Part Bonus

958 100 5
                                    

5 tahun kemudian.

Eunha baru saja bangun dari tidurnya. Ia mengangkat badannya dan terduduk di atas kasur sambil menatap cermin di depannya.

" Kenapa wajahku seperti ini?"

Tanyanya sambil menggali ingatannya.

" Ohh iyaya. Semalam aku memakan banyak barbeque Paman Jennie." Katanya sambil membuang nafas dan mengimbas rambutnya ke belakang.

Drrtt!!!drrrtt!!!

Eunha baru ingat bangkit dari kasur menuju kamar mandi. Tapi suara HP-nya membuat langkah terhenti kejut.

Ia berjalan mendekati meja belajar yang terdapat HP-nya di sana.

" Yobuseo?"

" Kenapa lama? Apa baru bangun?"

" Ne. Wae?"

" Hari ini kita harus presentasi. Apa kamu lupa?"

" Ahhh!!! Aku akan cepat..."

Eunha langsung melempar hpnya ke kasur. Ia melesat cepat mengambil handuk nya dan pergi ke kamar mandi segera.

Beberapa saat berlalu, ia sudah siap dengan pakaian kasualnya untuk pergi ke kampus. Akhirnya ia berjalan keluar dari kamar dengan gerak yang terburu-buru.

" Sayang, aaahhhhh..."

Wendy tersenyum. Ia membuka mulutnya saat Irene menyodorkan roti lapis pada Wendy.

" Mianhe Appa..."

Tiba-tiba saja Eunha menyaut roti lapis Wendy dari tangan Irene seraya melesat keluar setelah ia mencium sekilas pipi Eomma nya.

" Ya Eunha!!! Itu roti Appa!!!" Teriak Wendy di dalam rumah.

" Sudah lah. Dia nampak terburu-buru."

" Anak itu!!"

" Aku akan buatkan lagi untukmu." Irene ingin kembali ke dapur.

" Tidak usah." Kata Wendy seraya menarik Irene terduduk di pahanya.

" Ganti dengan kemauan ku."

" Apa?" Irene tersenyum seraya dengan tangannya yang di gerakkan Wendy mengalung di lehernya.

" Buat anak lagi nggak papakan sayang?" Wendy tersenyum jahil.

" Boleh. Tapi...... bilang dulu sama Eunha... Dia mau adik apa nggak..." Kata Irene sambil mencubit pipi Wendy lalu bangkit dari duduknya menuju dapur.

" Yahhh~~~~" lemas Wendy di kursi meja makan.

" Uhh~~ Eunha pasti nggak mau sayang." Kata Wendy yang sedikit berteriak pada Irene di dapur.

" Yaudah kalau gitu. Nggak usah."

" Lohh....uhhh!!" Gerutu Wendy.

Wendy menatap ke depan lagi. Ia berfikir keras kalau Eunha pasti akan menolak untuk mempunyai adik. Masalahnya, Wendy beberapa Minggu lalu pernah membujuk Eunha agar ia berkeinginan mempunyai adik. Tapi jawabannya malah.....

" Nggak mau. Ntar siapa yang susah? Eunha tau, Appa kan byuntae. Maunya cuman enak di awal. Tapi kalau Eomma udah berojol, Appa pasti nyuruh Eunha yang ngurus si bayi. Pokoknya....NO!!!"

Teringat lah oleh Wendy perkataan Eunha seminggu itu. Dia juga salah. Maunya cuman ena-ena sama Irene. Tapi pas udah punya dedek bayi, dia akan sibuk mengurus jantung hutan tanpa pulang ke rumah sampai seminggu bahkan sampai sebulan penuh. Kan yang repot jadi Eunha. Yang kudu harus stand by 24 jam di dekat si dedek.

I just | Wolf ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang