-10- Undangan Gita

314 136 81
                                    

***

"Ngapain lo kemarin telepon gue?"

Orang yang dihadapan Arga kini adalah Naufal teman sekelasnya. Dia yang menelpon Arga kemarin, namun saat ditelepon balik justru ditolak.

Naufal menelan baksonya yang telah dikunyah sebelumnya.  "Gue mau bilang, kalau kelas kita dapat undangan ulang tahun Gita, anak dari pemilik sekolah SMA Pancasila."

"Kenapa pas gue telepon balik, lo malah tolak panggilannya?"

"Kepencet," Jawab Naufal asal merasa Arga justru menganggu makannya.

Arga menatap Naufal curiga, namun tepat saat itu pesanan Arga datang.

"Pengumuman buat seluruh penghuni kantin yang ada disini," dan diwaktu yang sama Arga mendengar suara perempuan yang berkoar menggunakan toa, bersama teman-temannya. Dia Gita, anak pemilik sekolah ini. Dalam waktu singkat suara bising kantin berubah senyap.

"Berhubung besok gue ulang tahun, gue akan ngadain party sweet seventeen gue dan akan mengundang seluruh warga SMA Pancasila. Kalau kalian mau datang diwajibkan membawa pasangan, dan pakaian couple dengan pasangannya. Jadi yang gak ada pasangan mending gak usah datang. Sekian, terima kasih."

Begitu Gita dan antek-anteknya pergi, seisi kantin diramaikan oleh suara sesalan bagi mereka yang tidak memiliki pasangan dan ada yang begitu antusias untuk datang kesana.

Naufal menaikkan tatapannya ke Arga. "Jadi, lo mau ikut besok?"

Sekarang Arga pun bingung. Ia sendiri tidak memiliki pasangan. "Gak tau, peraturannya gitu banget harus bawa pasangan. Mending gak usah lain kali aja."

"So, kita tinggal cari pasangan aja, bro. Cewek banyak kok tinggal pilih. Menurut gue party ini pasti dilakuin sekali, dan kalau lo gak ikut, lo mau nyesel?"

Arga pikir ia tidak akan menyesal, mungkin. "Enggak."

"Oke," Naufal bangkit dari kursinya. "Kalau lo berubah pikiran, kabarin gue ya! Gue mau ke perpus,"

Arga mengangguk. Jangan salah, hampir setiap hari jika ada waktu luang, Naufal pasti akan meluangkan waktunya untuk ke Perpustakaan. Entah sudah berapa buku yang ia baca.

Daripada Arga bosan, lebih baik ia kembali ke kelas saja.

***

"Tin, gue bingung mau ikut atau nggak."

Tina mengangguk tak semangat. "Harus banget ya bawa pasangan? Udah kayak acara apa aja." ucapnya lesu.

"Gue juga kesel, mana bajunya harus couple-an kan ribet buang-buang duit!" Anna semakin kesal mengingat aturan pesta ulang tahun kakak kelasnya itu.

"Sombong banget tuh Gita. Nyuruh bawa pasangan, dirinya aja masih jomblo. Cih!"

Sedetik kemudian wajah Tina berubah antusias, "Eh, kayaknya gue udah dapet pasangan deh, Ann!"

Ucapan Tina barusan sontak membuat Anna mengangkat kepalanya. "Hah? Siapa?"

"Gue kan ada Arga. Dia pasti mau pasangan sama gu-"

"Nggak. Pasangan gue Anna."

Pandangan keduanya kini beralih pada cowok bertubuh tinggi yang tiba-tiba bergabung ke pembicaraan mereka.

Anna mendelik. "Lo? Kapan gue bilangnya?"

Anna melirik wajah Tina yang cemberut sekilas. "Lo sama Tina aja, Ga. Besok gue gak bisa datang ke acara ultahnya."

"Gue gak mau sama Tina. Lo harus ikut dan pasangan sama gue!"

Arga tidak sadar jika secara tidak langsung dan tanpa sengaja ia telah melukai hati seseorang.

Tina hanya menunduk diam. Melihat itu, Anna jadi semakin merasa bersalah. Ia telah membuat sahabatnya bersedih.

"Lo gak bisa maksa gue dong, Ga. Gue belum bilang setuju buat pasangan sama lo! Dan besok gue gak akan datang ke acara itu."

Tina yang merasa terasingkan memilih menjauh dengan keluar dari kelasnya menuju kemana saja dirinya bisa tenang. Ternyata benar dugaannya, bahwa cintanya hanya sepihak.

Begitu Tina berlalu, Anna membuang nafasnya gusar. "Arga! Kenapa lo nyakitin Tina? Bukannya lo terima syarat gue buat deketin Tina?"

"Gue gak suka sama Tina, Na! Tolong jangan paksa gue lagi buat deketin dia. Karena cinta gak bisa dipaksa!" setelah mengatakan itu, Arga berlalu.

Baru kali ini Anna melihat wajah serius Arga.  Apa dirinya terlalu memaksa Arga? Tapi apa salahnya, ia hanya ingin membuat sahabatnya bahagia. Tapi justru yang terjadi malah sebaliknya.

***

Sudah direvisi
(Disarankan untuk baca ulang ya, karena ceritanya sangat berbeda dari yang sebelumnya.)

Pendek dulu hehe. Kasian ntar yang baca pada sakit mata. Jadi aku gantungin dulu😳

Minta vote dong!
See u

AnneliseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang