanku, Kim Jinhwan! Harusnya kau tahu diri!" Bentaknya lagi kemudian menarik lengan pria mungil bernama Jinhwan itu dengan kasar.

Jinhwan hanya meringis pelan saat dirasa pergelangannya begitu sakit karena pria yang lebih tinggi darinya itu mencengkeramnya dengan sangat kencang. Tubuh mungilnya diseret ke luar rumah besar itu menuju sebuah sedan hitam yang berada di halaman.

"Paman Yoo! Cepat antarkan Jinhwan ke rumah sakit!" Teriaknya pada sopir yang saat ini berlari dengan cepat memenuhi panggilan sang tuan besar.

Pria tinggi itu membuka pintu mobil bagian belakang dan mendorong Jinhwan dengan kasar ke dalamnya hingga pria mungil itu mengaduh karena terbentur sesuatu. Tanpa berucap, si tuan besar pun melenggang pergi menuju Range Rover hitamnya. Masuk ke dalam mobil mewah itu lalu melajukannya meninggalkan halaman rumah. Jinhwan menatap nanar kepergian pria yang menyandang status sebagai suaminya itu.

Kim Hanbin, pria kaya raya yang merupakan seorang pimpinan salah satu perusahaan raksasa Korea Selatan itu adalah suami dari seorang pria miskin bernama Kim Jinhwan. Mereka telah menyandang status sebagai suami istri sejak dua tahun lalu. Bukan karena keterpaksaan, namun keduanya memutuskan untuk menikah karena sama-sama saling mencintai setelah lima tahun berpacaran sejak kuliah. Awalnya rumah tangga mereka sangat harmonis dan nyaris tidak pernah bertengkar hingga akhirnya Jinhwan divonis mengidap leukemia stadium tiga enam bulan lalu. Empat bulan pertama Hanbin selalu merawatnya dengan sukarela dan penuh kasih. Bahkan dia rela meninggalkan pekerjaannya jika Jinhwan jatuh pingsan dan harus dirawat di rumah sakit. Pria tampan itu dengan sabar menemaninya hingga Jinhwan membaik dan bisa pulang. Selama itu pula Hanbin selalu mendampingi Jinhwan yang melakukan chemotherapy setiap minggu.

Sampai tiba hari dimana ayah Hanbin datang ke rumah mereka berdua. Tak segan-segan memarahi Hanbin di hadapan menantunya yang sedang sakit karena saham perusahaan yang turun. Saat itu para kolega perusahaan Hanbin membatalkan kerjasama mereka karena kinerja Hanbin yang buruk dan tampak tak bertanggung jawab. Sejak itu, Hanbin berubah menjadi seorang pemarah yang akan melempar perabotan rumah jika ada hal kecil yang dapat memancing emosinya. Termasuk Jinhwan yang kerap kali merepotkan Hanbin dengan kondisinya yang lemah dan tak berdaya. Tak jarang Jinhwan mendapatkan bentakan dan umpatan yang menyakitkan dari suaminya sendiri. Seperti tadi, saat Jinhwan meminta Hanbin untuk menemaninya ke rumah sakit karena hari ini adalah jadwal chemoteraphy, setelah tiga minggu Hanbin tak menemaninya terapi. Namun yang didapatkan olehnya adalah suara pecahan vas bunga dan teriakan marah dari sang suami.

ALL ABOUT BINHWANWhere stories live. Discover now