Bab 05

38.4K 3.9K 57
                                    

Gilang Setyo: Wah, lo beneran ada apa2 nih sama Mommy Rawi!

Rhysaka Abisatya: Chat lo dibales dia atau gak?

Gilang Setyo: Kenapa lo gak tanya langsung?

Rhysaka Abisatya: Gak punya nomornya.

Gilang Setyo: Lah, udah skidipapap gak punya nomor HP? Lo berdua gimana kontekan? Pake burung merpati???

Rhysaka Abisatya: Chat lo dijawab atau gak sama dia?

Gilang Setyo: Kan doi ada di grup kantor! Lo bilang aja di grup, 'Saya ada perlu sama Bu Rawi. Saya chat, ya.'

Rhysaka mengembuskan napas panjang. Tidak guna memang ngarepin Gilang. Temannya itu serius kalau digaji doang.

Rhysaka Abisatya: Kalo gitu caranya gue ngajak baku hantam.

Gilang Setyo: Pake punten. 🙏🏻

Rhysaka Abisatya: Takut dimarahin.

Gilang Setyo: Mau lo apaan sih, Nyet? Kzl gue lama-lama sama anaknya Om Bambang!

Ck, kenapa sesusah ini sih? Padahal Rhysaka hanya mau tahu apakah Rawi masih di kantor atau tidak. Dia hanya mau memastikan gadis itu baik-baik saja setelah mengalami momen syok di pantry tadi malam.

Tapi ternyata tegang juga. Baru kali ini Rhysaka sampai ngeri-ngeri sedap hanya untuk bertanya kabar.

Tanpa membalas chat Gilang tadi, Rhysaka mengantongi ponselnya dan berjalan keluar lift. Alis laki-laki itu terangkat sebelah ketika melihat satpam kantornya sedang berjaga sambil menyetel sebuah lagu lama.

Ibu-ibu, Bapak-bapak, siapa yang punya anak?
Bilang aku, aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
Karena cuma diriku yang tak laku-laku

"Tumben jaga di sini, Pak..." ujar Rhysaka menyapa satpam yang lagi asyik sendiri itu.

"Eh, iya Mas!" Pak Wiro langsung mengecilkan volume lagu dari ponselnya. Kepalanya mengangguk sopan. "Anu, ada yang lembur, Mas," jawabnya. "Mas mau ambil sesuatu? Atau lembur juga?"

Mata Rhysaka mengerjap-ngerjap. "Yang lembur itu... cewek, Pak?"

Kepala Pak Wiro manggut-manggut. "Iya, Mas. Dari semalam, Mbaknya tuh kerjaaaaa melulu bagai kuda. Saya sampe heran Mbaknya jangan-jangan Wonder Woman kali ya, Mas? Setrong banget kerjanya!"

Setelah berterima kasih kepada Pak Wiro, Rhysaka segera memasuki kantornya. Dia berderap cepat menuju commercial banking yang untungnya kosong. Laki-laki itu melesat menuju ruang head account officer yang letaknya berada dekat jendela. Tanpa mengetuk pintu, Rhysaka memasuki ruangan tersebut.

Benar saja.

Di sebuah meja yang dipenuhi folder tebal, Rhysaka melihat Rawi meniduri keyboard-nya. Sekilas saja, posisi itu kelihatannya sangat tidak nyaman. Tapi entah kenapa Rawi malah tertidur pulas. Cangkir Buzz Lightyear bekas kopinya semalam juga masih ada. Sedangkan monitor di depan gadis itu kelihatannya sudah dimatikan.

Seketika itu Rhysaka mendecak. Tangannya terulur dan menojos-nojos bahu Rawi. "Mbak..."

Rawi menggeming.

"Mbak, bangun..."

Tanpa membuka mata, tangan Rawi mengibas-ngibas. Mulutnya pun mengecap-ngecap.

"Mbak, udah siang. Bangun..." Kali ini Rhysaka memberanikan diri. Pelan-pelan tangannya menyingkirkan rambut-rambut dari wajah Rawi.

Love in Credit [COMPLETED]Where stories live. Discover now