Cinta hanya sebuah kata sampai seseorang memberikan deskripsinya.*-*-*-*-*
"Vanath!"
"Hm"
"Mampir starbucks dulu yuk" ajak Tania.
"Nggak"
Tania mengerucutkan bibirnya. "Pliss, mampir yuk. Gue mau beli sesuatu nih" Tania masih terus membujuk.
Dean hanya mendengus sebal. Ia hanya mengiyakan ajakan Tania dan memasuki salah satu starbucks yang tidak terlalu ramai.
Dean mengernyit begitu mengetahui apa yang akan Tania beli. "Ice Cream?"
Tania tidak menannggapi pertanyaan Dean. Ia masih menatap kagum Ice Cream di depannya.
"Lo mau?" tawar Tania.
"Nggak. Gue Americano dingin aja"
"1 large size chocolate ice cream, 1 ice americano and 2 large size sandwich" kata Tania pada pelayan.
Dean menatap heran Tania. "Nggapain lo beli shandwich?" tanya Dean begitu mereka keluar dari starbucks. Tujuan mereka selanjutnya adalah mall.
"Gue laper" jawab Tania seadanya, ia menikmati sandwich dan juga ice creamnya, begitu pula dengan Dean.
"Thanks ya"
Dean menoleh. "Untuk?"
"Ice creamnya. Kalo gue pergi sama kak Asa ehem, maksutnya Virga, pasti gue nggak boleh makan ice cream" Tania tersenyum. Kini mereka sudah memasuki mall.
Dean bersecih, tak menyangka bahwa ia sudah menjadi korban Tania. "Jadi itu alasan lo ikut gue tadi?"
Tania terkekeh. "Pernyataan lo nggak sepenuhnya salah sih. Gue juga nggak tau, tapi gue seneng kalo bisa deket sama lo" kata Tania enteng.
"Apa?" kaget Dean
"Gue seneng dideket ko karena..." Tania menjeda ucapannya, ia menghembuskan nafas pelan. "Itu karena gue suka lihat lo marah-marah" kali ini Tania tertawa.
"Lo... Ngerjain gue?" Dean tidak tau harus bilang apa lagi.
"Bukan urusan gue" jawab Tania enteng.
Dean merebut ice cream Tania secara paksa dan memakannya hingga habis.
"Kok lo habisin sih. Itu kan ice cream gue" rengek Tania.
"Bukan urusan gue" kali ini Dean membalas ucapan Tania.
Tania mendengus kesal. Mati-matian ia menahan dirinya agar tidak mencakar Dean.
"Thea..."
"Apaan?" balas Tania ketus.
"Nonton yuk" Ajak Dean, sebenarnya Ia merasa agak bersalah pada Tania.
"Nonton apaan? Gue nggak mau nonton film horor"
Dean berdecih remeh "lo takut?"
"Bukannya takut. Emang lo mau buat gue mati kalau hantunya muncul tiba-tiba?" sewot Tania.
Dean hanya cengengesan. "Sorry, gue lupa. Em... Gimana kalau nonton Twilight?"
"Bukannya itu film vampir ya?"
"Nggak serem. Ayo!" Dean lebih dulu menarik tangan Tania.
Setelah dua setengah jam mereka nonton, mereka keluar dari gedung bioskop dengan Tania yang masih berkomentar panjang lebar tentang film.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANATHEA [END]
RandomWARNING: FOLLOW PENULIS SEBELUM MEMBACA! Tania Despina Galathea, seorang cewek cantik pindahan dari New York yang cerewet dan periang, namun memiliki banyak masalah dan rahasia dalam hidupnya Deandika Vanath Prawisra, salah satu most wanted sekola...