Serap dan Hollow

6 1 0
                                    

Aswari memasuki kelas barunya di hari pertama. Tak seperti mahasiswa lain yang berlomba memilih duduk paling belakang, ia justru duduk paling depan. Dan tidak seperti tunanetra lain yang menutupi kekurangan mereka dengan mengenakan kacamata hitam, Aswari justru menutupi dengan poni rambutnya yang terkadang terlihat mata indahnya yang menjadi daya tarik.



Para dosen yang ketika mengajar di kelas psikologi dibuat heran dan kagum dengan Aswari. Ketika yang lain mendengar dan menulis saat dosen memberi pengarahan, ia justru merekam pengarahan guru. Dan yang membuat para dosen kagum adalah semangat belajar Aswari yang tinggi, meski ia memiliki kekurangan panca indera yang paling penting. Selalu bertanya jika ada yang dirasanya kurang paham dan merekamnya dengan perekam suara lalu didengarkan berulang-ulang di rumah sebagai ganti dari buku tulis. Intinya, dia menjadikan alat perekam sebagai buku catatannya.



Menjadi orang yang memiliki keterbatasan tak jarang menjadi objek diskriminasi dari individu atau kelompok tertentu. Ia suka mendapat panggilan 'kasuari' yang menjadi plesetan namanya. Kasuari adalah burung besar langka dan buas yang terdapat di Indonesia Timur. Tak terasa sudah satu bulan ia kuliah disini.



Aswari tak selalu menggunakan indera super sensitifnya sehingga ia seperti orang buta biasa. Ia selalu dijahili dengan melempar kertas ke kepalanya, bukunya disembunyikan, bahkan membuatnya tersandung. Aswari hanya meminta maaf kepada mereka seolah itu salahnya meskipun ia tau, karena Aswari tak suka berdebat dan ia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu sejak lama.



Hingga seseorang menolongnya saat Aswari dijahili ketika berada di kantin yang suasananya mulai sepi.



Seseorang memegang kepalanya, dan beberapa detik kemudian keajaiban terjadi. Aswari bisa melihat dengan jelas.



"Aku... aku bisa melihat. Bagaimana bisa?" ia terkejut.



"Waa. Kenapa nih pandangan gue jadi gelap semua?" cowok didekatnya berteriak histeris.



"Sekarang kamu merasakan apa yang dia rasakan! Masih mau jahili dia?" tanya seorang mahasiswi. Aswari melihat seorang perempuan berambut sebahu, mengenakan cardigan belang bergaris besar berwarna biru gelap dan hitam. Warna matanya juga berwarna biru gelap. Tatapannya datar.



"Nggak! Nggak akan. Tolong."



"Rahasiakan hal ini, atau kamu kembali seperti ini." ancamnya.



Cowok itu mengangguk dan kabur setelah dia mengembalikannya seperti semula dan Aswari kembali buta.



"Kamu, ikut aku." perempuan itu menarik Aswari ke belakang kampus dan kembali memegang kepalanya. Aswari bisa melihat lagi.

Mazna X Adara: Pandemic StartedWhere stories live. Discover now