《9》 Sweet Moment

2.5K 325 188
                                    

-Jungkook's POV-

 
 
Matahari belum sepenuhnya pergi, sebagian sinarnya masih tertinggal untuk menyinari sore hari kami yang tiba-tiba memburuk akibat seseorang yang tidak waras muncul tanpa diduga. Kondisi Yerin tentu saja tidak baik, namun juga tidak seburuk kemarin ketika ia pertama kali melihat pria brengsek tersebut.

Yerin tengah membersihkan wajahnya saat ini, duduk diatas lounge yang sama denganku. Dengan bermodalkan cermin dan tisu basah, Yerin merapikan makeupnya yang sempat rusak karena menangis, meski menurutku Yerin bahkan terlihat lebih menggemaskan tanpa makeup.

"Gwajangnim, tisu lagi." Pintanya. Aku mengulurkan kantung tisu yang kupegang padanya.

"Yerin-ssi, Jungkook. Panggil aku Jungkook. Bukan gwajangnim." Aku mengingatkannya kembali.

"Mianhaeyo, saya belum terbiasa." Ujarnya menyesal.

Aku merasa sedikit tidak enak karena terdengar memaksanya.  "Baiklah,tapi biasakan dirimu, hm?"

Ia mengangguk, melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat terinterupsi olehku tadi.

Dering ponselku tiba-tiba berbunyi, menampilkan sebuah panggilan video dari Sowon noona, kakak iparku yang kini tengah menjadi baby sitter dadakan bagi Aerin. Ah Aerin, aku merindukan gadis kecil itu. Aku menekan tombol hijau, menjauhkan sedikit ponselku agar bayanganku terlihat lebih baik dikamera.

"Yeoboseyo noona." Sapaku ketika panggilan kami tersambung.

"UNCLE KOOKKK!" Pekik gadis kecil diujung sana tanpa memperlihatkan wajahnya. Aku hanya melihat gambar abstrak dari layar ponselku saat ini.

"Aerin? Apa ini Aerin?" Tanyaku memastikan.

"Mama, kenapa tidak ada gambal Aelin?" Gadis kecil itu terlihat bingung, benar-benar menggemaskan. "Uncle! Gambal Aelin tidak ada. Bagaimana ini?"

Aku terkekeh mendengar celotehan lucu Aerin diujung sana. Yerin yang mendengar suara Aerin segera mendekat padaku, menarik tanganku yang tengah memegang ponsel agar lebih dekat padanya. "Apa itu Aerin? Aerin? Aerin?"

"MOMMYYY!" Sahut gadis kecil tersebut diujung sana. Ia kembali memekik heboh ketika mendengar suara sang mommy ikut berbicara. "Mamaaaa betulkan gambal Aelin, Aelin mau lihat mommy." Rengek Aerin yang segera disahut Sowon noona yang sepertinya sedikit sibuk.

"Sebentar ya sayang." Suara Sowon noona terdengar. Tak lama kemudian muncul wajah menggemaskan Aerin yang memenuhi layar ponselku. "MOMMYYYY!! UNCLE KOOKKK!"

Gema suara Aerin membuat aku dan Yerin terkekeh. "Aerin sayang, mommy rindu Aerin." Ujar Yerin.

"Uncle Kook juga!" Sahutku setelah Yerin menyelesaikan kalimatnya.

"Aelin miss you too." Jawab Aerin yang sok berbicara bahasa Inggris. "Aelin tadi belajal bahasa Ingglis belsama Papa Jin, mom. Aelin hebatkan?"

"Good girl. Aerin sudah makan sayang?" Sahut Yerin yang menatap Aerin dengan mata berkaca-kaca. Gadis kecil diujung sana mengangguk mantap.

"Mama Sowon pintal memasak sepelti mommy, Aelin suka." Ujarnya lucu. "Mommy?"

Yerin tersenyum, senyum keibuan yang kembali menghangatkan hatiku. "Mommy sudah makan tadi bersama uncle Kook. Makanannya enak."

"Jinjja? Wuaa Aelin ingin ikut mommy." Ujarnya sedih. Sowon noona terlihat mengusap-usap punggung Aerin untuk menenangkan gadis kecil itu.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang