BAB 07 - Penawaran

1.6K 171 8
                                    

Sejak pertemuan aku dan Vita dua hari lalu pada malam hari, aku semakin jarang bertemu atau bahkan mengobrol dengan Vita. Tak seperti biasanya, apartemennya pun lebih sering di kunci. Seperti hari ini. Aku berniat mengajak Vita keluar untuk sekadar berjalan-jalan di taman kota pada musim gugur ini, namun Vita tak mengangkat panggilan dan apartemennya lagi-lagi terkunci rapat. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri.

Ketika berada di dalam taksi, aku mendapat panggilan dari Gian.

"Halo, Ian."

"Kamu lagi ngapain?"

"Duduk di taksi."

"Mau ke mana?"

"Trafalgar Square."

"Sama Vita?"

"Nggak. Vita gak ada di apartemennya."

"Oh, ya udah nanti aku jemput pulangnya ya? Kabarin aku."

"Eh, nggak usah. Kamu kan hari ini tugas."

"Di sini banyak Dokter lain kok, aku bisa ninggalin rumah sakit sebentar."

"Gak apa-apa Ian, aku sendiri aja."

"Pokoknya kabarin aku ya. Aku tutup dulu, ada pasien."

"Oke. Semangat yaa!"

"Terima kasih. Kamu hati-hati"

"Oke siap."

Kemudian panggilan terputus. Aku menatap jalanan dan keramaian kota siang itu. Hingga sampailah di trafalgar square, yaitu alun-alun yang berada di bagian pusat London. Alun-alun itu di gunakan untuk mengenang pertempuran trafalgar, yaitu pertempuran laut dimana kapal perang angkatan laut inggris memenangkan perang napoleon.

Saat ini cukup ramai orang-orang yang mengunjungi alun-alun. Mungkin, karena cuaca sangat mendukung. Aku menuliskan beberapa poin untuk aku jadikan sebuah cerita kemudian kembali berjalan-jalan menikmati suasana musim gugur yang sangat menyenangkan.

°°°

AUTHOR POV : ON

Gisyara
Gian, aku udah selesai. Tapi kalo kamu sibuk, aku bisa naik taksi.

Jangan, aku kebetulan lagi jam istirahat. Tunggu di sana. Aku berangkat.

Gian bergegas keluar ruangan, kemudian tak sengaja berpapasan dengan dokter lainnya.

"Gian, where are you going?"

"saya harus menjemput seseorang ed, can you help me something?"

"apa itu?"

"Jika ada yang membutuhkan tenagaku, bisakah kamu menggantikannya sebentar? Aku hanya takut jika macet di jalan."

"Oh itu soal mudah."

"Terima kasih banyak. Kalau begitu saya pergi dulu."

"Oke. Hati-hati."

"Terima kasih."

Gian berjalan hingga sampai di baseman. Ketika ia melajukan mobilnya untuk keluar basement, sebuah mobil menyerempet bagian depan mobil Gian. Padahal, Gian sudah sangat hati-hati karena Gian sadar bahwa jalan menuju basemant tertutup oleh pepohonan, mungkin si pengemudi yang menyerempet mobil Gian tidak tahu mengenai rumah sakit ini.

Pengemudi yang menambrak mobil Gian, akhirnya keluar dari mobilnya. Gian ikut keluar, Gian menatap lelaki berjas rapi berlari kecil ka arahnya.

"Sorry, Sir. Saya tidak tahu jika ada jalan ini, tapi saya akan bertanggung jawab soal ini. Anda bisa menghubungi kantor saya untuk meminta ganti rugi. ini kartu nama saya."

After INTUISI [End]Where stories live. Discover now