Pelataran Dermaga
Depamu terentang sejauh pelayaran petang
Perahu-perahu kepalang bertabur gersang
Setumpuk risau mendayung-dayung riang
Menyambut datang yang terlambat menyuguh malang
Menggulita di tepian arang, berlomba terbakar garangIngatkan buih pada kawannya yang terpecah di pesisir pantai?
Berkejaran menyuguh peluk yang terkulai
Melupa renjana yang terlalai
Merindu kata di atas serat kayu menguntaiDiam-diam aku berpikir
Selepas pandang yang tak menjala angin semilir
Terembus bayang-bayang senyum getir;
Peraduanku hampa dan waktu maju sehilirKau tertambat di pusaran air kala puisiku lahir
Dan kuabadikan kau di larik terakhir
Ketapang, 1 Desember 2017Sumber gambar di media:
https://pin.it/x4ydwdytg3p62u
YOU ARE READING
Time Corner [Antologi Puisi]
PoetryKuberi tahu kau tentang cara memeluk yang paling sakral; tentang cara mencintai paling romantis; tentang cara menggenggam tangan yang entah berada di mana; tentang cara membingkai seseorang yang entah siapa untuk kau simpan di relung jiwamu. Puisik...