Bab 28 : Penyatuan

339 16 0
                                    

Ada orang bilang setiap pagi hari seseorang itu mempunyai kesan nya sendiri. Mungkin itu pagi yang menyenangkan atau sebaliknya. Untuk pagi yang kurasakan saat ini termaksud kategori sebaliknya. MENGENASKAN...

Dari malam aku menutup mata untuk bertemu dengan bunga tidurku sampai aku bangun lagi tetap dengan situasi yang sama, SENDIRI.
Aku hanya ditemani semua benda mati yang ada disetiap sudut dari ruangan ini. Kemana perginya suami bocah ku itu, itu yang pertama aku pikirkan. Terakhir dia menanyakan keberadaan ku saat di halte bus, dan sampai sekarang tidak ada kabar berita lagi. Nomor nya tidak bisa dihubungi, bertanya pada rama yang ada dia bertanya balik kepadaku. Sungguh aku kesal berada di situasi ini. Bukan, aku lebih khawatir karena tidak tau dimana keberadaan nya.

"Lan, kamu udah mau ke kantor, gak sarapan dulu sayang?"

Pertanyaan mama sarah yang datang dari dapur memberhentikan langkahku menuju pintu keluar rumah. "untuk hari ini sarapan di kantor aja ma, aku terlambat bangun."

" yaudah ini." Mama sarah memberikan kue yang dibawanya padaku."kamu makan roti yang baru mama buat aja sekarang,lumayan buat isi perut sebelum sampai di kantor kan."
Aku langsung memakan nya.

" Makasih ma, kue nya enak".

" Mama udah tau kok rasanya pasti enak." Mama sarah ikut memakan kue buatannya sendiri. "sayang, tadi mama keruangan kerja papa dulu, karena ada berkas yang dibutuhkan sama raka selama papa diluar kota, dan mama lihat romeo tidur disana. Kamu lagi ada masalah sama dia?"

aku tidak tau harus menjawab apa atas pertanyaan mama. " gak apa-apa kalo kamu belum mau cerita ke mama sayang, tapi satu hal yang harus kamu ingat, kalo kamu disini bukan cuma sebagai menantu mama, tapi juga anak perempuan dirumah ini seperti Lizaa. Kamu gak sendiri sayang."

Perkataan mama sarah membuat aku terharu dan merasa sangat berarti dirumah ini. Aku memegang sebelah tangan mama sarah "Ma, aku bukan nya gamau cerita. Aku hanya bingung dengan yang sedang terjadi. kemarin sore romeo nanya aku dimana setelah itu dia gaada kabar dan gak bisa dihubungi sampai pagi ini. Maaf ma, mungkin romeo marah karena paginya aku memang pergi kekantor gak sama dia terus pamit cuma dengan sebuah note"

" Mama yakin bukan karena itu sayang. ck, dasar anak itu memang keterlaluan. Dia pikir semua orang bisa tau apa yang sedang dia rasakan tanpa diberitahu. Bisanya cuma memendam aja sendirian. Kamu yang sabar ya sayang sama romeo." Ucap mama sarah sambil mengusap pipi kanan ku.

"Ma, mana berkas untuk rapat yang aku minta?" ucap raka yang turun dari tangga.

"itu ada dimeja. kamu udah mau ke kantor juga kan ka?"

" iya ma."

" bisa sekalian antar mariska?" tanya mama sarah. Aku memainkan jari ku, berharap raka tidak sempat karena akan mengadakan rapat.

"gausah ma, ra...mas raka pasti terburu-buru karena ada rapat pagi ini." aku memberanikan diri untuk bicara.

" Bisa kok ma. Lagian rapatnya gak akan mulai kalo aku belum disana." Ucap raka sambil melihat ku seperti mengatakan maaf kali ini kamu kalah "Yaudah ma kami pergi dulu" Raka mencium pipi mama dan aku mencium telapak tangan mama sarah.

******
Keadaan kantor hari ini jauh dari kata bersahabat karena ada nya proyek baru yang harus diselesaikan. Itu tentunya juga mempengaruhi bagian accounting karena segala bentuk laporan keuangan harus juga diselesaikan dengan lengkap dan terperinci yang tentunya ada hubungan nya dengan proyek baru itu. Jam makan siang pun terasa begitu singkat karena kejar target. Aku kembali didepan komputerku, fokus pada laporan yang harus aku selesaikan, tapi ponselku bergetar bukan panggilan masuk, tapi sebuah pesan.

Cinta MariskaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora