dua

0 0 0
                                    

"Apa Heika masih belum kembali?". "Ya perdana mentri".

Perdana mentri merupakan orang yang sangat berkuasa setelah raja. Bahkan saat ini dia mengambil alih mentri-mentri yang seharusnya menuruti perintah raja tapi malah lebih menurutinya. Perdana mentri memiliki pikiran yabg sangat licik, haus kekuasaan. Para mentri mengikutinya karna perdana mentri menjanjikan kekuasaan dan harta yang tidak bisa ditolak siapapun yang tidak bisa diberikan rajanya.

Hanya beberapa orang yang tersisa dan masih setia dengan raja yang tau siasat perdana mentri, yaitu menggulingkan tahta raja Fumio.

"Apa kita akan bergerak malam ini perdana mentri?", mentri peperangan, salah satu mentri yang berpengaruh dikerajaan karena para pengawal dan prajurit bergerak atas perintahnya malah mengikuti perdana mentri. "Tidak, jangan sekarang. Firasatku masih kurang baik kalau kita lakulan sekarang".

****

"Toru, Mika hari ini kalian belajar sastra bukan? Kenapa masih disini?", Masuyo bertanya kepada kedua anaknya.

"Aku sudah mengajak nii-sama ibu, tapi dia tidak mau", Mika menjawab,

"Aku ingin disini menemani ibu, sepertinya sakit ibu tambah parah. Kalau aku tidak menemani ibu siapa lagi?", Toru menjawab dengan memelas pada ibunya.

"Tidak Toru, kau harus belajar agar menjadi pangeran yang hebat. Disini banyak dayang yang menemani ibu".

Entah kenapa perasaan Toru tidak enak meninggalkan ibunya bersama para dayang ini.

"Kalau kau menjadi pangeran yang hebat, kau juga akan menjadi raja yang bisa melindungi rakyatnya, dan itu akan membuat ibu bangga nak". Masuyo membelai rambut putra sulungnya, kesehatannya akhir-akhir ini semakin memburuk, dia cepat lelah dan kadang pusing tiba-tiba.

"Kalau nii-sama tidak mau menggantikan ayah sebagai raja, aku bisa menggantikan ayah sebagai raja ibu". Masuyo terkekeh mendengar putri bungsunya.

"kalau Mika ingin menjadi raja, Mika harus menjadi laki-laki dulu", mendengar itu Mika bertanya bagaimana menjadi laki-laki pada ibunya.

"Tidak ada yang bisa merubah laki-laki menjadi wanita, begitupun sebaliknya sayang. Ibu yakin suatu saat nanti Mika akan menjadi Hime yang dicintai rakyatnya, dan akan menjadi ratu hebat bagi kerajaannya. Tapi sebelum itu kalian harus belajar dulu. Pergilah, jangan membuat sensei menunggu."

Dengan berat hati Toru meninggalkan ibunya yang sedang sakit. Toru berjanji dalam hati akan membuat ibunya bangga.

****

Selesai belajar sastra, puisi, dan lainnya, Toru pergi untuk pembelajaran selanjutnya yaitu memanah. Sedangkan Mika harus melanjutkan pembelajaran mengenai seorang Hime.

Toru sampai di tempat dia akan berlatih memanah, sebuah tempat yang sangat luas. Disana diletakkan sejajar sasaran untuk berlatih panahan yang terbuat dari kayu.

Toru sebenarnya tidak suka segala bentuk latihan untuk menjadi pangeran bahkan raja, dia lebih suka bersama ibunya dan mendengarkan ibunya bercerita. Toru menganggap kalau Mika lebih pantas sebagai raja. Seandainya saja Mika laki-laki pikir Toru.

Seorang pria bertubuh tinggi dan tegap berjalan menghampiri Toru. Sambil memegang busur panah ditangan kanannya, dan menyampirkan anak panah dibahunya. Wajahnya penuh bekas luka dan rambut panjangnya menutupi sebagian matanya. Pria yang sangat menakutkan, pasti dia mendapat luka itu saat berperang.

Pria itu membungkuk saat tiba didepan Haru dan memperkenalkan dirinya. "Saya Goro Daisuki. Saya yang akan melatih Ouji-sama dalam memanah, berpedang dan berkuda". Toru hanya menganggukkan kepalanya.

Goro memulai pelatihannya. Bagaimana cara memegang panah yang benar, anak panah yang benar, dan cara membidik sasaran. Goro berkali-kali dibuat kesal oleh Toru karna dia tak kunjung mengerti juga. Toru seperti orang malas yang tidak ingin melakukan apapun.

Tiba-tiba saja Toru teringat senyum menyebalkan gadis pinggiran itu dan itu membuatnya kesal. Setidak nya saat mereka bertemu nanti Toru bisa menghapus senyum menyebalkan gadis itu. Bertemu? Kenapa harus beretemu? Dia gadis yang menyebalkan. Dan Toru sudah bertekad pada dirinya kalu dia tidak mau bertemu lagi dengan gadis itu.

Tiba-tiba saja, suara anak panah mengenai sasaran. Goro langsung memberikan pujian kepada Toru.

Toru memang tidak mengenai sasaran ditengahnya, hanya saja dalam latihan pertamanya Toru bisa mengenai pinggiran kayu yang menjadi sasarannya.

"Tidak buruk Ouji-sama, kau tadi bahkan tidak tau cara memegang busur tapi sekarang kau bisa mengenai sasaran, Heika pasti senang mendengarnya", Goro terus memuji Toru, dan Toru hanya tersenyum.

Haruskah Toru berterimakasih pada gadis itu, karna tidak sengaja mengingatnya Toru bisa mengenai sasarannya. Tapi kalau Toru berterimakasih itu artinya mereka bertemu lagi. Tidak-tidak, lupakan saja kata terimakasihnya, itu murni karna kemampuanku, Toru berusaha keras agar tidak memikirkan Harumi.

****

Sikatsu No Tame Ni (For Life)Where stories live. Discover now