Chapter 24 : Trice

418 124 96
                                    

Author's POV

Jalanan Kota Seoul begitu padat merayap hari ini. Klakson mendecit di seluruh pelosok, menandakan sudah banyak yang tak dapat menahan emosinya. Padahal, ini belum pukul 8 pagi. Matahari turut menyumbang perannya; memanaskan keadaan. Keringat telah bercucur dari para ayah yang mengantar buah hatinya ke sekolah, ataupun para wanita tua yang sedang menggoreng ayam di kios tepi jalan. Semuanya begitu terbakar emosi.

Hentakan kaki dan lengan telah menyeruak dari salah satu ruangan di gedung salah satu agensi terbesar di Korea Selatan sejak fajar. Para remaja sedang berjuang untuk mewujudkan mimpinya dengan berapi-api pula, berusaha memberi kesan terbaik bagi para pelatih yang terus bertepuk tangan agar tidak berhenti. Atmosfer agensi ini selalu lebih panas daripada jalanan semata.

Namun, segala hal tersebut tunduk dengan seseorang yang berada di dalam ruangan terluas dalam gedung itu. Seorang pria yang berada di penghujung usia 40an-nya, terasa bak iblis yang memancarkan seluruh unsur apinya. Kim Youngmin—nama pria itu.

Tepat di tengah pandangannya, dua kursi berjajar rapi. Bukan itu yang menjadi pusat atensi Youngmin, melainkan lelaki muda berkaos hitam ketat yang duduk di sisi sebelah kirinya—Park Chanyeol.

Chanyeol sendiri tak merasa kerasan memandangi wajah atasannya secara terus-terusan seperti saat ini. Kedengkiannya terhadap pria yang hampir setengah abad itu selalu membuncah setiap kali ia mendengar curahan hati teman segrupnya mengenai pendapatan yang tak sepadan dengan keringat yang telah mereka curahkan untuk beraksi di atas panggung hampir setiap harinya.

Masa muda yang hilang, cerita asmara yang selalu kacau, kehidupan yang selalu di bawah lensa kamera.. Apalagi yang dapat menjadi lebih buruk dari semua ini?

Beberapa lembar foto berukuran 5R melayang bersamaan di udara, kemudian mendarat di bawah kaki Chanyeol. Si rapper EXO memicingkan kedua matanya, kemudian menarik napas panjang. Ia tahu setiap kata yang akan keluar dari mulut Youngmin satu menit lagi. Ia tahu semua resiko yang harus ia hadapi dengan masih berurusan dengan gadis itu. Chanyeol tak mengambil pusing, ia tak pernah mempedulikan posisinya sekarang, sungguh.

"Kau tahu kau sedang bermasalah dengan apa?" Youngmin menyentak. Gelas yang berisi espresso pun berguncang hingga menetes di atas meja marmer yang adalah meja kerjanya.

Tak sepatah katapun keluar dari bibir Chanyeol. Ia hanya menatap ujung sepatunya, sembari membayangkan betapa paniknya roman Sunhee setelah menyadari kilatan kamera tertuju padanya. Kaki Chanyeol langsung menginjak pedal gas dan keluar dari parkiran toko olahraga tersebut, hingga hampir menabrak seorang penggemar—well, atau sasaeng.

Masih terngiang di pikiran Chanyeol betapa buruknya tangisan Sunhee sepanjang perjalanan pulang ke flat, berteriak ingin diturunkan di pinggir jalan di mana puluhan gadis sudah bersiap dengan iringan mobil untuk mengejar Mercedes Benz nya.

"Kau tak dapat menjawabnya? Kau itu bodoh sekali, ya?! Aku bertanya sekali lagi. Apakah kau tahu kau telah berbuat apa?!"

"Aku hanya membantu seorang teman perempuan. Apakah itu sebuah kesalahan?" Chanyeol menaikkan kepalanya, menatap manik mata Youngmin dengan tajam.

"Kau benar-benar cari mati. Tidakkah kau tahu, akibat tingkahmu yang kekanak-kanakkan itu, saham perusahaan turun hingga 10 persen?"

"Dia dikeroyok orang asing, membutuhkan perawatan, ditinggal pacarnya tanpa pesan, dan kau masih bilang aku yang membantunya bangkit itu tingkah kekanak-kanakkan? Gila!" Kedua mata Chanyeol membulat, untaian urat di tangannya seketika mengeras.

Mizpah | Park Chanyeol✔️Where stories live. Discover now