💔Emosi💔

91 8 1
                                    

Paginya Ran bangun agak kesiangan. Ia segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Kali ini akhirnya Ran pergi sekolah membawa mobil karena sepedanya belum dibetulkan. Ayah terlihat senang sekali akhirnya kado ulang tahun yang diberikan untuk Ran tidak sia-sia.

"Jadi sekarang Ayah menang nih?" Tanya Ayah girang saat di meja makan.

"Itu kan karena sepeda Ran belum dibenerin aja,Yah." Ran ngotot.

"Yang penting sekarang kamu pakai mobil! Jadi Ayah gak sia-sia beliinny."

"Udah deh,Yah!! Biasa aja ah." Sinis Laras.

"Laras kamu kok begitu sih." Ucap Bunda.

Ayah menghela napas,"Untuk kesekian kalinya, Ayah tanya sama kalian, sebenarnya ada apa diantara kalian? Ayah sama Bubda heran kenapa kalian terus jutek-jutekan gitu? Ayah gak ngerti sama kalian." Ayah mengeluh setengah marah.

   "Ran juga gak ngerti sampai hari ini." Sahut Ran.

   "Nggak ngerti karena lo gak pernah introfeksi diri!" Laras menempali dengan judes.

   "Introfeksi diri untuk sebuah kesalahan yang bahkan gua sendiri gak pernah ngelakuin?" Tuding Ran yang mulai bosan dengan tingkah laku Laras selama 10 tahun ini.

   "Cukup!!!" Bentak Bunda.

   "Bunda gak pernah ngajarin kalian untuk saling membenci. Bunda bener-bener heran sama kalian. Sampai kapan kalian begini?" Tanya Bunda yang emosinya mulai meluap.

    Terdengar bunyi kelontang sendok dan garpu Ran yang jatuh di atas piringnya. Ran pergi meninggalkan ruang makan yang suasananya mulai tidak enak.

"Ran!!" Panggil Bunda tetapi Ran tidak memperdulikannya.

Entah apa yang terjadi di ruang makan sekarang Ran tidak mau perduli. Ia menaiki mobilnya dan meluncur menuju ke sekolah. Ran merasa sudah cukup lelah menghadapi kakaknya itu. Ia bahkan tidak pernah membalas sindiran sinis Laras sekalipun. Ran masih tidak mengerti apa salahnya. Apa benar dibilang Olvie kalau Laras cemburu. Ran terus melaju dengan kencang menuju sekolah. Setelah sampai disekolah Ran segera memarkir mobilnya disamping mobil hitam yang sepertinya ia pernah melihat mobil itu. Mobil itu adalah mobil yang kemarin ia naiki. Mobil itu adalah milik Radika.

Ran tidak langsung menuju kelas. Ia malah menuju kantin. Perutnya lapar sekali karena waktu sarapannya sudah diinterupsi. Dikantin ia langsung memesan makanan kemudian membawa nampan berisi nasi goreng dan es teh. Ia asal duduk di bangku yang kosong. Tanpa Ran sadari ia duduk disebelah Arif dan dihadapannya ada Radika.

Ran langsung menyantap makanan dengan lahap seperti Berhari-hari belum makan tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Laper banget ya, Ran?" Tanya Arif.

Ran kaget setengah malu. Ia baru menyadari kalau disampingnya ada Arif dan dihadapannya ada Radika.

"Sampe gak nyadar kita ada disini." Tambah Arif.

"Gua.." Ran tidak melanjutkan kata-katanya. Ia malah melanjutkan menyantap makanannya. Berusaha untuk cuek karena ia memang benar-benar sedang kelaparan dan emosi tentunya.

"Dia gak laper, tapi emosi." Celetuk Radika.

Ran berhenti makan dan menatap Radika dengan tatapan pebih keheranan, "Darimana lo tau?"

Ran heran sekali kenapa Radika selalu tau apa yang sedang dirasakan Ran. Jangan-jangan dia sebenarnya paranormal lagi, pikir Ran.

"Penting?" Tanya Radika.

"Jadi bener?" Tanya Arif. "ada masalah apa?"

Ran menggeleng pelan. Ia menyeruput es tehnya. Lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Ran?" Cegah Arif sebelum Ran pergi.

Ran menoleh.

"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Arif khawatir.

"I'm fine." Jawab Ran berusaha untuk meyakinkan Arif. Baru setelah itu Ran menuju ke kelasnya.

Ketika tiba dikelas Ran langsung disambut Olvie. Olvie menatap curiga saat melihat Ran lesu.

"Kenapa lo, Ran?" Tanya Olvie.

"Laras. Makin sinis aja sama gua, dan gua masih belum tau apa salah gua!" Keluh Ran sambil mendesah.

"Mau diapain lagi? Orang kayak gitu dibiarin aja deh."

"Gimana rencana lo buat nembak kak Ditho?" Olvie mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kemarin gua dikasih sepatu sama kak Ditho lho."

"Oh ya?!" Olvie antusias.

"Iya, buat pesta reuni SMAnya Ayah sama Papanya kak Ditho." Jelas Ran.

"Wah, romantis banget tuh. Lo ungkapin perasaan lo waktu pesta reuni aja." Usul Olvie.

"Emang rencananya gitu."

"Wahh, semoga berhasil yah." Dukung Olvie.

Ran melamun membanyangkan bagaimana nanti ia akan mengungkapkan perasaannya. Ia masih agak bingung. Ia juga masih berpikir apa ini tidak terlalu cepat sedangkan kak Ditho baru pulang dari luar kota.

✨✨✨✨✨

Tunggu Next nya yaa

🌻Hati yang terluka🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang