Rally

2 0 0
                                    

"Jadi, Melati meminta kita untuk menunggu disini?" tanya Wanda yang baru sampai di tanah berumput yang asri dibelakang kampus diikuti Aswari.


"Iya, dia bilang begitu saat di chat." jawab Hana yang sepertinya sudah lama berada disitu. Duduk bersandar dibawah pohon dikelilingi buku tentang kedokteran yang tebal. Satu buku terbuka dan dibalik berada diatas kepalanya.


"Sudah datang." kata Aswari. Ia bisa merasakan getaran sekecil apapun di kakinya.


Melati datang bersama dengan tiga orang lainnya. Aswari mencium aroma yang tak asing baginya, aroma Aeza dan Hime. Hana dibuat terkejut dan deg-degan melihat Surya berjalan paling belakang, dengan ciri khasnya yang selalu terlihat mengantuk dan rambut panjang tak rapi khas lelaki.


"Hai, ini mereka yang kumaksud kemarin." Melati membuka pembicaraan.


"Ternyata kalian berdua juga memiliki kekuatan ajaib itu ya?" tanya Aswari kepada Aeza dan Hime.


"Ya. Maaf nggak ngasih tau lo sebelumnya." jawab Hime.


"Sebenarnya masih ada beberapa lagi, tapi mereka tak kuliah disini dan sebagian berada diluar kota." sambung Aeza.


"Perlihatkan kekuatan kalian dong." kata Melati.


Aeza maju dan yang pertama kali menunjukannya. Wanda menyentuh sebelah mata Aswari agar bisa melihat.


Ia mulai konsentrasi di pinggir danau tak jauh dari tempat mereka berdiri. Menggerakkan tangannya secara halus dan perlahan permukaan air di danau tersebut bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya. Aeza mengangkat tangannya dan sekumpulan air bergerak keatas membentuk seperti ular besar yang melayang, kemudian membentuknya menjadi bola, lalu Aeza memecah gumpalan bola air tersebut menjadi partikel-partikel kecil. Terakhir ia mengarahkan kedua tangannya kearah danau dan seketika permukaan danau tersebut berubah menjadi es yang tipis.


Kini giliran Hime yang unjuk kebolehan mengenai kekuatannya. Dimulai dari membalikkan telapak tangannya keatas, perlahan mulai muncul api yang kecil dan lama-lama menjadi besar. Ia memperagakan tangannya seperti pistol dimana posisi jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai laras, kemudian muncul api yang besar dan panjang dari kedua jari tersebut. Terakhir, Hime mengeluarkan kekuatan andalannya yaitu menyelimuti seluruh kedua tangannya dengan api berwarna biru. Ekspresi kagum Aswari, Hana dan Wanda terpasang di wajahnya.


"Surya. Heh, bangun. Giliran lo sekarang." Hime menyenggolnya saat Surya tertidur.


"Ah... oh, iya sebentar." kata Surya linglung dan ekspresinya masih mengantuk. Ia berdiri dan melakukan kuda-kuda.


Surya melakukan gerakan beladiri Tiongkok. Gerakannya begitu teratur dan lembut. Tak lama ia mulai mengeluarkan jurus anginnya. Kemudian ia berputar dan merentangkan tangannya dan membentuk pusaran angin atau twister seukuran tubuhnya yang perlahan menghilang.


"Udah bisa beladiri aja. Belajar dimana lo?" tanya Hime.


Mazna X Adara: Pandemic StartedWhere stories live. Discover now