05 • Distance

3.3K 558 11
                                        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Hye Jin



Awan abu-abu sudah bersemayam di ujung timur sejak subuh tadi, sebelum matahari sempat bersinar menghangatkan pagi. Rintik-rintik hujan juga mulai jatuh, membuat udara semakin dingin. Kudengar dari siaran televisi memang perkiraan cuaca hari ini tidaklah bagus. Hujan turun dengan derasnya di beberapa titik termasuk pusat kota hingga malam nanti.

Setidaknya ada satu hal bagus mengenai itu, semua member kini bisa sarapan bersama. Rasanya menyenangkan sekali melihat mereka duduk berdampingan di meja makan. Suasana juga menjadi sangat hidup ketika gelak tawa mereka mengisi seluruh sudut ruangan. Penampilan mereka di belakang layar terlihat lebih nyata, kebersamaan yang mereka jalani selama beberapa tahun terakhir benar-benar terasa. Mereka memiliki banyak anggota yang mempunyai berbagai perbedaan dan latar belakang, dan hal tersebut bukanlah penghalang.

Setiap harinya, saat waktu luang, aku selalu berdiam diri di kamar saat semua member sudah bertolak ke kantor agensi untuk latihan. Kuhabiskan waktuku menonton semua acara mereka, dari awal debut, variety show, acara talk show, comeback stage dan apapun itu untuk mengetahui perkembangan mereka di dunia musik. Seperti candu, aku merasakan setiap emosi yang ada. Tertawa, menangis, kagum, dan bangga bercampur menjadi satu. Aku iri, aku tak pernah memiliki hubungan sejenis mereka. Dan kini aku melihatnya dengan jelas, setiap harinya semakin kurasakan kedekatan mereka satu sama lain. Tidak ada batas, mereka seperti menyatu.



"Manajer Seo akan membawa mobil kemari setelah sarapan karna hujan semakin deras. Dan hari ini merupakan hari pertama Hye Jin resmi menjadi manajer." Seungcheol tiba-tiba menginterupsi setelah ia meneguk habis susunya. Selalu menyenangkan rasanya jika melihatnya duduk di di kursi paling ujung seperti kepala suku.

"Hyung!" Sorakan yang begitu gaduh kini berhenti saat Chan memukul meja makan, membuat garpu yang ada di piringnya jatuh menimbulkan suara dentingan di bawah meja. "Kau serius, kan?!"

"Pengajuanku sudah diterima dengan segala pertimbangan yang kubuat agar mereka menyetujuinya."

Lantas suasana menjadi tak terkendali. Hatiku menjadi hangat, baru kali ini aku merasa seperti orang yang spesial. Mereka bersorak lalu beranjak mendekati Seungcheol, memberinya pelukan dan tos. Aku hanya menatap mereka di sela-sela kegiatanku menata ulang isi kulkas. Namun, aku paham betul ada sesuatu yang mengganjal.

Jeonghan.

Dia duduk di kursi paling jauh dengan posisi Seungcheol sekarang. Dia duduk tepat di depanku yang sedang jongkok, dan hal itu mau tidak mau memaksaku untuk menatap punggunya. Hatiku terasa sakit kembali mengingat ia sama sekali tak menyentuh sarapan buatanku. Ia hanya mengaduknya dengan sendok tanpa pernah menyuapkan ke dalam mulutnya. Dagunya tertopang oleh tangan kanannya, dan ia sama sekali tidak terusik dengan segala jenis keramaian yang terjadi.



SKETCHWhere stories live. Discover now