10; Pacar datang

1K 136 22
                                    




*



Sedikit-sedikit gue mulai nata barang-barang gue. Belum ngomong lagi sih sama om-tante. Belum sempet.

Yakin gak yakin gue harus punya keputusan. Gue gak mau menanam perasaan yang buahnya gak bisa gue petik. Gue harus buang jauh benih-benih yang mungkin akan tumbuh disela keadaan gue.

Tunggu! Suara motor bang Yoongi, tuh. Gue intip dari jendela kamar.

Perih. Ya, itu yang tiba-tiba gue rasain saat lihat bang Yoongi. Pasalnya, dia gak sendiri. Dia bawa pacarnya. Mereka keliatan seneng banget. Ketawa-ketawa mesra.

"MA! MAMA!"


Itu teriakan Bang Yoon. Apa gue kudu nyapa?

Nanti ajalah. Tante di dapur kok.

"Na, tolong jagain masakan tante"  tante manggil gue dari balik pintu.

Gagal sudah niat hati mau sembunyi. "Ya, tante"

Segera tuh gue ke dapur. Tante nyambut calon menantu dulu. Sialnya gue gak denger mereka ngomongin apa.

Yodahlah. Nahan perih aja di sini. Siapa tau dapet inspirasi nulis FF.

"Na, buatin minum dulu dua. Biar ini tante yang lanjutin"

Gue noleh, iyain aja yakan?

"Ya, tante"

"Dari tadi kamu kok iya-iya aja"

Sambil ambil gelas gue jawab. "Hehe,,, terus mau gimana, tante?"

"Kamu kenal sama pacarnya bang Yoongi? Katanya satu sekolah sama kamu?"

"Gak, tante. Tapi, mungkin sering lihat. Kenapa, tan?  Cantik, ya?"

"Yaaa, cukup cantik"

"Kok cukup, tante?"

"Katanya cantik itu relatif. Kamu juga cantik, kok"

"Di lihat dari atas namsang tower ya, tan?"

Tau kan makna kata 'kok' di akhir kalimat?. Itu artinya ada kebohongan di dalam kalimat itu. Ada keraguan yang tersembunyi. Bisa juga jadi pesan perbandingan. Ya gak?



Abis itu gue bawa dua minum sama kue yang udah di siapin tante. Dengan hati yang teriris gue coba buat nekan hati gue. Gue harus bersikap biasa aja. Ya, kan?


"Di minum, mbak" itu kata gue sambil letakin minum sama kue itu.

Mencoba ramah sama pacar gebetan.

Eh, tunggu. Gebetan? Gue kan gak ngegebet bang Yoon.

"Eh, tunggu. Kok gue kayak gak asing ya sama lo? Kita pernah ketemu, ya?"

"Dia satu sekolah sama kamu"

Bahkan bang Yoon pake aku-kamu ke dia. Gak kayak ke gue. Gue-lo.

Gue cuma senyum kecil. Udah gak tahu lagi mau gimana. Sakit udah, itu aja. Apalagi lihat mereka duduknya rapet banget. Bahkan bang Yoon megang tangan pacarnya. Terus di ayun-ayunin di bawah meja.

"Kita satu sekolah? Pantes gue gak asing. Kelas apa?"

"3A"

"Oh. Berarti kapan-kapan gue bisa cari contekan ke kelas lo dong? Hehe"


"Bisa jadi"








•••

Skul Luv Affair; Bukan Fanfiction / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang