FIFTY

21.9K 2.4K 686
                                    




The universe has moved for us
There wasn't even a little miss
Our happiness was meant to be
Cause you love me and I love you

'Serendipity - Park Jimin'


Jika aku boleh memilih, maka aku akan membenci, mengumpat atau bahkan menampar wajah yang sedang duduk di sebelahku saat ini. Bukan malah membiarkan tangannya melingkar di atas bahuku dan menepis jarak seperti kami bukanlah dua orang yang baru saja berstatus sebagai korban dan tersangka. Jelas, aku sebagai korban dan dia adalah tersangkanya. Tetapi aku tahu, keadaan yang memaksa kami begini. Bersembunyi di dalam lemari besar milik Taehyung dalam keadaan gelap dan tanpa suara.

Jantungku kian berpacu saat pintu kamar terdengar terbuka.

"Kemana anak itu di jam segini," kudengar ibunya bersuara. Sedangkan genggaman di bahuku kian terasa. Aku sadar mungkin Taehyung juga tidak kalah takutnya dengan aku. Tapi hey, ini kesempatanku untuk lepas, kenapa aku malah bersembunyi begini.

Hampir aku membuka mulut sebelum tangan Taehyung naik ke mulutku dan menutupnya sebelum aku mengeluarkan suara. Aku mengalihkan wajah, memandang ke arahnya, meski gelap aku bisa melihat pipi dan hidung tingginya. Pandangannya meredup, menggeleng pelan seperti memohon padaku untuk tidak melakukan apapun yang sedang kurencanakan sekarang. Perlahan ia mendekatkan wajahnya, kupikir ia akan melakukan sesuatu namun ternyata dia menyampirkan wajah dan berbisik tepat di telingaku.

"Jangan lakukan apapun, kubilang percaya padaku. Aku tidak akan menyakitimu."

Sungguh aku mendadak kehilangan akal, seperti terhipnotis dengan kata-katanya. Aku masih bisa merasakan tangan besarnya menangkup mulutku, bahkan hanya dengan itu saja membuat darahku berdesir hebat.

"Dia menginap di tempat temannya yang lain, tante."

"Kenapa ada kamera di sini?"

"Um, aku sedang merekam diriku sendiri. Cover lagu, tante."

Wah. Aku sungguh tidak menyangka kemampuan Jungkook selihai dan sepicik itu. Kupikir dia hanya bayi lugu yang terjebak dalam tubuh orang dewasa.

"Oh iya, bukankah dia punya teman serumah? Siapa namanya, Han bukan?"

"Sepertinya mereka menginap bersama. Tante, bagaimana jika kita pulang bersama. Aku juga sedang bersiap untuk pulang."

"Kau yakin dia tidak akan pulang? Sujeong, kau yakin nak informasi yang kau dapat itu benar?"

Sujeong?

"Tante bisa lihat ini. Dia tampak babak belur bukan, katanya Taehyung yang melakukannya." Aku bisa mendengar suara perempuan lain. Sujeong? Bukankah itu seperti Ryu Sujeong yang pernah Taehyung bawa ke sini sebagai hadiahku? Babak belur? Siapa yang babak belur? Aku menggeser wajahku lagi, melihat ke arah Taehyung dan anehnya dia malah tersenyum.

"Taehyung menghajar orang?" kudengar Jungkook juga bersuara.

"Dasar anak itu. Membuat masalah saja," suara ibunya menggerutu.

"Ayo tante kita pulang saja, mungkin Taehyung sudah menyelesaikan urusannya. Jungkook, kau juga ingin pulang kan. Ayo pulang bersama kami."

Itu masih suara yang sama, suara gadis bernama Ryu Sujeong.

"K-kupikir aku perlu—"

"Ayolah, pulang bersama kami."

"Ayo nak, ibumu mungkin akan khawatir jika kau pulang sendiri malam begini. Dia tidak suka kau menginap kan?"

Kudengar suara Jungkook tampak ragu hingga akhirnya ia mengiyakan. "Kameraku—"

"Bereskan saja, kami akan menunggu di depan," kata Sujeong.

HOUSEMATE ✔Where stories live. Discover now