Episode 1

36 1 0
                                    

Hal yang paling aku benci selain kecoak terbang adalah menunggu. Aku itu sudah satu jam menunggu di kafe ini tapi orang-orang yang sejak tadi aku tunggu tidak kunjung datang, oke aku kini menunggu kelompok belajar-ku. Janji berkumpul tepat pukul 10.00 WIB tapi hingga kini belum juga ada yang datang kecuali- satu. Cowok yang duduk tepat di depanku, pengguna hodie pink kedodoran dengan skinny jeans compang-camping, sejak tadi cowok itu sibuk menyedot matcha-nya lewat sedotan sambil sesekali melirik gemas ke arah-ku, apaan banget si dia itu.

Aneh.

Itulah satu kata yang merampung sosok cowok itu di mata-ku. Bagaimana tidak? Pria itu terang-terangan mengatakan bahwa dirinya adalah seseorang 'Fanboy maniak', oke memang banyak fanboy di Indonesia, catat itu. Namun sebagian fanboy di indonesia masih takut-takut menyatakan dirinya sebagai kpopers sebenarnya di muka umum apalagi di depan teman-teman cowok-nya. Mungkin takut dikatain cowok jadi-jadian atau cowok lenje penyuka sesama jenis dan sebutan mengerikan lainnya. Tapi tidak dengan cowok bernama Raiden Mahendra itu. Dia tahu apa dia sukai dan dia tidak pernah malu akan hal itu. Selera-nya kelewat unik sehingga sering kali memakai style korea-korean di kehidupan sehari-harinya seperti sekarang mungkin kalian hanya akan menemukan hodie pink dan skinny jeans compang-camping di drama korea, tapi saat ini aku bisa menyaksikan secara langsung cowok itu menggunakannya. Di tambah lagi gaya rambutnya-Shadow perm.

Itu gaya rambut yang di pakai Lee dongwook pas jadi grim reaper di drama Goblin, jenis rambut seperti itu sangat cocok dengan cowok itu, rambut-nya terkesan ikal lembut dengan volume yang seimbang dan itu menambah daya pikat-nya sebagai seorang cowok tentunya.

Tak bisa di pungkiri kalo cowok itu tampan dan memukau, gaya seperti apapun cocok untuknya, membuat-nya populer di kalangan cewek-cewek sesusia-nya. Tunggu? Ada yang salah, dia tidak hanya populer di kalangan cewek seusianya. Lihat di pojok sana, dekat meja nomor lima, Aku mendapati cewek-cewek berseragam kantoran sedang melirik penasaran ke arah Raiden, oh sungguh bahkan cewek berusia lebih tua darinya pun menyukainya, ini terlalu serakah!.

"Liat apa sih?"tanya Raiden bingung menatap-ku yang sibuk memerhatikan sesuatu di belakangnya, karena penasaran Raiden menoleh dan mendapati beberapa cewek kantoran tersenyum manis kearah-nya, kelewat ramah senyum itu di balas dengan senyum memukau ala Raiden, kata-ku si senyuman sok cool.

"Sedang tebar pesona rupanya"sungut-ku melipat tangan di dada.

" Ciyee Hana, Kamu cemburu yah?"goda Raiden tersenyum melirik-ku.

"Nggak!!"ucap-ku singkat tapi penuh penekanan.

"Masa sih?"goda-nya lagi.

"Lo bisa gak sih, gak nyebelin sehari aja!"omel-ku, telunjuk-ku berulang kali mengacung ke arah-nya pertanda bahwa aku sungguh-sungguh kesal saat ini, cowok itu malah tersenyum simpul sepertinya suka sekali melihat-ku ngomel-ngomel seperti ini, "Dan stop ngomong Aku-Kamu!"tambah-ku mengingatkan.

"Kamu galak banget sih"Raiden menoel hidung-ku, sukses membuatku melotot tajam ke arahnya.

"St-oo" ucapan-ku tiba-tiba terhenti.

"Sori gue telat"cowok lain datang, cowok itu lalu menarik bangku di samping kiri-ku, kemudian menatap-ku tepat di manik matanya, "gue ada urusan penting tadi"sambungnya.

Memuakan sekali.

Aku tersenyum remeh, cowok ini seratus kali lebih menjengkelkan dari Raiden. Alam Pradana. Cowok pemilik mata elang yang sangat ku benci dalam hidup-ku. Tidak hanya kejam, pria itu punya reputasi terlalu baik disekolah dengan predikat- anak pemilik sekolah dengan otak cemerlang. Sudah di pastikan kehidupan sekolah di bawah pijakan kakinya. Tapi tidak dengan-ku, Aku tidak mau menjadi bagian dari pijakan itu, meskipun Alam adalah anak pemilik sekolah bukan berarti dia bisa seenaknya, maka dari itu Alam Mahendra punya rival selalu menjadikan hari-harinya sulit, yang tak lain tak bukan adalah diriku sendiri.

Fanboy Wanna-beWhere stories live. Discover now