9. Kenalan, Kuy!

1K 176 14
                                    

Kedua pasang mata itu saling bersitatap. Meninjau dari atas sampai bawah bak seorang mertua mengamati calon menantu. Sama-sama menilai satu sama lain. Sementara dua orang lain yang duduk bersampingan di sisi kiri tak luput saling melirik. Satu di antaranya menyengir begitu mendapat pandangan penuh tanda tanya.

"Lo ajak dia juga?" Keyshia bersuara. Menunjuk Mika yang menunduk menutupi wajah dengan rambut. Terintimidasi oleh tatapan tajam gadis itu.

"Iya. Ayo kenalan. Mika ini Keyshia. Nah, Keyshia ini Mika." Ola menuntun tangan kedua orang tersebut agar saling berjabat. Namun, tangan Mika berakhir menganggur sebab alih-alih membalas, Keyshia justru berdecak keras.

Sharga menggelengkan kepala. Menarik ujung seragam Ola membawa gadis itu supaya mendekat. Mereka menjauh untuk beberapa saat dengan duduk di kursi panjang yang sama namun memberikan sekat lumayan jauh.

"Tim lo agak meragukan," bisik Sharga.

Ola meringis. Mencuri-curi pandang pada Keyshia yang terlihat lebih mendominasi sedangkan Mika berkali-kali menoleh menyuruh Ola agar kembali ke tempat—yang tentu Ola balas sebentar menggunakan bahasa tubuh. "Ah, perasaan lo aja kali," ujar Ola, menyengir menutupi.

"Mereka nggak akur."

"Mungkin karena belum sama-sama kenal, jadinya canggung. Tunggu beberapa hari lagi deh, pasti bakalan akrab."

"La!"

Panggilan lantang yang berasal dari suara berat milik Keyshia membuat Ola sontak menolehkan kepala dan memasang senyum selebar mungkin sebelum kemudian menjawab, "Iya, Keyshia?"

"Lo nggak salah milih nih anak jadi anggota tim kita?" Keyshia menggerakkan dagu, mengarahkan ke Mika. Gadis itu mengubah posisi menjadi duduk menyandar dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Dia bisa apa, kerjaannya aja cuma ngintilin anak-anak hits doang," lanjut Keyshia.

"Ha?" Ola menepuk pelan lengan Sharga, memberi pertanda bahwa dirinya harus menengahi kedua orang itu. "Anu, gini, Key..." Gugup tidak tahu harus menjelaskan bagaimana, Ola menggaruk tengkuk leher. Pandangannya tertuju ke Sharga. Mencari pertolongan. Namun, Sharga justru menggidikkan bahu membuatnya mendengkus dan dengan terpaksa duduk di tengah-tengah Keyshia serta Mika. "Mika ini kebetulan teman SD gue. Dia pintar nari, loh!"

"Oh, ya?" Keyshia bertanya. Nada suaranya tak yakin. "Coba gih, nge-dance depan gue."

Mika yang tadinya menunduk jadi mendongakkan kepala dan melebarkan mata diberi perintah dadakan seperti itu. "La," desisnya pada Ola. Mika menggelengkan kepala, memberi tahu Ola kalau dia tidak bisa.

Ola menggerakkan kedua kaki kebingungan. Keyshia masih menatap Mika. Menunggu Mika berdiri untuk menunjukkan bagaimana skill dance yang gadis itu miliki. "Lo nggak bisa nge-dance?" cetus Keyshia sebab Mika tidak bergerak sama sekali.

"Mika ini spesialis tari tradisional, jadi buat dance masih agak kurang. Tapi tenang aja, dia pasti bisa kok. Dia mau belajar. Iya kan, Mik?" Ola menyenggol Mika, menyuruh Mika mengangguk mengiakan. "Mik...."

"I--iya," jawab Mika, takut-takut.

Ola tersenyum semringah. Keyshia yang mendengar jawaban itu pun melengos kasar. Acara pertemuan pertama yang diadakan sewaktu istirahat tersebut bertempat di kantin sekolah. Niat Ola untuk mengakrabkan kedua orang itu. Namun, Keyshia justru seperti mengibarkan bendera perang pada Mika.

"Kalian mau ambil tema apa?" Sharga yang tadinya hanya diam memperhatikan mulai bertanya untuk menanggalkan sedikit kecanggungan di antara mereka.

"Tema?" ulang Ola. Belum berpikiran sampai sana. Oleh maka itu pandangannya kontan berpusat pada Keyshia yang mungkin lebih mengerti. Tetapi, Keyshia malah balik melihat dengan penuh tanda tanya.

Fangirl Effect [telah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang