Page 21

976 189 44
                                    

[Because they were roses and I was just dandelion

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[Because they were roses and I was just dandelion.]

Taejung merajuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Taejung merajuk. Jujur saja, Sohyun kewalahan menghadapi putranya bila sudah begini. Padahal ia sudah membelikan lolipop yang persis, bahkan jauh lebih besar dari yang dimiliki Taejung awalnya, tetap saja putranya tidak mau menerima pemberiannya. Pria kecil itu bersikukuh melakukan aksi mogok bicara.


"Taejung-ah, Ibu mohon hentikan. Ibu harus bagaimana agar kau tidak lagi diam?" Sohyun mengurut pelipisnya, tanda ia mulai lelah.


Taejung melirik dan ikut bersalah melihat ibunya memelas. Bibirnya manyun seiring mendekat ke arah Sohyun. "Paman itu! Carikan aku paman yang sudah menginjak permenku, Bu?!"


"Hah?" Sohyun terperangah mendengar permintaan putranya.

"Aku hanya mau paman itu meminta maaf padaku. Bukankah Ibu selalu mengajariku untuk meminta maaf kalau melakukan kesalahan. Tapi paman itu tidak meminta maaf padaku. Dia pergi begitu saja. Ibu harus mencari paman itu."


Permintaan yang ganjil. Sohyun paham
maksud baik Taejung. Malah bagus karena sang putra mengingat semua ajaran baik darinya. Sayangnya, kali ini agaknya ajaran itu menjadi bumerang bagi Sohyun. Bagaimana caranya untuk menemukan paman yang ia sendiri tidak tahu siapa? Taejung terus bilang bahwa paman itu adalah orang menabraknya dan masuk ke lobi. Bisa jadi pria yang dimaksud adalah tamu hotel, atau sekadar pengujung biasa.


Apa dia harus mencari salah satu dari sekian banyak tamu yang datang dan bertanya apa mereka menabrak putranya? Tidak mungkin!


"Taejung-ah, bagaimana kalau Ibu saja yang mewakili paman itu dan meminta maaf padamu. Mungkin saja paman itu adalah tamu di hotel dan sekarang sudah pulang," jelas Sohyun berbicara pelan.

Namun, bukan Taejung namanya kalau tidak keras kepala dan menuntut. Sifat yang sama persis seperti orang yang dikenalnya.

"Besok kita harus mencari paman itu, Ibu!" tuntut Taejung tak berhenti.


DANDELION [END]Where stories live. Discover now