Pesta Penyambutan

4.1K 607 3
                                    

Jungkook dan Taehyung duduk bersebelahan. Di hadapan mereka ada Namjoon dan Yoongi. Mereka saling tatap untuk beberapa saat.

Hosoek berdeham. Dia menatap adiknya itu. "Apa yang kalian lakukan tadi?"

"Apa maksudmu?"

"Yah tumben sekali kau mengajak teman baru ke kamar mu. Apa kalian ada hubungan?"

"Kau ingin mati ya?"

Hosoek terkekeh. Adiknya itu memang terkadang sangat menyeramkan. "Hei Taehyung, kau harus tau ternyata Yoongi hyung ini guru baru di sekolah mu."

Mata Taehyung membulat. "G-guru baru?"

"Ya. Besok kita akan bertemu di kelas." Kata Yoongi tersenyum.

Taehyung menelan ludahnya susah payah. Bagaimana bisa dia menjadi guru di sekolahnya? Apa tidak cukup dia harus bertemu dengan Yoongi di rumah dan sekarang juga di sekolah juga? Apa hidup Taehyung hanya akan terfokuskan untuk mengawasi makhluk siluman itu?

Pemuda blonde itu menghela nafas. Dia memaksakan senyumnya. "Ya songsaenim."

"Lalu Namjoon ternyata dia satu kampus denganku dan Seokjin hyung. Kita satu angkatan."

Taehyung mendadak terbatuk setelah mendengar ucapan Hosoek itu. Kenapa mereka harus mengelilingi teman temannya? Dia tak bisa jika harus terus mengawasi Namjoon juga. Meskipun dia bisa, tapi jika sering menggunakan kemampuannya akan berdampak pada kesehatan nya nanti. Iya, Taehyung juga tau ada pengawal jin yang selalu mengikuti penghuni rumah ini tapi dia merasa kekuatan pengawal jin itu tak akan setara dengan satu makhluk siluman di depannya ini.

Jungkook menepuk pundak Taehyung. Dia mengedipkan matanya perlahan. Dia tau apa yang tuannya itu pikirkan. Dia saja tak menyangka jika kedua siluman itu akan mengambil peran seperti ini. Mereka cukup pintar juga ternyata. Yah sepertinya itu mudah saja bagi mereka karena mereka sudah lama mengikuti Taehyung dan yang lain. Jungkook jadi harus lebih waspada. Baginya jika Taehyung merasa ada yang tak beres atau harus meningkatkan kewaspadaannya itu artinya dirinya juga harus lebih menajamkan kepekaannya berkali lipat dari tuannya itu. Jungkook tak ingin kalau Taehyung harus menanggung ini semuanya sendiri.

"Tak apa. Mereka akan baik-baik saja." Bisik Jungkook menenangkan. "Aku akan selalu ada untuk membantumu. Kau tak perlu khawatir tuan."

Taehyung menatap tajam Jungkook. "Kau bilang apa? Kau lupa?"

Jungkook mengusap tengkuknya. Dia lupa karena kelepasan memanggil Taehyung dengan tuan. "Maaf Taehyung."

"Kenapa kalian bisik-bisik?"

"Ingin tau saja kau hyung!"

Hosoek terkekeh. "Lebih baik belanja saja sana! Ajak Jimin sekalian."

"Belanja? Bukannya masih ada persediaan?"

"Yah, kau tak liat hari ini kita kedatangan tamu?"

"Ya baiklah. Aku akan pergi dengan Jungkook saja."

Taehyung langsung berdiri dan menarik Jungkook meninggalkan semua hyungnya itu. Iya, sekarang Yoongi dan Namjoon hyungnya juga kan?

"Apa yang ingin kau beli?"

"Tidak tau. Kira-kira masak apa ya? Aku tak bisa memasak. Biasanya Seokjin hyung yang pergi."

"Bagaimana kalau kita menghubungi Seokjin hyung dulu saja?"

Taehyung mengangguk. Dia segera mengeluarkan handphonenya untuk menelpon Seokjin. Setelah keluar dari kamar Jimin, hyung tertuanya itu langsung meninggalkan rumah. Sepertinya dia ke kampus.

"Ayo! Aku sudah mendapatkan listnya!"

Jungkook mengangguk. Dia mengekor di belakang Taehyung. Membantu membawakan keranjang belanjaan dan mengikuti tuannya ke sana ke mari mengambil bahan makanan.

Lebih dari satu jam mereka berbelanja. Sebenarnya Taehyung juga kesulitan untuk mencari bahan yang sudah di list oleh Seokjin.

"Sudah semua?" Jungkook mengangkat kedua tangannya yang menggenggam kantung berisi belanjaan mereka tadi ke udara.

Taehyung mengusap tengkuknya. "Yah jika aku melihat list dari Seokjin hyung sepertinya sudah."

"Kita akan langsung pulang atau kau ingin ke mana dulu?"

"Pulang saja."

Jungkook mengangguk. "Taehyung?"

"Hm?"

"Maaf ya aku tak bisa menggandengmu seperti biasa. Tanganku penuh." Jungkook tertawa.

Iya, Jungkook memang selalu menautkan jemari mereka ketika sedang berada di jalan. Itu sepertinya sudah kebiasaan Jungkook.

Taehyung menundukkan kepalanya. Dia mensejajarkan diri di samping Jungkook. Lengannya dia lingkarkan di lengan Jungkook. "Ayo!"

Senyum Jungkook mengembang. Dia jadi ingin menggoda Taehyung. "Apa kau tidak akan susah? Nanti kantung ini menyenggol kakimu ketika kita jalan."

"Jadi kau tak mau?"

Jungkook terkekeh. "Mana mungkin aku menolak perlakuan manis dari sosok cantik seperti mu."

"Huh! Jalan sendiri saja sana!" Taehyung berjalan lebih dulu meninggalkan Jungkook membuat jin itu tertawa.

"Maaf. Tak ingin menggandeng ku lagi?"

"Tidak!" Kedua tangan Taehyung di masukkan ke dalam saku celananya membuat Jungkook lagi-lagi tertawa.

Jin itu melihat tuannya yang melangkahkan kakinya lebih cepat darinya. Dia tersenyum untuk banyak hal. Tapi senyumnya tak bertahan lama ketika merasakan banyak yang mengikutinya.

Jungkook menghela nafas. Sampai kapan dia harus memakai peredam ini? Jika terlalu sering maka dia harus kembali ke alamnya untuk memulihkan energinya. Andai saja Jungkook mendapatkan gelang izin pengawalan khusus Taehyung dia tidak harus sembunyi seperti ini. Tapi Jungkook sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk segera mendapatkan gelang itu. Dengan cara paksa sekalipun dia akan mengambilnya.

NILA 3-0 || KookV ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora