(22)

1.4K 95 6
                                    

"Ibu Jane?" Chanyeol menatap tak percaya saat melihat yeoja itu.

"Chanyeol?" Ibu Jane pun sama.

Chanyeol tersenyum lega. Dia ingat sesuatu.

"Golongan darah Ibu Jane O rhesus negatif. Ibu, donorkanlah darahmu untuk Namjoon?!" Pinta Chanyeol

"Kenapa Ibu Jane,Hyung? Bukankah Ibu Jane itu pengasuh Namjoon Hyung saat kecil?" Pernyataan Jungkook semakin membuat yang lainnya tak mengerti.

"Ayo donorkan." Ibu Jane mengangguk mantap. Lalu ikut Chanyeol ke dalam.

"Nanti aku jelaskan." Chanyeol menoleh ke arah Jungkook.
****
Ibu Jane sudah melakukan transfusi darah. Dirinya masih terbaring lemah di kasur ruangan itu. Kasur yang berdekatan dengan Namjoon.

"Namjoon sudah selamat. Tinggal tunggu dia siuman saja." Perkataan Chanyeol membuat yang lainnya menghela nafas lega.

"Lalu, bagaimana dengan pertanyaanku tentang Ibu Jane tadi?" Jungkook kembali bertanya. Semuanya jadi ikut penasaran.

"Tentu saja golongan darah mereka cocok. Ibu Jane adalah ibu kandungnya Namjoon. Kebetulan golongan darah mereka itu sama." Jungkook menatap tak percaya. Pantas saja, Namjoon terlihat sangat menyayangi Ibu Jane. Tapi apakah dia tahu bahwa Ibu Jane itu ibunya?

"Tapi Namjoon Hyung tak bercerita bahwa Ibu Jane adalah ibu kandungnya."

"Tentu saja. Aku, Appa, dan Ibu Jane menyembunyikan ini. Saat bercerita, pasti Namjoon terlihat begitu rindu pada Ibu Jane,kan? Wajar saja, dia itu Eommanya." Chanyeol menerangkan. Yang lain menyimak.

"Lalu Eomma Namjoon Hyung bagaimana?" Tanya Jungkook lagi.

"Jadi begini. Saat melamar pekerjaan, Ibu Jane itu masih muda dan sangat cantik. Appa ku tergoda akan kecantikan Ibu Jane. Hingga suatu malam, Appa melakukan itu pada Ibu Jane.

Kebetulan, berbarengan dengan hamilnya Ibu Jane, Eomma juga sedang mengandung calon adikku. Mengetahui Ibu Jane juga hamil, Eomma tak curiga bahwa sebetulnya dia hamil oleh Appa. Eomma-ku menyangka bahwa itu adalah anak Ibu Jane dan suaminya, padahal suami Ibu Jane itu mandul.

Hingga akhirnya, mereka kontraksi secara bersamaan. Kebetulan sekali. Ternyata, adikku itu meninggal. Sedangkan Namjoon, dia selamat. Appa tahu bahwa Eomma mengidap suatu penyakit dimana saat dia terkejut, dia akan langsung kritis.

Appa membujuk agar Ibu Jane mau memberikan Namjoon pada Eomma-ku. Ibu Jane sangat keberatan, awalnya dia menolak. Tapi, Ibu Jane memberi syarat pada Appa.

Ibu Jane yang harus mendidik dan mengurus langsung Namjoon. Appa menyetujuinya, karena itulah Appa mengajak Eomma untuk bekerja juga di perusahaannya.

Ini dilakukan Ibu Jane supaya Namjoon lebih menyayanginya di banding menyayangi Eomma. Dia berharap jika suatu hari, Namjoon akan membanggakan dirinya.

Aku mengetahui ini karena saat kecil, Namjoon juga pernah celaka dan membutuhkan donor darah. Hanya Ibu Jane yang cocok. Dan Hingga kini, Eomma-ku tak tahu jika Namjoon adalah anak kandung Ibu Jane." Jelas Chanyeol dengan rinci.

"Aku mengerti sekarang. Tapi Namjoon Hyung tak pernah cerita kalau dia punya kakak." Jungkook masih penasaran.

"Terakhir aku bertemu dengannya itu 5 tahun yang lalu. Dia sangat marah karena aku lebih memilih kuliah kedokteran di Jepang dibanding menemaninya. Aku pun tak tahu apa reaksinya saat melihat diriku." Chanyeol menunduk.

"Namjoon marah padamu?" Tanya Jin.

"Semenjak Ibu Jane pergi, Namjoon hanya punya diriku. Dia marah karena jika aku pergi, maka dia akan benar benar sendirian." Chanyeol tersenyum nanar mengatakan kalimat itu.

"Dokter, pasien sudah siuman." Seorang perawat keluar dari ruangan Namjoon dan membawa kabar bahagia.

Chanyeol dengan cepat memakai masker dan kacamatanya. Bangtan mengerti alasan Chanyeol melakukan itu.

"Syukurlah,Namjoon. Kau sudah sadar. Kenapa kau tak hati hati? Jadi begini,kan?" Ucap Jin sambil tersenyum.

"Ahjussi, untuk kali ini, jangan dulu tanyakan hal berat pada pasien." Chanyeol berkata seolah tak kenal pada para Bangtan.

Chanyeol melenggang pergi. Tapi langkahnya terhenti oleh sebuah suara.

"Tunggu! Sepertinya aku mengenalmu." Namjoon memperhatikan Chanyeol baik baik. Chanyeol hanya berdoa supaya adiknya itu tak marah jika mengetahui dirinya.

"Chanyeol Hyung?" Namjoon menebak. Akh, benar sekali.

Chanyeol berbalik, "Aku bukan Chanyeol,Ahjussi." Namja itu mengelak dengan menyamarkan suaranya.

"Penolakanmu membuatku semakin yakin bahwa kau itu Hyungku." Mata Namjoon berkaca kaca.

Tanpa ba bi bu, Chanyeol memeluk tubuh Namjoon erat. Dugaannya salah, ternyata Namjoon tak marah pada Chanyeol. Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa mulai berlinang.

"Sudah ku duga bahwa kau akan pulang,Hyung." Namjoon masih menangis di pelukan Chanyeol.

"Maafkan aku,Namjoon." Chanyeol masih memeluk erat tubuh adiknya itu.

Dari seberang, Ibu Jane tersenyum dengan setetes cairan bening mengalir ke pelipisnya. Namjoon melirik ke kasur di dekatnya, "Jane Eomma? Apa kau sakit?" Tanya Namjoon panik.

Ibu Jane hanya menggeleng, lalu tersenyum.

Namjoon mencoba bangkit namun di tahan oleh sahabat sahabatnya.

"Eomma kenapa menangis? Aku baik baik saja,Eomma." Namjoon mencoba tersenyum tegar.

"Eomma tak apa apa, Namjoon sayang. Yang terpenting sekarang kau sehat." Ibu Jane berkata begitu lembut dan hangat. Dalam hatinya, dia menangis karena Namjoon masih menganggapnya sebagai ibu angkat.

"Tenanglah,Namjoon. Ibu Jane yang telah mendonorkan darahnya untukmu." Ucapan Suga membuat Namjoon sedikit melongo.

"Bukankah golongan darahku sangat langka? Dan golongan darah Ibu Jane sama denganku?" Namjoon berkata penuh tanda tanya.

"Ini kebetulan,Namjoon. Ketika kamu sembuh, aku akan menjelaskannya." Chanyeol menoleh ke arah Ibu Jane. Yeoja itu hanya tersenyum sambil mengangguk.

Namjoon menatap Ibu Jane, "Terima kasih,Eomma. Aku selalu berharap kalau kau adalah ibu kandungku."

Ucapan yang begitu menusuk hati seorang Ibu Jane. Ucapan yang membuat batin Ibu Jane ingin menjerit sekeras kerasnya.

"Sayang, andai kau tahu. Aku ini ibu kandungmu. Aku bersyukur karena kau begitu menyayangi dan menghargai diriku. Aku tak menyesal melahirkanmu. Semoga Chanyeol segera menjelaskannya padamu."

-Margaretha Jane Kim

Halo readers...

Aku selalu meminta pendapat dan saran kalian ya.. pintu komen selalu terbuka dan tak akan aku acuhkan.

Ambil hikmah dari chapter ini,ya..

Untuk new readers.. ku ucapkan selamat datang. Semoga kalian bisa stay di ff ini.. sekian,bye!!

See you,
Author

For You-Blacktan [END] Where stories live. Discover now