16; Angan itu

1K 143 95
                                    







*







Dan untuk pertama kalinya, aku dapat beriringan dengannya. Sejajar satu langkah bersamanya.

Rasanya tegang sekali. Hingga aku hanya berani menunduk memandangi kaki kami yang melangkah.

"Mau makan?"

Tanyanya lembut.

Aku sedikit gelagapan kala pertanyaan itu muncul dari mulutnya. "T-terserah saja"

"Baiklah! Ikut aku!"

Sebuah keajaiban, dia menggenggam tanganku. Menariknya untuk mengikuti kemana dia akan berjalan.

--







Gue cuma bisa ngewujudin semua itu dalam FF. Yang justru dapat respon cukup banyak. Semisal,

'Ciee yang udah berani pegang-pegang'

'Gitu dong sug, jan jual mahal mulu'

'Akhirnya jalan juga'

'Duh, sweetnya'

'Baper daku'

Masih banyak lagi komen-komen aneh di akun gue. Tapi, seru. Bikin senyum-senyum sendiri.


"Emang mau kemana, sih?"

"Ketemu temen-temen"


Gak. Gue gak seberani itu buat nerima ajakan bang Yoongi. Gue mau jadi apa kalo ikut?

Temen bang Yoon ganteng semua. Keren pula. Mau taruh mana muka ancur gue? Yang ada bakalan kena ejek. Kan malu.

"Emm, gak usah. Mau bantu tante aja. Lagian, abis ini mau langsung balik ke kos"

Itu jawaban gue. Padahal kesempatan, kan?

Tapi, ini bukan dunia FF seperti yang gue tulis. Nanti kalo udah ketemu temen-temen bang Yoon, terus gue mau ngapain? Belum lagi, pacarnya tau terus salah paham sama gue. Gue mikir ke sana juga kali.

Karena semisal itu terjadi, gak mungkin bang Yoongi ngebela gue. Semisal, "Aku yang ajak dia. Bukan dia yang mau. Kalo kamu kayak gini. Cemburuan gini, kita putus"

Gak. Gak mungkin bang Yoongi bilang gitu kaya di FF. Yang ada, "Maaf, sayang. Bukan gitu. Aku ajak dia karena suruhan mama"

Karena di situ saya akan merasa bersalah.

Lagi, gue mau bilang ini bukan FF yang nanti temen bang Yoon bakalan bilang, "Cewek di samping lo cantik juga. Kalo lo gak mau, buat gue aja"

Itu semua gak akan terjadi. Firasat gue aja gak enak. Pasti kalo gue terima ajakan bang Yoon, bakalan ada masalah. Biasanya sih firasat gue 89% bener.






"Na, tidur sini aja. Udah gelap. Gak usah balik ke kos"

Saran tante yang keliatan khawatir. Tapi, buat apa gue di sini? Mau buka luka lama? Mau mengenang derita?

No. I can't do this.

Sok ngInggris, sww.

"Gakpapa, tan. Takutnya besok pagi malah telat berangkat sekolah. Soalnya buku sama seragamnya kan gak bawa"

"Yaudah. Tunggu Om, ya? Biar antar kamu?"

"Gak usah, tan. Om pasti capek"

"Masa kamu kesana sendiri? Mana bang Yoongi lama lagi"

"Tadi, ke sini juga sendiri. Berarti kesananya juga sendiri, dong. Hehe"

"Lihat! Langitnya mendung. Nanti hujan di jalan gimana?"

"Makanya, mau balik sekarang aja. Sebelum hujan turun"

Iya, termasuk hujan di mata gue. Kalo disana hujan deres. Sulit ngeberhentiinnya.

Akhirnya, setelah sekian alasan gue bisa pamit. Sayangnya, gue ketemu bang Yoongi di depan rumah.

"Mau kemana lo?" Itu yang dia tanya ke gue.

"Balik ke kos"

"Udah malam gini?"

"Iya. Gakpapa"

"Emang mama gak minta nginep?"

"Minta. Tapi, mau balik aja. Takut besok malah telat ke sekolah"

Gue tau, bang Yoongi gak mungkin nawarin buat ngantar gue. Jadi, gue juga gak akan berharap.

"Pamit, bang. Eh-, Sori, tapi gue lebih enak panggil bang dari pada sebutan lain"


Makasih ya, bang. Udah ngajarin gue rasanya sakit hati. Walaupun belum pernah ngerasain dicintai.








•••

Skul Luv Affair; Bukan Fanfiction / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang